Kabar Fakultas Arsip - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/category/kabar-fakultas/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Wed, 09 Apr 2025 05:16:13 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Praktisi Humas UGM Luncurkan Dua E-Book Panduan Praktis Kehumasan di Era Disrupsi https://ugm.ac.id/id/berita/praktisi-humas-ugm-luncurkan-dua-e-book-panduan-praktis-kehumasan-di-era-disrupsi/ https://ugm.ac.id/id/berita/praktisi-humas-ugm-luncurkan-dua-e-book-panduan-praktis-kehumasan-di-era-disrupsi/#respond Wed, 09 Apr 2025 03:59:54 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77523 Menghadapi dinamika komunikasi yang semakin kompleks di era disrupsi digital, UGM meluncurkan dua e-book untuk panduan praktis kehumasan di era disrupsi. Kedua e-book tersebut berjudul Menguasai Media: Panduan Praktis Humas Profesional dan Panduan Kehumasan dan Keprotokolan di Perguruan Tinggi. Kedua e-book ditulis oleh Satria Ardhi Nugraha, S.S., M.A., salah satu praktisi humas di Fakultas Peternakan […]

Artikel Praktisi Humas UGM Luncurkan Dua E-Book Panduan Praktis Kehumasan di Era Disrupsi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Menghadapi dinamika komunikasi yang semakin kompleks di era disrupsi digital, UGM meluncurkan dua e-book untuk panduan praktis kehumasan di era disrupsi. Kedua e-book tersebut berjudul Menguasai Media: Panduan Praktis Humas Profesional dan Panduan Kehumasan dan Keprotokolan di Perguruan Tinggi.

Kedua e-book ditulis oleh Satria Ardhi Nugraha, S.S., M.A., salah satu praktisi humas di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Hadirnya kedua e-book, ini diharapkan sebagai jawaban atas kebutuhan praktis para humas, dosen, dan mahasiswa komunikasi dalam memahami dan mengelola aktivitas kehumasan secara efektif dan profesional. “Ini saya susun berdasarkan pengalaman langsung di lapangan, karya ini menggabungkan teori, studi kasus, serta tips aplikatif untuk penguatan kompetensi humas masa kini”, ujar Satria di Fakultas Peternakan UGM, Rabu (9/4).

Sebagai penulis, Satria mengungkapkan bila proses penulisan kedua e-book ini juga memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) sebagai alat bantu dalam menyusun kerangka, merumuskan isi, dan merapikan struktur penulisan. Meski begitu, menurutnya, setiap bagian tetap melalui proses penyuntingan dan penyesuaian, dan ia memastikan akurasi dan relevansi dengan konteks kehumasan di Indonesia. “E-book ini saya susun untuk memberikan panduan yang mudah dipahami namun tetap mendalam, sehingga bisa langsung diterapkan oleh humas di instansi manapun, khususnya di lingkungan kampus,” ujar Satria yang saat ini menjadi Pranata Kehumasan di Fakultas Peternakan UGM.

Disebutnya E-book Menguasai Media fokus pada strategi menjalin hubungan dengan media, teknik menulis siaran pers yang menarik, serta cara menghadapi krisis komunikasi. Sedangkan Panduan Kehumasan dan Keprotokolan di Perguruan Tinggi membahas tugas-tugas humas institusional, etika komunikasi, penyusunan acara resmi, hingga sinergi antara unit humas dan protokoler dalam sebuah event.

Kehadiran kedua e-book mendapat respon dari berbagai kalangan, termasuk akademisi. Dwi Pela Agustina, S.I.Kom., M.A, dosen Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta, memberikan testimoni positif. “E-book ini sangat komprehensif dan aplikatif. Layak menjadi pegangan pembelajaran kehumasan, baik bagi mahasiswa maupun praktisi, terutama dalam menghadapi tantangan komunikasi era digital yang serba cepat dan penuh noise,” ujar Pela.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni UGM, Dr. Arie Sudjito, S.Sos., M.Si menyambut baik hadirnya kedua e-book tersebut. Menurutnya, karya ini menjadi kontribusi nyata dari praktisi internal kampus untuk memperkuat kapasitas komunikasi institusi di era yang semakin digital dan terbuka. “Saya melihat apa yang dilakukan Satria ini sebagai inisiatif penting. Ia bukan hanya menulis, tapi mentransformasikan pengalamannya yang panjang di dunia media dan kehumasan menjadi panduan yang berguna bagi banyak pihak. E-book ini bukan hanya relevan untuk praktisi, tapi juga sangat layak dijadikan materi pembelajaran dan pengembangan kapasitas SDM di lingkungan kampus,” ujar Arie Sujito.

