Wisuda Arsip - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/category/pendidikan/wisuda/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Fri, 07 Mar 2025 07:03:26 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Aktif Berorganisasi Selama Kuliah, Lintang Berhasil Lulus Sarjana Tercepat di UGM  https://ugm.ac.id/id/berita/aktif-berorganisasi-selama-kuliah-lintang-berhasil-lulus-sarjana-tercepat-di-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/aktif-berorganisasi-selama-kuliah-lintang-berhasil-lulus-sarjana-tercepat-di-ugm/#respond Fri, 07 Mar 2025 06:29:06 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76742 Lintang Sekar Jagad, Lulusan program studi Manajemen Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM berhasil meraih predikat wisudawan lulusan tercepat pada Wisuda Program Sarjana dan Terapan UGM pada Rabu (26/2) lalu. Lintang berhasil lulus dengan masa studi 3 tahun 1 bulan 25 hari dengan predikat cumlaude. Padahal rerata masa studi untuk 1.256 […]

Artikel Aktif Berorganisasi Selama Kuliah, Lintang Berhasil Lulus Sarjana Tercepat di UGM  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Lintang Sekar Jagad, Lulusan program studi Manajemen Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM berhasil meraih predikat wisudawan lulusan tercepat pada Wisuda Program Sarjana dan Terapan UGM pada Rabu (26/2) lalu. Lintang berhasil lulus dengan masa studi 3 tahun 1 bulan 25 hari dengan predikat cumlaude. Padahal rerata masa studi untuk 1.256 wisudawan program Sarjana adalah 4 tahun 3 bulan.

Awalnya, Lintang mengaku dirinya  tidak menyangka akan menjadi lulusan tercepat karena sejak awal dirinya tidak pernah menargetkan untuk bisa segera lulus. “Jujur saya sendiri juga tidak pernah menargetkan untuk menjadi lulusan tercepat, namun tentu saja saya ingin bisa menyelesaikan studi saya dengan tepat waktu,” ujarnya, Jumat (7/3).

Menurutnya, proses kelulusannya merupakan hasil dukungan dari berbagai hal, termasuk teman, keluarga, dan dosen. Secara khusus, Lintang menyebut dosen pembimbingnya, Nurul Dwi Purwanti, SIP, MPA banyak membantu memberikan arahan, dorongan, dan motivasi selama proses pengerjaan tugas akhir.

Lintang mengambil topik skripsi mengenai energi baru terbarukan dengan judul “Perkembangan Tren dan Kontradiksi Kebijakan Energi Baru Terbarukan di Indonesia”. Skripsi tersebut mengulas bagaimana perkembangan kebijakan pemerintah sepanjang tahun 2019-2024 mengenai energi terbarukan serta kontradiksi kebijakan yang muncul dalam kebijakan tersebut. Skripsinya menjadi menarik karena mengangkat urgensi energi terbarukan dari segi kebijakan.

Tak hanya soal masa studi, Lintang juga aktif dalam kegiatan mahasiswa dan proyek mendukung UMKM. Perempuan kelahiran Semarang, Jawa Tengah ini tergabung dalam Tanoto Scholars Association (TSA) sebagai scholarship awardee Beasiswa TELADAN sekaligus mahasiswa aktif dalam berbagai acara Tanoto Foundation. “Dalam organisasi ini, saya berkontribusi dalam beberapa project dan event seperti special webinar, Gelex, dan juga event yang cukup besar bernama Pay it Forward,” ungkap Lintang.

Program Pay it Forward merupakan proyek sosial yang ditujukan untuk memberikan dampak positif secara langsung dan berkelanjutan. Proyek tersebut berkolaborasi dengan UMKM Jogja dan Shopee dalam mengenalkan produk UMKM sekaligus memberikan pelatihan terhadap pelaku bisnis.

Selain itu, Lintang pernah membuat sejumlah policy brief yang menarik. Salah satunya menyoroti kebijakan pariwisata di Yogyakarta berjudul “Optimalisasi Keberlanjutan Lingkungan dan Sosial Budaya dalam Pengembangan Pariwisata di Kampung Prawirotaman”. Menyadari bahwa studi kebijakan publik harus memahami betul kondisi masyarakat, proses pengumpulan data langsung dilakukan pada warga setempat. “Pada saat itu saya dan teman-teman terjun langsung dan meneliti serta mengumpulkan informasi terkait lokasi wisata tersebut,” tuturnya.

Ditanya seputar tips dan trik lulus cepat, Lintang menjawab bahwa pada dasarnya setiap orang mengetahui potensi diri sendiri dan proses yang telah berjalan. Menurutnya perjalanan dalam perkuliahan bukanlah kompetisi dengan siapapun. “Set and focus on your own goals, tetaplah berfokus pada proses diri kita masing-masing. Jangan pernah merasa tertinggal dari siapapun,” ucap Lintang. Pastikan setiap hari selalu berproses, tidak lupa disertai oleh doa di setiap langkah. Lebih penting, Lintang juga berpesan untuk tetap menikmati segala proses yang sedang dilalui.

Menempuh pendidikan di Program Studi Manajemen Kebijakan Publik Fisipol UGM merupakan pengalaman yang sangat berkesan bagi Lintang. Selain memberi wawasan akademik di bidang sosial politik, Lintang bisa memahami dinamika kebijakan dan kondisi politik Indonesia saat ini. “Dengan bekal akademik dan pengalaman yang saya miliki, saya harap saya dapat berkontribusi sekecil apapun untuk politik Indonesia dan memberikan perubahan agar Indonesia dapat menjadi negara yang lebih baik di masa depan,” pungkasnya.

Penulis : Tasya

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Aktif Berorganisasi Selama Kuliah, Lintang Berhasil Lulus Sarjana Tercepat di UGM  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/aktif-berorganisasi-selama-kuliah-lintang-berhasil-lulus-sarjana-tercepat-di-ugm/feed/ 0
Perjuangan Fendryan Gabriel, Anak Pekerja Migran Asal NTT Raih Sarjana di UGM https://ugm.ac.id/id/berita/perjuangan-fendryan-gabriel-anak-pekerja-migran-asal-ntt-raih-sarjana-di-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/perjuangan-fendryan-gabriel-anak-pekerja-migran-asal-ntt-raih-sarjana-di-ugm/#respond Mon, 03 Mar 2025 03:32:17 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76577 Fendryan Gabriel (25), pemuda asal Nusa Tenggara Timur merupakan anak dari keluarga Migran yang lahir di Sabah, Malaysia, namun tumbuh besar di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Meski dibesarkan di tanah perantauan dengan keterbatasan ekonomi, tidak pernah menyerah dengan keadaan untuk menggapai mimpi bisa melanjutkan kuliah ke jenjang pendidikan tinggi. Kini, ia berhasil meraih mimpinya mendapatkan […]

Artikel Perjuangan Fendryan Gabriel, Anak Pekerja Migran Asal NTT Raih Sarjana di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>

Fendryan Gabriel (25), pemuda asal Nusa Tenggara Timur merupakan anak dari keluarga Migran yang lahir di Sabah, Malaysia, namun tumbuh besar di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Meski dibesarkan di tanah perantauan dengan keterbatasan ekonomi, tidak pernah menyerah dengan keadaan untuk menggapai mimpi bisa melanjutkan kuliah ke jenjang pendidikan tinggi. Kini, ia berhasil meraih mimpinya mendapatkan gelar sarjana di Kampus UGM bersama 1.408 lulusan Sarjana dan Sarjana Terapan lainnya yang diwisuda pada Rabu (26/2) lalu di Grha Sabha Pramana.

Fendi, demikian ia akrab disapa bercerita sejak kecil hingga remaja keluarganya sempat berpindah tempat tinggal, sehingga ia mengaku memiliki pengalaman yang unik mengenal budaya dan karakter masyarakat yang berbeda di setiap masing-masing tempat. Setelah menamatkan pendidikan dasar dan menengah pertama di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Malaysia, ia kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMKN 2 Simpang Empat, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Meski telah kembali ke tanah air, Fendi merasa seperti orang asing di negeri sendiri ketika itu. “Bahkan imigrasi sempat mendatangi (keluarga) kami karena ada laporan bahwa kemungkinan ada imigran gelap di sekitar,” kenangnya, Senin (3/3).