Penulis : Agung Nugroho

Artikel Praktisi Humas UGM Luncurkan Dua E-Book Panduan Praktis Kehumasan di Era Disrupsi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/praktisi-humas-ugm-luncurkan-dua-e-book-panduan-praktis-kehumasan-di-era-disrupsi/feed/ 0
Fakultas Peternakan UGM dan Haida Agriculture Jajaki Kerja Sama Pendidikan dan Riset Pakan Ternak https://ugm.ac.id/id/berita/fakultas-peternakan-ugm-dan-haida-agriculture-jajaki-kerja-sama-pendidikan-dan-riset-pakan-ternak/ https://ugm.ac.id/id/berita/fakultas-peternakan-ugm-dan-haida-agriculture-jajaki-kerja-sama-pendidikan-dan-riset-pakan-ternak/#respond Thu, 20 Mar 2025 04:29:39 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77084 Fakultas Peternakan UGM terus memperluas jejaring kerja sama dengan berbagai mitra industri guna mendukung pelaksanaan tridarma perguruan tinggi. Salah satu langkah strategis yang ditempuh dengan melakukan penjajakan kerja sama dengan PT Haida Agriculture Indonesia, kamis (20/3) di Fakultas Peternakan. Seperti diketahui, Haida Agriculture Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pakan ternak dan aquatic. […]

Artikel Fakultas Peternakan UGM dan Haida Agriculture Jajaki Kerja Sama Pendidikan dan Riset Pakan Ternak pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Fakultas Peternakan UGM terus memperluas jejaring kerja sama dengan berbagai mitra industri guna mendukung pelaksanaan tridarma perguruan tinggi. Salah satu langkah strategis yang ditempuh dengan melakukan penjajakan kerja sama dengan PT Haida Agriculture Indonesia, kamis (20/3) di Fakultas Peternakan. Seperti diketahui, Haida Agriculture Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pakan ternak dan aquatic.

Dekan Peternakan UGM, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng menyampakan pihaknya terbuka terhadap berbagai bentuk kerja sama, termasuk program magang bagi mahasiswa, Praktik Kerja Lapangan (PKL), serta program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program-program ini diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam industri peternakan sehingga mereka lebih siap menghadapi dunia kerja setelah lulus.“ Kita mengundang mitra perusahaan berbagi pengetahuan. Bisa melalui dosen industri,”papar Budi.

Yang Jingyong, Senio Manajer  PT Haida Agriculture mengaku cukup antusias terhadap peluang kerja sama ini untuk program magang dan PKL serta siap menjadi penghubung untuk membuka kerja sama dengan berbagai kampus di China, khususnya dalam bidang peternakan dan agrobisnis. Kerja sama ini diakuinya mampu membuka peluang bagi mahasiswa dan dosen untuk memperluas wawasan serta memperdalam pengalaman akademik dan industri di tingkat internasional “Kita juga bekerja sama terkait SDM maupun sekolah atau kampus bukan hanya di Asean tapi juga Eropa dan Afrika,”papar Yang.

Penjajakan kerja sama ini, diharapkan sinergi antara dunia akademik dan industri dapat semakin erat, sehingga mampu berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, peningkatan keterampilan mahasiswa, serta kemajuan sektor peternakan secara umum.

Hadir dalam diskusi tersebut antara lain Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Ir. R. Ahmad Romadhoni Surya Putra,  S.Pt., M.Sc. Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia, Ir. Andriyani Astuti, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng dan Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama, Prof. Ir. Yuny Erwanto,  S.Pt., MP., Ph.D., IPM.

Reportase : Satria/Humas Fakultas Peternakan

Penulis      : Agung Nugroho

Foto.          : Margiyono

Artikel Fakultas Peternakan UGM dan Haida Agriculture Jajaki Kerja Sama Pendidikan dan Riset Pakan Ternak pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/fakultas-peternakan-ugm-dan-haida-agriculture-jajaki-kerja-sama-pendidikan-dan-riset-pakan-ternak/feed/ 0
Aaron Daniel, Mahasiswa University of Georgia Jalani Internship di UGM https://ugm.ac.id/id/berita/aaron-daniel-mahasiswa-university-of-georgia-jalani-internship-di-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/aaron-daniel-mahasiswa-university-of-georgia-jalani-internship-di-ugm/#respond Tue, 18 Mar 2025 07:46:54 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77006 Fakultas Peternakan (Fapet) UGM kembali menjadi tujuan bagi mahasiswa internasional untuk memperdalam wawasan akademik dan praktikal di bidang peternakan. Salah satunya adalah Aaron Daniel, mahasiswa asal University of Georgia yang menjalani program internship di Fapet UGM sejak 28 Februari hingga 7 Maret 2025. Aaron mengaku mendapatkan banyak pengalaman berharga selama mengikuti berbagai kegiatan program internship, […]

Artikel Aaron Daniel, Mahasiswa University of Georgia Jalani Internship di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Fakultas Peternakan (Fapet) UGM kembali menjadi tujuan bagi mahasiswa internasional untuk memperdalam wawasan akademik dan praktikal di bidang peternakan. Salah satunya adalah Aaron Daniel, mahasiswa asal University of Georgia yang menjalani program internship di Fapet UGM sejak 28 Februari hingga 7 Maret 2025.

Aaron mengaku mendapatkan banyak pengalaman berharga selama mengikuti berbagai kegiatan program internship, ia belajar tentang berbagai aspek peternakan, pertanian, hingga kesehatan dengan pendekatan humanistik. Iapun mengamati pendidikan di Indonesia cenderung lebih praktikal dibandingkan dengan di negaranya, yang lebih banyak menekankan pada analisis dan pengolahan data. Dengan perbedaan tersebut, ia begitu menikmati pengalaman program intership ini. “Banyak hal yang saya pelajari di sini, mulai dari bagaimana peternakan diintegrasikan dengan kesehatan masyarakat hingga pendekatan pendidikan yang lebih langsung ke lapangan,” ungkap Aaron, di Fapet UGM belum lama ini.

Menjalani internship di bulan Ramadan bagi Aaron menjadi pengalaman baru untuknya. Ia merasakan langsung bagaimana aktivitas akademik dan praktik lapangan tetap berjalan dengan semangat meskipun banyak mahasiswa dan dosen sedang berpuasa. Di awal menjalani program intership, ia mengaku mengalami sedikit cultural shock terutama dalam menyesuaikan diri dengan pola makan dan budaya kerja di Indonesia. Meski begitu, ia lambat laun semakin terbiasa dan menikmati prosesnya.

 

Dalam pengamatannya, ia menyampaikan kesejahteraan hewan di Indonesia menjadi salah satu hal yang menarik untuk dipelajari. Menurutnya, ada perbedaan prioritas dalam pendekatan kesejahteraan hewan antara Indonesia dan Amerika Serikat. “Di sini, kesejahteraan hewan lebih diperhatikan melalui metode perawatan dan pemeliharaan alami, sedangkan di negara saya banyak menggunakan pendekatan medis seperti penyuntikan dan intervensi farmasi lainnya,” jelasnya.

Aaron berharap dapat kembali ke Fakultas Peternakan UGM di masa depan untuk terus memperkuat kolaborasi akademik dan penelitian. Menurutnya, banyak peluang kerja sama yang bisa disepakati bersama antara bidang kesehatan masyarakat dan peternakan. “Saya berkeinginan kembali dan berkontribusi lebih jauh dalam proyek-proyek yang dapat memperkuat pendekatan One Health,” tambahnya.

Dekan Fapet UGM, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., menyambut baik antusiasme Aaron dan berharap bahwa pengalaman internship ini dapat membuka lebih banyak peluang kerja sama antara UGM dan University of Georgia, serta memperkaya pertukaran ilmu dan budaya di antara kedua institusi.

Reportase      : Satria/Humas Fakultas Peternakan

Penulis           : Agung Nugroho

Artikel Aaron Daniel, Mahasiswa University of Georgia Jalani Internship di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/aaron-daniel-mahasiswa-university-of-georgia-jalani-internship-di-ugm/feed/ 0
Hijauan Alfalfa Tropik Mampu Kurangi Biaya Pakan Ternak 30 Persen https://ugm.ac.id/id/berita/hijauan-alfalfa-tropik-mampu-kurangi-biaya-pakan-ternak-30-persen/ https://ugm.ac.id/id/berita/hijauan-alfalfa-tropik-mampu-kurangi-biaya-pakan-ternak-30-persen/#respond Mon, 17 Mar 2025 06:48:53 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76965 Indonesia merupakan salah satu negara pengimpor pakan hijauan ternak alfalfa (Medicago sativa L.). Berdasarkan data dari Kemneterian Pertanian RI,  tahun 2023 mencapai 20, 6 juta ton dengan nilai impor mencapai lebh dari Rp142 miliar. Masih tingginya ketergantungan impor alfalfa ini menjadi tantangan serius bagi sektor peternakan dalam negeri. Beberapa perusahaan industri ternak perah ternyata setidaknya […]