Dengan latar belakang pendidikan orang tua yang terbatas, Bapak lulusan SMP dan Ibu hampir lulus SD, Fendi tak membiarkan hal itu meredam impiannya. Di tengah keterbatasan akses informasi tentang pendidikan tinggi, Fendi tetap gigih berusaha. Beruntung, beberapa gurunya di SMK merupakan lulusan perguruan tinggi di Yogyakarta, yang kemudian memberinya inspirasi untuk mengejar pendidikan. Setelah mencari berbagai sumber informasi, ia dengan mantap memilih Universitas Gadjah Mada sebagai tujuan pendidikan tinggi selanjutnya. “Bagai katak di bawah tempurung, saya hanya mendapatkan sedikit sekali informasi perihal jenjang kuliah saat itu di tempat saya,”ujarnya.

Tahun 2019 kemudian menjadi titik balik besar dalam hidup Fendi ketika ia diterima di Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM melalui jalur afirmasi bagi anak-anak TKI. Jalur afirmasi ini membuka jalan bagi siswa-siswa dari latar belakang kurang beruntung untuk bisa mengenyam pendidikan di universitas negeri terkemuka seperti UGM. Ia juga berhasil mendapatkan beasiswa Afirmasi Dikti (ADik) oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

Meski begitu, berbagai tantangan tentu dihadapi untuk beradaptasi di lingkungan baru di Yogyakarta. Namun, hal itu tidak membutuhkan waktu lama baginya untuk bisa merasa nyaman. Berkat dukungan teman-teman asrama, yang sebagian besar juga perantau, proses adaptasi berjalan dengan lancar. Rasa kebersamaan ini membantu Fendi merasa seperti di rumah, jauh dari tempat asalnya di Kalimantan Selatan. Suara gamelan yang sering berkumandang di lingkungan asrama Darmaputera Baciro juga menjadi salah satu kenangan awal yang membuatnya merasa betah. “Petanda yang baik, bukan?,” katanya.

Di awal kuliah, ia fokus pada rutinitas akademik dan menjadi mahasiswa “kupu-kupu” (kuliah pulang kuliah pulang), pada tahun 2022, Fendi mulai aktif dalam berbagai kegiatan kampus. Salah satu pencapaian paling membanggakannya adalah ketika ia terpilih menjadi angkatan pertama yang mengikuti program pertukaran mahasiswa Kampus Merdeka ke Universitas Al-Washliyah, Medan. “Dengan segala kendala dan kondisi COVID-19, puji Tuhan saya bisa menyelesaikannya, Program ini membawa saya pada pengalaman baru yang memperkaya wawasan, baik akademik maupun non-akademik,” ujarnya penuh rasa syukur.

Kegiatan lain yang juga membentuk karakter kepemimpinannya adalah pengalaman Kuliah Kerja Nyata (KKN), yang mengajarkannya pentingnya inisiatif untuk memulai percakapan dengan orang-orang baru. Melalui KKN, ia mengatakan, ia bisa belajar bagaimana membangun relasi sosial yang kuat, hal yang sangat penting untuk kesuksesan di masa depan.

Menyelesaikan skripsi juga menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Fendi. Sempat mengganti judul setelah seminar proposal di semester 6, ia mengaku butuh dua tahun lebih untuk menyelesaikan skripsi. Baginya, butuh waktu cukup lama untuk menyadari bahwa ia takluk pada karakternya sendiri. Ketika ia akhirnya berani untuk membuka komunikasi dengan dosen pembimbing skripsinya, segalanya mulai berjalan lebih lancar. Hingga akhirnya di Semester 11, ia lulus dengan nilai B+ dan dengan judul skripsi ‘Teknik Penerjemahan Nomina Majemuk Bahasa Indonesia pada Artikel Berita Daring Antara News.’ “Saya percaya pentingnya peran dosen dalam proses ini. Diskusi, kritikan, masukan, dan deadline dari dosen pembimbing, itulah bensin yang paling lambat habisnya,” kata Fendi yang lulus dengan IPK 3,59 ini.

Kini, setelah menyelesaikan pendidikan di UGM, Fendi merasa bahwa perjalanan panjang ini memberinya banyak pelajaran. Ia berpesan kepada mahasiswa lain yang masih berjuang menyelesaikan kuliahnya untuk tidak takut memulai menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi. “Jangan lupa bangun komunikasi dengan teman yang sudah selesai, dengan dosen pembimbing, dan jangan takut untuk salah. Karena selalu ada ruang untuk memperbaiki, dan  pada akhirnya semua ketakutan itu hanya ada di kepala,” pungkasnya.

Penulis : Lintang

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Firsto

Artikel Perjuangan Fendryan Gabriel, Anak Pekerja Migran Asal NTT Raih Sarjana di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/perjuangan-fendryan-gabriel-anak-pekerja-migran-asal-ntt-raih-sarjana-di-ugm/feed/ 0
Kisah Hayya Raisa, Usia 20 Tahun Raih Gelar S1 dan Lulus Cumlaude di UGM https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-raisa-hayya-usia-20-tahun-raih-gelar-s1-dan-lulus-cumlaude-di-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-raisa-hayya-usia-20-tahun-raih-gelar-s1-dan-lulus-cumlaude-di-ugm/#respond Mon, 03 Mar 2025 02:09:04 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76564 Perasaan senang dan haru dirsakan oleh Hayya Raisa Maharani (20), sebagai wisudawan termuda Prodi Sarjana yang diluluskan oleh Universitas Gadjah Mada Rabu (26/2) lalu. Gadis lulusan prodi  International Undergraduate Program (IUP) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada yang kerap dipanggil Hayya ini mengaku tak menyangka bahwa ia dapat menyelesaikan kuliahnya dengan waktu yang cepat, terlebih menjadi […]

Artikel Kisah Hayya Raisa, Usia 20 Tahun Raih Gelar S1 dan Lulus Cumlaude di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>

Perasaan senang dan haru dirsakan oleh Hayya Raisa Maharani (20), sebagai wisudawan termuda Prodi Sarjana yang diluluskan oleh Universitas Gadjah Mada Rabu (26/2) lalu. Gadis lulusan prodi  International Undergraduate Program (IUP) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada yang kerap dipanggil Hayya ini mengaku tak menyangka bahwa ia dapat menyelesaikan kuliahnya dengan waktu yang cepat, terlebih menjadi wisudawan termuda di periode ini di usianya masih menginjak 20 tahun 5 bulan itu yang berhasil lulus dengan IPK 3,76.

Ia pun mengaku mengaku deg-degan dan juga senang karena sudah mencapai chapter baru di kehidupannya saat ini, meski tak dapat dipungkiri di waktu yang sama ada perasaan sedih karena ia akan berpisah dengan teman-temannya dan juga dengan kampus UGM. “Perasaan seneng banget sih pasti bisa menyelesaikan S1 setelah perjuangan 3,5 tahun terakhir dan setelah ngelewatin suka dukanya kemarin,” ujarnya, Senin (3/3).

Hayya mengaku ia bisa menyelesaikan studi di usia muda dikarenakan ia mengikuti kelas akselerasi di bangku SMA sehingga bisa lulus pada waktu 2 tahun.“Di SMA saya sempat mengikuti program akselerasi jadi lumayan ngebantu juga ngerjain sesuatu dengan cepat, seperti mengerjakan skripsi,“ ujarnya.

Adapun topik skripsinya yang diambilnya adalah “Parental Differential Treatment And Its Predictive Impact on Romantic Attachment Style Among Indonesian University Students”. Ia menjelaskan bahwa ia meneliti tentang bagaimana perbedaaan perlakuan atau pola asuh orang tua dapat berpengaruh pada pola kelekatan romantis yang dimiliki oleh mahasiswa di Indonesia. Hayya menceritakan sedikit bahwa dalam prosesnya, ia sempat merasa demotivasi dan sedikit kesulitan selama proses bimbingan dikarenakan proses pengerjaan skripnya yang full online, dan juga membuatnya jauh dari teman-teman seperjuangan.

Hayya bercerita, selama masa kuliah ia tidak hanya berkutat hanya mengikuti perkuliahan saja. Di tahun ketiganya, tepatnya di semester 5 ia menjadi penerima awardee dari program  Indonesian International Student Mobility Awards (IISSMA) di University College Cork (UCC), Irlandia. Menurutnya, melalui program ini ia dapat mengikuti pelajaran dari disiplin ilmu yang berbeda, sehingga membuatnya belajar akan perspektif-perspektif baru.

Selain mengikuti kegiatan akademik, saat menjalani program IISMA pun ia sempat mengikuti beberapa program di luar akademis seperti menjadi Co-Student Representative di IISMA yang tugasnya adalah mendampingi para awardee lain di UCC dari awal sampai akhir, tak hanya itu selama IISMA ia pun bersama awardee lainnya sempat menyelenggarakan dua program yaitu Rona Jiwa dan Widyaloka untuk memperkenalkan budaya Indonesia di sana, dan juga menjadi ketua dari Campaign SDGS dan juga online talkshow yang mempromosikan IISMA dan studi di luar negeri terlebih di area United Kingdom dan juga Ireland. “Dari seluruh pengalaman tersebut, saya merasa selain mempelajari banyak skills saya pun merasa tambah percaya diri dengan mencoba banyak hal,” ungkapnya.

Ditanya soal alasan dirinya tertarik memilih kuliah prodi Psikologi, Hayya mengaku tertarik mengetahui bagaimana jalan pikiran dan juga tingkah laku manusia dalam bekerja. Tak hanya itu, dengan mempelajari psikologi pun ia dapat lebih memahami tentang isu-isu kesehatan mental, yang menurutnya tak kalah penting dengan kesehatan fisik. Ia pun berharap dapat menjadi psikolog dan membantu banyak orang nantinya. “Tentunya psikologi bakal sangat sangat berguna di berbagai aspek kehidupan, dan tentunya saya akan menerapkan hal-hal yang sudah saya pelajari ke dalam keseharian untuk memahami diri saya sendiri dan juga hal-hal lain dengan lebih baik dan tentunya untuk mengembangkan diri,” ucapnya.

Soal tips agar bisa lulus di usia muda seperti dirinya dengan masa studi lebih cepat dengan IPK cumlaude,  Hayya mengaku selalu memegang prinsip bahwa hidup bukan lah sebuah perlombaan. Meskipun di luar sana mungkin ada orang-orang yang sudah mencapai banyak hal di hidupnya, mendapatkan pekerjaan impian, serta hal-hal hebat lainnya, tak seharusnya hal tersebut menjadi sebuah hal yang terlalu dipikirkan, karena pada akhirnya semua hal itu adalah bagian dari perjalanan dari kehidupan mereka dan bukan bagian dari kehidupan kita. Baginya, setiap orang berjalan di waktu dan  jalannya masing-masing.  “Normal kalau kadang-kadang kita merasa tertinggal dari orang lain, tapi inget kalau kamu berjalan di jalanmu sendiri. Jadi aku harap, apapun yang sedang kamu lakukan sekarang bisa membuat kamu menemukan bahagiamu di sana. Semoga, kamu bisa ngejar mimpi dan cita-cita kamu dan memberikan dampak baik bagi diri kamu dan sekitar kamu,” pesannya.

Penulis : Leony

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Kisah Hayya Raisa, Usia 20 Tahun Raih Gelar S1 dan Lulus Cumlaude di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-raisa-hayya-usia-20-tahun-raih-gelar-s1-dan-lulus-cumlaude-di-ugm/feed/ 0
1.408 Lulusan Sarjana dan Sarjana Terapan UGM Diwisuda https://ugm.ac.id/id/berita/1-408-lulusan-sarjana-dan-sarjana-terapan-ikuti-wisuda-periode-ii-tahun-akademik-2024-2025/ https://ugm.ac.id/id/berita/1-408-lulusan-sarjana-dan-sarjana-terapan-ikuti-wisuda-periode-ii-tahun-akademik-2024-2025/#respond Wed, 26 Feb 2025 08:58:30 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76441 Rektor Universitas Gadjah Mada mewisuda 1.408 lulusan Program Sarjana dan Sarjana Terapan dalam upacara Wisuda Periode II Tahun Akademik 2024/2025. Wisudawan tersebut terdiri atas 1.256 lulusan Program Sarjana dan 152 lulusan Program Sarjana Terapan, termasuk 28 wisudawan dari Program Alih Jenjang Diploma Tiga ke Sarjana Terapan. Pada wisuda kali ini, terdapat 40 wisudawan penerima beasiswa […]

Artikel 1.408 Lulusan Sarjana dan Sarjana Terapan UGM Diwisuda pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Rektor Universitas Gadjah Mada mewisuda 1.408 lulusan Program Sarjana dan Sarjana Terapan dalam upacara Wisuda Periode II Tahun Akademik 2024/2025. Wisudawan tersebut terdiri atas 1.256 lulusan Program Sarjana dan 152 lulusan Program Sarjana Terapan, termasuk 28 wisudawan dari Program Alih Jenjang Diploma Tiga ke Sarjana Terapan. Pada wisuda kali ini, terdapat 40 wisudawan penerima beasiswa Bidik Misi atau Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) serta 34 lulusan program Sarjana yang berasal dari daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Untuk program Sarjana, rerata masa studi adalah 4 tahun 3 bulan, dengan 1 lulusan memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00 yang berasal dari Program Studi Matematika. 55,81% Wisudawan berpredikat pujian, dan usia rata-rata lulusan program Sarjana adalah 23 tahun 6 bulan. Sedangkan untuk Program Sarjana Terapan, rerata masa studi adalah 4 tahun 4 bulan, dengan 98,03% lulusan berpredikat Sangat Memuaskan. Pada program ini, IPK tertinggi diraih oleh lulusan Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan dengan nilai 3,91.

Pada wisuda kali ini, tampak hadir Komisaris Independen NET TV, Rommy Fibri Hardiyanto, yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal I Bidang Organisasi Pengurus Pusat Keluarga Alumni Gadjah Mada (PP Kagama). Dalam sambutan yang ia sampaikan, Rommy mengungkapkan kondisi Indonesia saat ini hampir mirip dengan keadaan saat ia diwisuda tahun 1999 silam, di mana kondisi perekonomian negara sulit, harga dollar melonjak, dan ribuan karyawan terpaksa dirumahkan karena perusahaan terdampak resesi ekonomi negara. Di saat merasa sulit mendapatkan pekerjaan, ia kemudian teringat akan kutipaan Franklin D Roosevelt yang mengatakan bahwa pelaut yang tangguh tidak lahir di laut yang tenang, dan hal yang ini yang terus ia yakini untuk tidak pernah takut menghadapi keadaan. “Wisuda ini menjadi pintu gerbang untuk kalian semua menuju titik yang dicita-citakan, tanamkan di pikiran dan hati bahwa kalian akan mewarisi masa depan bangsa ini,” ucapnya.

Rommy pun mengingatkan keberadaan Kagama yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia merupakan investasi jejaring yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan belajar, magang, serta mencari kesempatan untuk bekerja dan berkarir secara profesional. Rommy berujar salah satu kelebihan yang dimiliki oleh lulusan UGM adalah kemampuan literasi yang tidak hanya berkaitan dengan literasi buku tetapi juga literasi dalam hal membaca keadaan. “Semoga dengan pertemuan hari ini, kita bisa kembali bertemu dengan Kagama di wilayah manapun, dan UGM akan melekat selamanya di diri kalian, jadi jaga nama baik itu dan selalu bersyukur atas apa yang sudah kalian peroleh,” tutur Rommy.

Rektor UGM, Ova Emilia mengungkapkan di tengah kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah, pendidikan tinggi tetap dibebankan untuk mencetak lulusan yang unggul dan berdaya saing. Hal ini disebabkan dengan sumber daya manusia yang berkompeten, diharapkan akan mampu mendorong inovasi dan hilirisasi riset yang berdampak bagi masyarakat serta mendukung program pembangunan nasional. Sementara itu, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) menjadi trend di dunia teknologi. Bahkan otomatisasi terjadi di berbagai sektor termasuk pelibatan kecerdasan buatan untuk membantu kerja manusia. “Kemunculan tren ekonomi paruh waktu bagi perusahaan yang lebih cenderung memilih pekerja kontrak juga menjadi tantangan bagi para lulusan baru,” ujar Rektor.

Rektor beranggapan situasi dan tantangan yang terjadi sekarang ini menuntut para wisudawan untuk turut berkontribusi menjadi subjek pembangunan yang kreatif serta inovatif dalam menghadapi perkembangan kompetisi global. Ia meyakini lulusan UGM memiliki keunggulan kompetensi berupa karakter kemandirian, kemampuan berpikir kritis, dan bertanggung jawab sosial. Karakter-karakter ini tidak hanya mengikuti arus sosial media, yang ia yakini pula para lulusan UGM senantiasa akan selalu memperjuangkan tiga pilar UGM, yaitu misi untuk kerakyatan, kemandirian, dan keberlanjutan. “Dengan penuh syukur dan rasa bangga, saya turut mendoakan semoga seluruh lulusan UGM program Sarjana dan Sarjana Terapan yang telah diwisuda hari ini menjadi pribadi yang memiliki integritas dan karakter moral unggul serta berdaya saing untuk menghadapi tantangan masa depan,” pungkasnya.