Artikel Hijauan Alfalfa Tropik Mampu Kurangi Biaya Pakan Ternak 30 Persen pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Indonesia merupakan salah satu negara pengimpor pakan hijauan ternak alfalfa (Medicago sativa L.). Berdasarkan data dari Kemneterian Pertanian RI,  tahun 2023 mencapai 20, 6 juta ton dengan nilai impor mencapai lebh dari Rp142 miliar. Masih tingginya ketergantungan impor alfalfa ini menjadi tantangan serius bagi sektor peternakan dalam negeri. Beberapa perusahaan industri ternak perah ternyata setidaknya setiap bulan membutuhkan sebayak 300 ton pakan alfalfa dalam bentuk hay atau pakan yang sudah diawetkan.

Guru besar Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Prof. Ir. Bambang Suwignyo, S.Pt., MP., Ph.D., IPM., ASEAN Eng menyatakan tingginya ketergantuan impor pakan alfalfa bagi ternak sapi perah perlu dikurangi dengan mengembangkan budidaya tanaman Alfalfa tropik dapat menjadi alternatif pakan hijauan berkualitas tinggi yang proyeksi jangka panjangnya dapat menggantikan sebagian kebutuhan impor alfalfa. “Produksi alfalfa tropik bisa menjadi solusi mengurangi ketergantungan impor,” ujarnya, Senin 17/3).

Program ini merupakan kerja sama antara UGM dengan Pemkan Kulonprogo berhasil membuat demplot alfalfa seluas 1 hektar. Disebutnya, alfalfa dapat tumbuh dengan baik dengan produksi segar berkisar antara 10 – 18 ton/ha. Bahkan varietas alfalfa tropik yang telah diakui sebagai plasma nutfah Indonesia dengan nama Kacang Ratu BW. “Kita berhasil melakukan budidaya Alfalfa Tropik ini,” katanya.

Tidak hanya budidaya, dari sisi keunggulan dari pakan ini menurut bambang mampu meningkatkan kadar protein pakan pada peternak rata-rata 10% -15%, sehingga bisa berdampak langsung pada peningkatan produktivitas ternak dan produksi susu. “Tanaman Alfalfa Tropik tidak hanya layak dibudidayakan di Indonesia, tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan pakan ternak secara mandiri,”jelasnya.

Menurutnya, budidaya hijauan alfalfa tropik ini menjadi langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan impor alfalfa sekaligus meningkatkan ketahanan pangan nasional. Setelah kita ujicoba ada ternak kambing etawa, setelah dilakukan evaluasi selama 4 bulan menunjukkan adanya peningkatan produksi susu sekitar 20 persen serta bobot kambing yang meningkat hingga 15 persen. “Biaya pakan juga berkurang hingga 30 persen berkat pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan alternatif,” terangnya.

Program pengabdian kepada masyarakat yang mengintegrasikan manajemen pakan dan sistem pertanian terpadu untuk menciptakan rantai produksi yang berkelanjutan. Salah satu fokus utamanya adalah penggunaan pakan hijauan unggul, yaitu Alfalfa Tropik (Kacang Ratu BW), yang diharapkan dalam jangka panjang mampu mengurangi ketergantungan pada impor alfalfa. ”Kita ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mengelola Kambing PE, khususnya manajemen pakan dan produksi susu”, terangnya.

Reportase : Satria/Humas Fakultas Peternakan

Penulis       : Agung Nugroho

Foto : Freepik.com

Artikel Hijauan Alfalfa Tropik Mampu Kurangi Biaya Pakan Ternak 30 Persen pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/hijauan-alfalfa-tropik-mampu-kurangi-biaya-pakan-ternak-30-persen/feed/ 0
Perkuat Kompetensi Perencanaan, Mahasiswa MEP FEB UGM Studi ke Jepang https://ugm.ac.id/id/berita/perkuat-kompetensi-perencanaan-mahasiswa-mep-feb-ugm-studi-ke-jepang/ https://ugm.ac.id/id/berita/perkuat-kompetensi-perencanaan-mahasiswa-mep-feb-ugm-studi-ke-jepang/#respond Mon, 17 Mar 2025 05:38:35 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76949 Sebanyak 12 mahasiswa Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan (MEP) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) telah memulai studi linkage di sejumlah universitas terkemuka di Jepang. Mereka menjalani studi linkage program Master Linkage Professional Human Resource Development (PHRD) yang telah dimulai Agustus 2024 hingga Agustus 2025. Melalui program tersebut mahasiswa diberikan kesempatan untuk memperdalam […]