Wakil wisudawan, Nikita Christy Alfeana, yang berasal dari Sarjana Terapan Program Studi Teknologi Rekayasa Internet, turut menyampaikan sambutannya pada wisuda kali itu. Baginya, kekhawatiran tentang masa depan adalah bagian dari perjalanan sehingga ia meminta kepada para wisudawan untuk tidak takut pada ketidakpastian. Pendiri komunitas Kokamuhi yang aktif mengkampanyekan kesadaran akan permasalahan lingkungan ini, pernah mengalami kekecewaan karena gagal di tahap seleksi berkas beasiswa di salah satu universitas di Jepang. Namun tidak disangka, saat ia menjalani kuliah di UGM, justru ia mendapatkan kesempatan menjadi delegasi di program Sakura Science Exchange di Akashi, sebuah workshop internasional yang diinisiasi oleh pemerintah Jepang untuk membahas isu penanganan bencana alam. “Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa kegagalan saya di masa lalu hanyalah jalan memutar menuju impian yang sama, dengan cara yang lebih bermakna dan penuh pembelajaran,” kenang Nikita.

Hingga kini, Nikita terus mengembangkan podcast di Kokamuhi, berbincang dengan berbagai ilmuwan, termasuk dari NASA. Salah satunya adalah Jessica Taylor, seorang Physical Scientist di NASA Langley Research Center sekaligus principal investigator pada beberapa projek NASA. Ia beranggapan, semua ini terjadi karena keberanian untuk mengambil langkah pertama dan dukungan dari orang-orang sekitarnya. “Kesempatan akan datang jika kita terus melangkah. Kadang, kita dipertemukan dengan orang lain bukan secara kebetulan, tetapi karena ada kontribusi yang bis akita lakukan bersama. Jadi jangan takut untuk bertanya dan meminta bantuan. Selamat wisuda, sukses untuk langkah berikutnya,” tutupnya.

Penulis: Triya Andriyani

Foto: Firsto

Artikel 1.408 Lulusan Sarjana dan Sarjana Terapan UGM Diwisuda pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/1-408-lulusan-sarjana-dan-sarjana-terapan-ikuti-wisuda-periode-ii-tahun-akademik-2024-2025/feed/ 0
Pernah Raih Medali di Olimpiade Matematika Internasional, Orlando Ferrari Lulus S1 UGM dengan IPK 4 https://ugm.ac.id/id/berita/pernah-raih-medali-di-olimpiade-matematika-internasional-orlando-ferrari-lulus-s1-ugm-dengan-ipk-4/ https://ugm.ac.id/id/berita/pernah-raih-medali-di-olimpiade-matematika-internasional-orlando-ferrari-lulus-s1-ugm-dengan-ipk-4/#respond Wed, 26 Feb 2025 08:54:28 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76446 Mahasiswa prodi Matematika FMIPA UGM Orlando  Ferrari merupakan salah satu dari 1.408 wisudawan program Sarjana dan Sarjana Terapan yang diwisuda di Grha Sabha Pramana UGM, Rabu (26/2). Peraih medali perak di Olimpiade Matematika Internasional (IMC) di Bulgaria tahun 2023 ini berhasil lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi 4.00. Padahal IPK rata-rata untuk lulusan Program […]

Artikel Pernah Raih Medali di Olimpiade Matematika Internasional, Orlando Ferrari Lulus S1 UGM dengan IPK 4 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Mahasiswa prodi Matematika FMIPA UGM Orlando  Ferrari merupakan salah satu dari 1.408 wisudawan program Sarjana dan Sarjana Terapan yang diwisuda di Grha Sabha Pramana UGM, Rabu (26/2). Peraih medali perak di Olimpiade Matematika Internasional (IMC) di Bulgaria tahun 2023 ini berhasil lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi 4.00. Padahal IPK rata-rata untuk lulusan Program Sarjana Periode ini adalah 3,54. Tidak hanya itu, Orlando Ferrari juga berhasil lulus dalam waktu 3,5 tahun

Orlando Ferrari dengan panggilan akrab Orlando berasal dari Kalimantan Tengah. Orlando yang merupakan anak pertama, dari dua bersaudara ini memiliki prestasi dan pengalaman organisasi yang luar biasa semasa ia berkuliah di Universitas Gadjah Mada. “Mungkin cerita awalnya kuliah di semester satu itu memang sudah ada cobaan sih dari awal. Maksudnya saya juga masuk ke UGM tidak lewat jalur prestasi. Malah ditolak saat itu. Dapatnya waktu itu SBMPTN dan alhamdulillah dapat di prodi matematika,” kenangnya.

Ia juga menyampaikan bahwa saat semester satu di tahun 2021 cukup banyak tantangan dirinya dalam mengikuti proses perkuliahan. Sebab, saat di tahun pertama kuliah, sanga Ayah berpulang sehingga dirinya sempat menyimpan rasa sedih yang begitu mendalam. “Sebenarnya Ayah saya yang paling pengen saya kuliah di UGM. Bahkan bisa S2 di sini,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Orlando mengaku beruntung, ia cepat melepaskan kesedihannya agar tidak berlarut-larut dengan mengikuti aktivitas organisasi yang ada di kampus. Tepat disemeter dua, ia mendaftar masuk Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika). Selain itu ia mengikuti seleksi olimpiade matematika, ON MIPA-PT (Olimpiade Nasional Matematika dan IPA) dan saat itu ia lolos seleksi sebagai salah satu dari 5 perwakilan kampus ikut kompetisi bidang Matematika, Biologi, Fisika, Kimia. “Saya nekat waktu itu. Sambil kuliah saya bagi waktu ikut Olimpiade. Akhirnya dapat medali perunggu di ONMIPA-PT 2022,” katanya.

Setahun berikutnya, ia mengikuti kompetisi ON MIPA-PT di bandung dalam mendapat medali emas sehingga bisa mewakili Indonesia di International Mathematic Championship di tahun 2023 di Bulgaria. “Terakhir mendapatkan Second Prize (perak) di IMC 2023, Bulgaria,” terangnya.

Usai meraih gelar sarjana, Orlando mengaku berencana untuk melanjutkan pendidikan studi S2. Sambil menunggu proses pendaftaran dirinya akan menjalani pekerjaan sampingannya selama kuliah dengan mengajar para peserta olimpiade. “Saya sekarang freelance seperti mengajar olimpiade. Mengisi waktu aja sih. Tapi mesti buat persiapan studi lanjut,” paparnya.

Untuk calon mahasiswa atau mahasiswi yang kini tengah menempuh kuliah, Orlando membagikan tips jangan pernah merasa minder dan patah semangat apabila tidak lolos di salah satu jalur tes masuk perguruan tinggi. Namun tetap berusaha keras mengikuti proses seleksi di jalur yang lain. Sedangkan bagi mahasiswa yang saat ini tengah menjalani studinya, ia berpesan agar tidak pernah merasa tertekan dengan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa dalam menjalani perkuliahan maupun mengerjakan tugas dari dosen. “Jangan pernah merasa tertekan. Fokus pada diri sendiri, setiap orang punya bebannya masing-masing dan setelah itu pasti akan menjadi lebih baik lagi. Apabila kesulitan jangan sungkan meminta bantuan kepada orang lain juga, karena sejatinya kita manusia yang saling membutuhkan,” pesannya

Penulis  : Kezia Dwina Nathania
Editor    : Gusti Grehenson

Foto       : Firsto dan Dok. Orlando Ferrari

Artikel Pernah Raih Medali di Olimpiade Matematika Internasional, Orlando Ferrari Lulus S1 UGM dengan IPK 4 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/pernah-raih-medali-di-olimpiade-matematika-internasional-orlando-ferrari-lulus-s1-ugm-dengan-ipk-4/feed/ 0
UGM Wisuda 841 Lulusan Program Pascasarjana https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-wisuda-841-lulusan-program-pascasarjana/ https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-wisuda-841-lulusan-program-pascasarjana/#respond Thu, 23 Jan 2025 06:44:36 +0000 https://ugm.ac.id/?p=75086 Rektor Universitas Gadjah Mada mewisuda 841 lulusan Program Magister, Spesialis, Subspesialis, dan Doktor dalam upacara Wisuda Program Pascasarjana Periode Tahun Akademik 2024/2025, Kamis (23/1), di Grha Sabha Pramana. Lulusan yang diwisuda terdiri atas 691 lulusan Program Magister termasuk 6 wisudawan dari Warga Negara Asing, 73 lulusan Program Spesialis, 18 lulusan Program Subspesialis, 59 lulusan Program […]