Artikel Perkuat Kompetensi Perencanaan, Mahasiswa MEP FEB UGM Studi ke Jepang pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Sebanyak 12 mahasiswa Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan (MEP) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) telah memulai studi linkage di sejumlah universitas terkemuka di Jepang. Mereka menjalani studi linkage program Master Linkage Professional Human Resource Development (PHRD) yang telah dimulai Agustus 2024 hingga Agustus 2025. Melalui program tersebut mahasiswa diberikan kesempatan untuk memperdalam ilmu di bidang perencanaan.

Mahasiswa yang mengikuti program ini  telah menyelesaikan satu tahun studi di MEP UGM sejak semester gasal tahun ajaran 2023/2024. Kini, mereka melanjutkan tahun kedua studi linkage di beberapa universitas prestisius di Jepang, seperti National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS), Takushoku University, Hiroshima University, Kobe University, International University of Japan, serta Ritsumeikan University.

Akhmad Akbar Susamto, S.E., M.Phil., Ph.D selaku Ketua Program Studi MEP FEB UGM mengatakan program linkage ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia dalam menghadapi tantangan global. “Program ini tidak hanya memberikan pengalaman belajar di lingkungan akademik kelas dunia, tetapi juga membuka peluang jejaring internasional yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan nasional,” ujarnya, Senin (17/3) di FEB UGM.

Akbar menjelaskan selama menjalani studi di MEP UGM, para mahasiswa dibekali dengan berbagai keterampilan esensial di bidang Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Tahun kedua perkuliahan dan berkesempatan studi di Jepang maka menjadi kesempatan emas bagi para mahasiswa untuk mendalami berbagai isu strategis di bidang Ekonomi, Perencanaan, Kebijakan Publik, serta Hubungan Internasional, langsung dari para pakar dan akademisi ternama di negara tersebut.

Akbar berharap program linkage ini dapat terus dilanjutkan di masa depan. Selain semakin mempererat hubungan pendidikan antara Indonesia dan Jepang, melalui program ini para mahasiswa dituntut mampu membangun perspektif baru, menjalin relasi strategis, dan mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan. “Dengan berbekal pengalaman studi di Jepang, para mahasiswa ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak pembangunan yang inovatif dan berkelanjutan di Indonesia,” katanya.

Reportase : Kurnia Ekaptiningrum/Humas FEB

Penulis      : Agung Nugroho

Artikel Perkuat Kompetensi Perencanaan, Mahasiswa MEP FEB UGM Studi ke Jepang pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/perkuat-kompetensi-perencanaan-mahasiswa-mep-feb-ugm-studi-ke-jepang/feed/ 0
Tips Mengelola Keuangan Menjelang Lebaran https://ugm.ac.id/id/berita/tips-mengelola-keuangan-menjelang-lebaran/ https://ugm.ac.id/id/berita/tips-mengelola-keuangan-menjelang-lebaran/#respond Fri, 14 Mar 2025 08:45:50 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76911 Menjalani ibadah Ramadan yang berujung pada perayaan Idul Fitri menjadi momen istimewa yang dinanti oleh umat Islam. Momen istimewa inipun diiringi dengan meningkatnya berbagai kebutuhan belanja dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Karenanya setiap orang atau mahasiswa diharapkan mampu melakukan penyesuaian anggaran belanja dengan mengedepankan sikap kehati-hatian. Tingginya kebutuhan di bulan puasa dan lebaran mendorong banyak orang atau […]

Artikel Tips Mengelola Keuangan Menjelang Lebaran pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Menjalani ibadah Ramadan yang berujung pada perayaan Idul Fitri menjadi momen istimewa yang dinanti oleh umat Islam. Momen istimewa inipun diiringi dengan meningkatnya berbagai kebutuhan belanja dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Karenanya setiap orang atau mahasiswa diharapkan mampu melakukan penyesuaian anggaran belanja dengan mengedepankan sikap kehati-hatian.