Artikel UGM Wisuda 841 Lulusan Program Pascasarjana pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Rektor Universitas Gadjah Mada mewisuda 841 lulusan Program Magister, Spesialis, Subspesialis, dan Doktor dalam upacara Wisuda Program Pascasarjana Periode Tahun Akademik 2024/2025, Kamis (23/1), di Grha Sabha Pramana. Lulusan yang diwisuda terdiri atas 691 lulusan Program Magister termasuk 6 wisudawan dari Warga Negara Asing, 73 lulusan Program Spesialis, 18 lulusan Program Subspesialis, 59 lulusan Program Doktor, dan 15 lulusan periode sebelumnya. Untuk program Magister, rerata masa studi adalah 2 tahun 2 bulan, dengan 7 lulusan memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00. Sedangkan untuk Program Spesialis, rerata masa studi adalah 4 tahun 1 bulan, dengan 59,9% lulusan berpredikat Pujian. Pada Program Subspesialis, lulusan termuda berasal dari Ilmu Bedah yang menyelesaikan studinya pada usia 33 tahun 4 bulan. Untuk program Doktor, rerata masa studi adalah 4 tahun 8 bulan, dengan 6 wisudawan memiliki IPK 4,00.

Dalam wisuda kali ini, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital sekaligus Sekjen PP Kagama, Nezar Patria, memberikan pesan kepada para wisudawan agar bisa berada di garis terdepan dalam menghadapi perubahan dan tantangan yang terjadi di pasar kerja global. Alumnus Fakultas Filsafat UGM ini mengutip laporan Future of Jobs Report dari World Economic Forum tahun 2025 tercatat bahwa perubahan teknologi, khususnya perluasan akses digital akan menjadi tren paling transformatif. Terlebih, 60 persen perusahaan global memandang bahwa hal ini akan menjadi penggerak utama transformasi bisnis mereka pada tahun 2030 yang akan datang. “Pekerjaan yang sudah ada saat ini diprediksi akan mengalami penurunan kebutuhan, bahkan 39% keterampilan yang Anda miliki hari ini akan menjadi usang atau setidaknya perlu diperbaiki dan ditingkatkan,” ungkapnya.

Nezar menambahkan, kemajuan AI (Artificial Intelligent) dan robotika akan memengaruhi hampir semua sektor mulai dari pemerintahan, industri, hingga sektor akademik. AI Specialist, Big Data Analyst, dan Software Developer diprediksi akan menjadi pekerjaan dengan pertumbuhan tercepat dan paling banyak diminati. Akan tetapi, dunia kerja masa depan juga membutuhkan keterampilan yang lebih humanis, seperti kreativitas, leadership, serta fleksibilitas, dan ketahanan. “Sebagai lulusan UGM, Anda memiliki kekuatan untuk menjembatani nilai-nilai tradisional dan teknologi modern untuk memimpin inovasi, sekaligus menjaga harmoni dengan alam dan masyarakat. Mari bersama membangun bangsa dan bahkan berkontribusi untuk kemajuan negara ini,” pesannya.

Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D dalam pidato sambutannya mengatakan UGM memiliki mandat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berdampak bagi masyarakat, termasuk menyiapkan talenta unggul masa depan. Hal ini disiapkan, salah satunya untuk menghadapi tiga tantangan utama di tahun 2025, yaitu peningkatan ketegangan dan perpecahan geopolitik global, misinformasi dan disinformasi yang mengancam stabilitas dan kemajuan, serta krisis lingkungan yang mengakibatkan cuaca ekstrem juga kerusakan ekosistem bumi. “Di sisi lain, di sektor teknologi kita telah dihadapkan pada era kecerdasan, sebuah era tempat bertumbuhnya inovasi kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan blockchain. Kemajuan tersebut bisa dikatakan membawa perubahan sekaligus tantangan yang terus berkembang,” tutur Ova.

Menurutnya, tugas mendidik bukan sekedar mencetak lulusan dengan pendalaman bekal keterampilan maupun pengetahuan, namun juga harus berkarakter, adaptif, dan berdaya saing agar mampu menjadi subjek perubahan yang terlibat dalam pemecahan masalah transnasional dan global. “Belum lama ini, salah satu alumni Fakultas Geografi dan alumni Teknik Geologi berhasil menyelesaikan ekspedisi ke Antartika dan menjadi bagian dari misi Russian Antarctica Expedition (RAE). Eksistensi ini menjadi salah satu contoh kiprah alumni di kancah internasional dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan,” pungkasnya.

Wakil wisudawan, Dian Riana Ningsih, yang berasal dari Program Studi Doktor Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) turut menyampaikan sambutan pada kegiatan wisuda kali itu. Ia meyakini kelulusan para wisudawan UGM bukanlah dalam rangka menambah problematika sosial yang telah ada, sebaliknya kelulusan ini sebagai pertanda bahwa di Pundak para wisudawan telah tersemat tanggung jawab akan kebermanfaatan bagi masyarakat. “Sungguh kami semua merasa bangga menjadi bagian dari UGM, universitas yang terus-menerus tak letih memahat prestasi dan mengukuhkan diri sebagai Perguruan Tinggi di Indonesia,” jelas Dian.

Ia menuturkan, ingatan memori kolektif para lulusan tidak akan pernah lupa bahwa UGM adalah pengemban saktinya Pancasila, universitas yang didaulat sejarah turut andil dalam merawat simpul-simpul Bhineka Tunggal Ika. Universitas yang bagi masyarakat sudah ditempatkan sebagai kampus perjuangan dan kampus kerakyatan. Dian berharap UGM tetap menjadi milik rakyat, bukan milik pejabat, kerabat, apalagi konglomerat, kampus yang dijaga dengan penuh empati dan dedikasi. “Saya mengajak rekan wisudawan dan wisudawati untuk selalu membawa nama baik UGM, serta menerapkan ilmu dan pengetahuan yang kita peroleh untuk menjadikan Indonesia menjadi lebih baik dan bermartabat di dunia internasional,” pungkasnya.

Penulis : Triya Andriyani

Foto.     : Donnie

Artikel UGM Wisuda 841 Lulusan Program Pascasarjana pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-wisuda-841-lulusan-program-pascasarjana/feed/ 0
Wisuda, Momen Bersejarah dan Titik Awal Pengabdian untuk Bangsa https://ugm.ac.id/id/berita/wisuda-momen-bersejarah-dan-titik-awal-pengabdian-untuk-bangsa/ https://ugm.ac.id/id/berita/wisuda-momen-bersejarah-dan-titik-awal-pengabdian-untuk-bangsa/#respond Thu, 21 Nov 2024 04:41:41 +0000 https://ugm.ac.id/?p=73110 Wisuda menjadi momen yang sangat ditunggu oleh para mahasiswa maupun orang tua. Betapa tidak, saat menyaksikan Rektor atau Dekan menyerahkan ijazah seraya mengenakan toga menjadi hari yang paling bersejarah dan kenangan yang tidak akan terlupakan. Namun begitu, prosesi wisuda juga menjadi ajang refleksi atas perjalanan akademis sekaligus titik awal bagi pengabdian dalam memberikan kontribusi bagi […]

Artikel Wisuda, Momen Bersejarah dan Titik Awal Pengabdian untuk Bangsa pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Wisuda menjadi momen yang sangat ditunggu oleh para mahasiswa maupun orang tua. Betapa tidak, saat menyaksikan Rektor atau Dekan menyerahkan ijazah seraya mengenakan toga menjadi hari yang paling bersejarah dan kenangan yang tidak akan terlupakan. Namun begitu, prosesi wisuda juga menjadi ajang refleksi atas perjalanan akademis sekaligus titik awal bagi pengabdian dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa. Hal itu dikemukakan Direktur Jasa Raharja sekaligus Wakil Bendahara Umum Kagama, Rivan Achmad Purwantoro, dalam sambutan di prosesi wisuda hari kedua program Sarjana dan Sarjana Terapan UGM, Kamis (21/11), di Grha Sabha Pramana.

Alumnus Fakultas Filsafat UGM ini menyampaikan pesan mewakili Pengurus Pusat Kagama bahwa 2.049 lulusan baru UGM kali yang resmi menjadi bagian dari keluarga besar alumni UGM.  Menurutnya, Kagama adalah rumah yang menyatukan dan membahagiakan untuk para alumnus UGM. “Sebagai alumni, Saudara diharapkan menjaga nama baik almamater, menjalin hubungan yang harmonis dengan alumni lintas fakultas, dan berkontribusi untuk Indonesia,” ujarnya.

Rivan kemudian menyampaikan tiga nilai utama yang selalu dipegang para anggota Kagama, yaitu guyub (kebersamaan), rukun (harmoni), dan migunani (bermanfaat). Ia berharap para lulusan dapat memberikan kontribusi terbaik kepada bangsa Indonesia sesuai dengan nilai-nilai ke-UGM-an. Meski tantangan masa depan mungkin akan terasa berat, tetapi rasa syukur dan kebersamaan akan menjadi kekuatan bagi para lulusan. “Anda memasuki masa perjuangan, namun jangan pernah melupakan rasa syukur, nikmati prosesi wisuda hari ini buat memori positif. Saat anda nanti mengalami kesulitan,  Anda selalu ingat akan perjuangan ini,” katanya.

Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D., dalam pidato sambutannya menyampaikan apresiasi yang besar kepada para wisudawan dan wisudawati atas capaian akademis yang mereka raih. Ia mengingatkan bahwa gelar yang diraih bukanlah akhir, melainkan langkah awal untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.

Dikatakan Rektor, Universitas memiliki peran strategis dalam mencetak sumber daya manusia unggul, berintegritas, dan bermoral. Sehingga para lulusan diharapkan untuk tidak hanya menjadi insan yang kreatif dan inovatif, tetapi juga berdaya saing dalam menghadapi tantangan global. “Gunakan ilmu yang Saudara miliki untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa yang berkelanjutan, sesuai dengan cita-cita Pancasila dan visi Indonesia,” tutur sang Rektor.

Hanani Safira Zildan, lulusan Fakultas Kehutanan UGM, menyampaikan kesan dan pesan mewakili para wisudawan. Ia mengenang perjalanan akademis para lulusan yang penuh dengan tantangan, tetapi juga memberikan pelajaran berharga.  Dengan berbagai latar belakang dan membawa nilai-nilai yang berbeda, dalam perjalanan menempuh pendidikan, Harnani mengungkapkan bahwa mereka belajar untuk bisa bertahan di tengah kesulitan, menghargai perbedaan, dan berkontribusi untuk masyarakat lewat KKN-PPM. “Semua itu membuat kami menjadi individu yang lebih tangguh, berintegritas, dan bijaksana,” ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa pencapaian ini tidak lepas dari dukungan keluarga, pengajar, dan seluruh civitas akademika UGM. “Toga yang kami kenakan ini adalah simbol perjuangan dan pengorbanan. Kami siap menghadapi tantangan berikutnya dengan percaya diri. Tiada hasil yang mengkhianati usaha,” ungkap Hanani.

Prosesi wisuda ini menjadi pengingat bahwa peran UGM tidak berhenti pada mendidik, tetapi juga pada memastikan lulusannya menjadi agen perubahan. Dengan integritas dan kompetensi yang telah diasah, para lulusan diharapkan mampu menghadapi tantangan global dan memberikan kontribusi nyata untuk bangsa.  “Saya turut mendoakan semoga seluruh lulusan UGM yang diwisuda hari ini menjadi pribadi berkarakter unggul, berintegritas, dan berdaya saing,” pungkas Rektor dengan penuh harapan.

Penulis : Lintang

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Firsto

Artikel Wisuda, Momen Bersejarah dan Titik Awal Pengabdian untuk Bangsa pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/wisuda-momen-bersejarah-dan-titik-awal-pengabdian-untuk-bangsa/feed/ 0
UGM Wisuda  2.049 Lulusan Program Sarjana dan Sarjana Terapan  https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-wisuda-2-049-lulusan-program-sarjana-dan-sarjana-terapan/ https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-wisuda-2-049-lulusan-program-sarjana-dan-sarjana-terapan/#respond Wed, 20 Nov 2024 09:39:04 +0000 https://ugm.ac.id/?p=73088 Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali meluluskan sebanyak 2.049 wisudawan program sarjana dan sarjana terapan periode 1 tahun akademik 2024/2025. Terdiri, 1.754 lulusan Program Sarjana dan 295 lulusan Program Sarjana Terapan. Pada wisuda periode ini, prosesi penyerahan ijazah dilakukan selama dua hari, yakni di hari pertama, Rabu (20/11), diperuntukkan bagi wisudawan Fakultas Biologi, Farmasi, FK-KMK, Kedokteran […]

Artikel UGM Wisuda  2.049 Lulusan Program Sarjana dan Sarjana Terapan  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali meluluskan sebanyak 2.049 wisudawan program sarjana dan sarjana terapan periode 1 tahun akademik 2024/2025. Terdiri, 1.754 lulusan Program Sarjana dan 295 lulusan Program Sarjana Terapan. Pada wisuda periode ini, prosesi penyerahan ijazah dilakukan selama dua hari, yakni di hari pertama, Rabu (20/11), diperuntukkan bagi wisudawan Fakultas Biologi, Farmasi, FK-KMK, Kedokteran Gigi, Pertanian, Peternakan, Teknik, Teknologi Pertanian, dan Sekolah Vokasi. Selanjutnya di hari kedua, Kamis (21/11), dilanjutkan prosesi wisuda untuk lulusan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Filsafat, Geografi, Hukum, Ilmu Sosial dan Politik, Ilmu Budaya, Kehutanan, MIPA, dan Psikologi.

Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D., menyampaikan ucapan selamat kepada Wisudawan dan Wisudawati yang telah berhasil meraih gelar akademis jenjang Sarjana dan Sarjana Terapan di Universitas Gadjah Mada. “Gelar yang diterima hari ini bisa menjadi langkah awal bagi Wisudawan dan Wisudawati untuk turut berkontribusi memajukan pembangunan bangsa,” kata Rektor di Grha Sabha Pramana.

Dalam pidato sambutannya, Prof. Ova juga menyampaikan hasil dari Musyawarah Nasional (Munas) Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) ke-XIV di Jakarta pada 14-17 November lalu berhasil memilih dan menetapkan Basuki Hadimuljono sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Kagama untuk masa bakti 2024-2029. Ova mengucapkan selamat dan harapan agar alumnus Teknik Geologi sekaligus Kepala Otorita IKN ini dapat mengemban tugas dengan baik.

Para wisudawan sebagai anggota baru Kagama juga mendapat wejangan dari Ova untuk membangun kolaborasi dengan PP Kagama dan aktif berkontribusi bagi pembangunan negara dengan memegang moralitas dan integritas. “Para lulusan S1 dan Sarjana Terapan yang diwisuda periode ini, sebentar lagi menjadi alumni yang juga menjadi bagian dari keluarga besar Kagama. Melalui Kagama, Saudara bisa membangun kolaborasi, jejaring dan berkontribusi dalam kegiatan pendidikan dan pengabdian di masyarakat bersama almamater tercinta,” katanya.

Adella Dayinta, selaku wakil wisudawan dari Fakultas Farmasi, mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi seluruh wisudawan atas kerja kerasnya hingga saat ini. Di tengah pidatonya, Adella membagikan kisah KKN-nya di Liki, pulau terluar Papua. Ia menyadari bahwa pendidikan bagi sebagian orang masih dilingkupi keterbatasan. Anak-anak datang ke sekolah dengan pakaian seadanya, tidak bersepatu, dan kadang hanya menggunakan tas kresek dengan buku dan pensil yang tidak semuanya punya. Oleh sebab itu, ia mengajak seluruh wisudawan untuk memberi lebih banyak kebermanfaatan dengan tetap rendah hati dan yakin akan kemampuan diri sendiri. “Kita di sini tidak hanya untuk merayakan apa yang telah kita capai, tapi juga merenungkan apa yang bisa kita berikan untuk orang di sekitar kita,” katanya.

Ir. Gatot Saptadi, Ketua Pengurus Daerah Kagama DIY, menyambut seluruh lulusan dengan mengucapkan selamat bergabung dalam Kagama. Ia menyampaikan bahwa Kagama adalah rumah untuk berkumpul, bersilaturahmi, dan berbagi kegembiraan serta kebersamaan. Dalam kesempatan itu, ia mengajak lulusan untuk bersinergi, menguatkan komunikasi dan networking, serta bekerja keras, “Kita dididik untuk menjadi orang yang berkemampuan lebih, harus punya ide, responsi terhadap permasalahan, dan berinovasi untuk merespon perubahan yang ada,” tutupnya.

Luluskan 2.049 Sarjana dan Sarjana Terapan 

Seperti diketahui, sebanyak 2.049 lulusan program sarjana dan sarjana terapan yang diwisuda. Jumlah wisudawan perempuan mendominasi pada periode ini dengan jumlah 57%. Rerata masa studi program sarjana adalah 4 tahun 4 bulan dengan masa studi tercepat 3 tahun 1 bulan. Sedangkan rerata masa studi program sarjana terapan adalah 4 tahun 1 bulan dengan masa studi tercepat 3 tahun 10 bulan. Masa studi tercepat diraih oleh 2 lulusan dengan masa studi 3 tahun 1 bulan 14 hari, diraih Muhammad Daffa Adiibah Sinapoy dan Saudara Sanidheo Chandra Ramadhana, keduanya dari Program Studi Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol.

Usia rata-rata lulusan Program Sarjana adalah 22 tahun 6 bulan 16 hari, dengan lulusan termuda diraih oleh Uphe Angelia Maitriani dari Program Studi Ilmu Aktuaria, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, yang menyelesaikan studi sarjananya pada usia 20 tahun 3 bulan 9 hari. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Sarjana Periode ini adalah 3,54. Wisudawan yang berpredikat Pujian sebanyak 1.098 lulusan (62,60%), yang berpredikat Sangat Memuaskan 604 lulusan (34,44%) dan yang berpredikat Memuaskan 29 lulusan (1,65%), serta yang lulus tanpa predikat 23 lulusan (1,31%).

Pada periode ini terdapat 5 lulusan Program Sarjana dengan IPK tertinggi sama yaitu 3,94 sekaligus berpredikat Pujian. Kelima lulusan tersebut adalah Muhammad Arga Fatthilla dari Program studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Uphe Angelia Maitriani dari Program Studi Ilmu Aktuaria, Fakultas  Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Vania Clementine Lumbanbatu  dari Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selanjutnya, Rabbani Nur Kumoro dari Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Juve Anthony dari Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Sementara untuk lulusan Sarjana Terapan, rerata masa studi lulusan 4 tahun 1 bulan, dengan masa studi tersingkat diraih oleh Ayu Fatmawati dari Program Studi Pengelolaan Hutan, Sekolah Vokasi, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun 10 bulan 5 hari, dan diwisuda pada hari ini. Usia rata-rata lulusan Program Sarjana Terapan adalah 22 tahun 6 bulan 15 hari, dengan lulusan termuda program Sarjana Terapan periode ini diraih oleh Maryam Jundiah Rahmah dari Program Studi Manajemen dan Penilaian Properti, Sekolah Vokasi, yang berhasil menyelesaikan studinya pada usia 21 tahun 2 bulan 25 hari, dan akan diwisuda hari ini.

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Sarjana Terapan Periode ini adalah 3,68. Lulusan yang berpredikat Pujian sebanyak 91 lulusan (30,85%), yang berpredikat Sangat Memuaskan sebanyak 203 lulusan (68,81%), sedangkan 1 lulusan (0,34%) dengan predikat Memuaskan. Pada periode ini lulusan dengan IPK tertinggi diraih oleh Nurul Pratiwi, dari Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan, Sekolah Vokasi dengan IPK 3,98 sekaligus berpredikat Pujian.

Penulis : Bolivia

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Firsto

Artikel UGM Wisuda  2.049 Lulusan Program Sarjana dan Sarjana Terapan  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-wisuda-2-049-lulusan-program-sarjana-dan-sarjana-terapan/feed/ 0
Kisah Elia, Lulus S2 UGM di Usia 22 tahun dengan IPK Sempurna https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-elia-lulus-s2-ugm-di-usia-22-tahun-dengan-ipk-sempurna/ https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-elia-lulus-s2-ugm-di-usia-22-tahun-dengan-ipk-sempurna/#respond Sat, 26 Oct 2024 01:11:51 +0000 https://ugm.ac.id/?p=72123 Elia Laila Rizqiyah merupakan salah satu dari 1.560 lulusan Program Magister (S2) yang diwisuda selama dua hari 23-24 Oktober lalu di Grha Sabha Pramana. Rerata usia lulusan Program Magister periode ini adalah 29 tahun 6 bulan 15 hari. Berbeda dengan Elia Laila Rizqiyah dari Program Studi Magister Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian ini, dinobatkan sebagai lulusan […]

Artikel Kisah Elia, Lulus S2 UGM di Usia 22 tahun dengan IPK Sempurna pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Elia Laila Rizqiyah merupakan salah satu dari 1.560 lulusan Program Magister (S2) yang diwisuda selama dua hari 23-24 Oktober lalu di Grha Sabha Pramana. Rerata usia lulusan Program Magister periode ini adalah 29 tahun 6 bulan 15 hari. Berbeda dengan Elia Laila Rizqiyah dari Program Studi Magister Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian ini, dinobatkan sebagai lulusan termuda karena berhasil lulus di usia 22 tahun 6 bulan 19 hari. Selain menyandang sebagai lulusan termuda, ia juga berhasil lulus cumlaude dengan IPK 4.00.

Elia tidak bisa menutup kebahagiaannya karena semangat dan kerja keras selama menempuh studi berhasil membawanya menjadi lulusan termuda program magister (S2) pada Wisuda Pascasarjana Periode I Tahun Akademik 2024/2025. “Tentunya sangat bersyukur bisa berkesempatan sekolah S-2 dan sampai meraih gelar,” ujarnya, Sabtu (26/10).

Ia mengaku menempuh Program Studi Magister Ilmu Tanah selama 1 tahun 11 bulan melalui program fast track. Sebelumnya, ia telah menyelesaikan program sarjana di Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian UGM pada tahun 2023. Alasan gadis asal Klaten, Jawa Tengah ini memilih Program Studi Ilmu Tanah karena mampu memberikannya kesempatan untuk menjelajah dan berpetualang di lapangan.

Saat tengah menempuh pendidikan S1, pihak Fakultas membuka kesempatan bagi mahasiswa di tingkat akhir untuk mendaftar dan menempuh program fast track untuk melanjutkan pendidikan S2 meski belum lulus sarjana. Kesempatan itu tidak ia sia-siakan dan di program studinya tersebut, ia menjadi paling muda di antara rekan sejawatnya. “Saya menempuh pendidikan S2 dalam usia yang lebih muda dibandingkan teman-teman sehingga saya mendapatkan pengalaman mempunyai sosok kakak yang selama ini tidak didapatkan karena saya anak adalah anak pertama,” katanya.

Usia hanyalah angka, Elia berhasil lulus dengan IPK 4,00 atau sempurna sehingga ia ditetapkan menjadi wisudawan S2 terbaik di Fakultas Pertanian. Padahal Elia mengaku ia sebenarnya tidak jauh berbeda dengan mahasiswa pada umumnya, saat masih S1 dulu, ia giat mengikuti sejumlah kegiatan kemahasiswaan seperti perlombaan dan organisasi, salah satunya Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah (KMIT). Sedangkan saat S2, dirinya mengaku lebih banyak kegiatan konferensi dan aktif membantu dosen dalam berbagai project untuk menambah pengalaman. Selain itu, Elia aktif menjadi Asisten Pengelolaan Air untuk Pertanian dan Asisten Kimia Tanah di laboratorium tanah Fakultas Pertanian.

Penelitian tesis Elia sendiri mengambil riset tentang adsorpsi dan desropsi fosfor di andisol pada beberapa variasi elevasi di kawasan Gunung Merbabu dan Sindoro. Tesisnya ini mengkaji pengikatan dan pelepasan unsur hara fosfor di tanah andisol dengan variabel elevasi wilayah di lereng gunung Merbabu dan Sindoro. Menurutnya, penelitian ini penting di bidang pertanian karena wilayah gunung banyak digunakan untuk area pertanian khususnya hortikultura. “Tetapi di kawasan ini punya permasalahan ketersediaan unsur hara fosfor yang rendah dan efektivitas pemupukan P yang kurang,” ujarnya.

Di tengah kesibukan selama menempuh kuliah S2, Elia mengaku rasa lelah dan penat selalu datang dan tidak bisa dihindari. Untuk mengatasi perasaan itu, ia mengaturnya kesibukannya dengan skala prioritas dan memastikan setiap harinya selalu ada satu hal yang telah ia kerjakan.

Usai menyandang gelar master, Elia berencana untuk terjun ke dunia pekerjaan untuk menerapkan ilmu teoritis yang telah ia dapatkan di dunia perkuliahan. Disisi lain, ia juga telah berancang-ancang untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat doktor dalam beberapa tahun ke depan.  “Mimpi itu hak semua orang tanpa terkecuali, kalau kita mampu memimpikan sesuatu artinya kita juga mampu untuk meraihnya,” pungkasnya.

Penulis : Lazuardi

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Kisah Elia, Lulus S2 UGM di Usia 22 tahun dengan IPK Sempurna pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-elia-lulus-s2-ugm-di-usia-22-tahun-dengan-ipk-sempurna/feed/ 0
Cerita Henra, Lulus S2 Cumlaude dari UGM dalam Waktu Satu Tahun https://ugm.ac.id/id/berita/cerita-henra-lulus-s2-cumlaude-dari-ugm-dalam-waktu-satu-tahun/ https://ugm.ac.id/id/berita/cerita-henra-lulus-s2-cumlaude-dari-ugm-dalam-waktu-satu-tahun/#respond Fri, 25 Oct 2024 06:06:47 +0000 https://ugm.ac.id/?p=72090 Menjadi seorang mahasiswa, tekad dan dedikasi tentu akan membawanya dalam mencapai impian yang ingin diraihnya. Hal ini dibuktikan oleh Henra, mahasiswa program fast track di orogram studi Magister Bioteknologi di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, di usia 24 tahun, berhasil menjadi wisudawan tercepat lantaran berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 1 tahun 0 bulan dan lulus […]

Artikel Cerita Henra, Lulus S2 Cumlaude dari UGM dalam Waktu Satu Tahun pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Menjadi seorang mahasiswa, tekad dan dedikasi tentu akan membawanya dalam mencapai impian yang ingin diraihnya. Hal ini dibuktikan oleh Henra, mahasiswa program fast track di orogram studi Magister Bioteknologi di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, di usia 24 tahun, berhasil menjadi wisudawan tercepat lantaran berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 1 tahun 0 bulan dan lulus dengan predikat cumlaude di penghelatan wisuda program Pascasarjana UGM , Kamis (24/10) lalu.

Sebelum melanjutkan studi S2 di Universitas Gadjah Mada, Henra menyelesaikan sarjananya di Universitas Hasanuddin Makassar. Ketika memasuki program S2, ia langsung terjun untuk melakukan penelitian sejak semester pertama. Penelitiannya berfokus pada ”Aktivitas Senyawa Antifungi dan Antibiofilm Bacillus velezensis BP1 terhadap Candida albicans: In Vitro Bioassay, Metabolomic, In Silico Molecular Docking“. Penelitian ini tentu sangat relevan dengan bidang yang sangat diminatinya, yakni bioteknologi. Dukungan dari dosen pembimbingnya memberikan motivasi tambahan bagi Henra untuk berusaha lebih keras dan tak hanya mencapai target awal namun juga melampauinya.

Di balik keberhasilannya, pemuda asal Makassar ini menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam penyesuaian jadwal yang padat. Ia sering kali merasa lelah karena harus membagi waktu antara kuliah dan penelitian. Namun, semangatnya tak pernah pudar. Ia juga mengaku bahwa keberadaan teman-temannya yang saling mendukung juga sangat berperan dalam kelancaran studinya. “Saya selalu memanfaatkan setiap waktu luang antara kuliah untuk melanjutkan penelitian, sehingga nantinya pada saat seminar proposal, ia sudah mendekati hasil akhir dari penelitiannya,” ujarnya saat ditanya oleh wartawan di Kampus UGM, Kamis (24/10).

Menyeimbangkan antara kehidupan akademik dan kehidupan pribadi juga menjadi salah satu tantangan bagi Henra. Meski terkadang merasa kewalahan, namun ia percaya bahwa setiap pengorbanan yang dilakukan akan berbuah manis. Henra menunjukkan bahwa meski ada banyak halangan, dengan tekad yang kuat dan dukungan dari lingkungan, segala sesuatu akan menjadi mungkin. Ia juga mengaku belajar untuk mengelola emosinya dan menemukan cara untuk dapat terus termotivasi, bahkan saat menghadapi situasi yang sulit.

Tak hanya lulus dengan cepat, Henra juga berhasil untuk mendapatkan nilai akhir yang baik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.87. Menurutnya, perolehan nilai IPK yang baik ini  tidak lepas dari ketekunannya dalam belajar dan pengalaman aktifnya dalam mengikuti berbagai lomba karya tulis ilmiah selama masa SMA dan S1 menjadi landasan yang kuat baginya saat melanjutkan kuliah S2. “Walaupun belum sampai tingkat nasional, pengalaman mengikuti olimpiade dan lomba-lomba ini memberikan dorongan bagi saya untuk terus berjuang dan mengembangkan kemampuan saya di bidang akademik,” katanya.

Belajar di UGM memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga bagi Henra berkat keberagaman disiplin ilmu yang ada di kampus. Ia mengaku di UGM tak hanya belajar dari satu bidang, tetapi juga mengeksplorasi ilmu dari berbagai fakultas, termasuk kesehatan manusia, tumbuhan, hewan, dan mikroba. Pembelajaran lintas disiplin ini memberikan perspektif yang lebih luas dan mendalam tentang bioteknologi, memperkaya pengetahuannya dan memperkuat fondasi akademisnya. “Saya sangat antusias dengan materi-materi yang diajarkan oleh para dosen yang selalu diperbarui sesuai dengan perkembangan terbaru di bidangnya,” katanya.

Selama kuliah, henra mengaku dirinya juga mendapatkan pengalaman sosial yang unik. Padahal saat pertama merantau ke Yogyakarta untuk pertama kalinya, ia mengaku menghadapi tantangan yang besar karena tidak memiliki satu orang kenalan pun di kota ini. Perbedaan budaya juga menambah kompleksitas penyesuaiannya. Menariknya, Henra malah menemukan kenyamanan dan suasana yang damai selama hidup di Yogyakarta. Momen-momen lucu dan menyenangkan saat bergaul dengan teman-temannya membuatnya merasa bahwa selalu ada ruang untuk bersenang-senang dan menikmati proses belajar.

Lahir di keluarga yang mengutamakan pendidikan, keberhasilan Hendra menjadi kebanggaan tersendiri, terutama karena ia adalah anak pertama yang menyelesaikan pendidikan tinggi di program master dalam keluarga besar mereka. Meskipun demikian, orang tuanya juga mengingatkan agar Hendra tetap rendah hati dan tidak melupakan nilai-nilai yang diajarkan di lingkungan keluarga. “Orang tua saya selalu berpesan agar dapat menggunakan ilmu untuk hal-hal yang bermanfaat dan positif, serta tidak menggunakan pengetahuannya untuk tujuan yang kurang baik,” katanya.

Henra juga turut memberikan tips bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan S2. Pertama, penting untuk mempersiapkan diri secara fisik dan mental lantaran perjalanan ini membutuhkan dedikasi dan komitmen yang tinggi. Kedua, ia menekankan pentingnya untuk memulai penelitian lebih awal. “Seperti yang saya lakukan, apabila telah menyiapkan topik dan isi penelitian lebih awal, teman-teman nggak cuma bisa menyelesaikan studi lebih cepat, tapi pasti hasil penelitiannya juga akan lebih baik,” katanya.

Dengan tekad yang kuat, Henra berharap agar dapat menyelesaikan program doktoral yang tengah ia ikuti mulai tahun ini dengan cepat, sama seperti bagaimana ia menyelesaikannya di program S2. Ambisi utamanya adalah berkontribusi sebagai peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dimana ia ingin menerapkan ilmunya untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan bangsa. “Menurut saya, penelitian adalah salah satu cara untuk menjawab tantangan yang dihadapi dunia, dan saya ingin menjadi bagian dari solusi tersebut,” pungkasnya.

Penulis : Lintang

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Cerita Henra, Lulus S2 Cumlaude dari UGM dalam Waktu Satu Tahun pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/cerita-henra-lulus-s2-cumlaude-dari-ugm-dalam-waktu-satu-tahun/feed/ 0