Tingginya kebutuhan di bulan puasa dan lebaran mendorong banyak orang atau mahasiswa melakukan belanja di luar kendali. Pengeluaran belanja yang meningkat dibanding bulan-bulan sebelumnya memerlukan sikap kehati-hatian. Tanpa adanya perencanaan dan kematangan maka soal belanja kebutuhan ini menjadi sangat impulsif. Lalu, bagaimana cara menyusun perencanaan keuangan dan mengatur prioritas pengeluaran khususnya untuk mahasiswa?

Akhmad Akbar Susamto, S.E., M.Phil., Ph.D., dosen Departemen Ilmu Ekonomi-Fakultas Ekonmoika dan Bisnis UGM, menjelaskan fenomena tersebut adalah hal yang wajar dari sisi agama dan sisi budaya. Hanya saja, diperlukan perencanaan yang baik agar keuangan tetap sehat sebelum dan setelah lebaran.

“Perlu dipikirkan secara sungguh-sungguh barang apa saja yang akan kita belanjakan dan sumber pendapatannya dari mana saja,” jelasnya di FEB UGM Podcast yang mengangkat judul Rahasia Kelola Keuangan Menjelang Lebaran Bebas Tekor belum lama ini.

Akbar berpandangan dalam mengelola keuangan penting untuk memiliki perencanaan belanja dan mengatur skala prioritas. Sebelum merancang pengeluaran perlu melakukan skala kebutuhan yang sungguh diperlukan. Jika perlu membuat list kebutuhan yang urgent dan yang less urgent. “Berapa kebutuhan, diurutkan dari yang paling wajib dibeli hingga yang bisa ditunda”, terangnya.

Kehadiran fitur pembayaran digital serta pay later, kata Akbar, menjadi salah satu faktor meningkatnya tindakan berbelanja. Kemudahan pembayaran tersebut pada akhirnya berujung pada perilaku impulsive buying. Padahal dalam perencanaan keuangan menjelang lebaran ini juga mencakup pengeluaran yang dianjurkan oleh agama, yaitu bersedekah. “Meski sedekah tidak bersifat wajib, bagi umat Islam diharapkan bisa mengalokasikan pengeluaran yang tidak krusial untuk sedekah. Karenanya jangan belanja ketika sedang lapar baik lapar fisik maupun lapar pikiran. Mencari promo itu tidak apa-apa, tetapi jika tidak butuh mengapa harus membeli?,” ujarnya.

Merayakan lebaran, dalam pandangan Akbar, identik dengan penerimaan Tunjangan Hari Raya (THR). Tidak menutup kemungkinan dengan adanya THR ini bisa memunculkan tindakan penggunaan atau berbelanja untuk hal-hal yang relatif tidak krusial. “Jangan sampai kita menggunakan tabungan untuk membeli hal-hal yang tidak mendesak karena sifat THR itu sebagai tunjangan untuk merayakan hari raya. Jadi, perlu berhati-hati untuk menghitung perencanaan keuangan,” ucapnya.

“Begitu pula dengan mahasiswa yang belum memiliki pendapatan sendiri dan masih mengandalkan uang bulanan, mereka perlu menyesuaikan dengan kemampuan finansial orang tua. Mahasiswa tentunya juga perlu membuat perencanaan belanja agar pengelolaan keuangan berjalan dengan baik”, imbuhnya.

Reportase  : Shofi Hawa Anjani dan Kurnia Ekaptiningrum/Humas FEB

Penulis        : Agung Nugroho

Foto.           : Okezone

 

Artikel Tips Mengelola Keuangan Menjelang Lebaran pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/tips-mengelola-keuangan-menjelang-lebaran/feed/ 0
Program MBG Dinilai Berisiko Pemborosan, Sebaiknya Diprioritaskan pada Anak Keluarga Kurang Mampu https://ugm.ac.id/id/berita/program-mbg-dinilai-berisiko-pemborosan-sebaiknya-diprioritaskan-pada-anak-keluarga-kurang-mampu/ https://ugm.ac.id/id/berita/program-mbg-dinilai-berisiko-pemborosan-sebaiknya-diprioritaskan-pada-anak-keluarga-kurang-mampu/#respond Tue, 11 Mar 2025 06:04:56 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76800 Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah masih terus menuai pro dan kontra di masyarakat. Program yang di awal memerlukan pendanaan 71 triliun rupiah dinilai berpotensi memangkas anggaran dari sektor-sektor lain. Kondisi ini mengkhawatir banyak pihak karena disinyalir secara pembiayaan akan terus membengkak, dan beberapa sektor penting akan terdampak akibat pemangkasan anggaran, seperti sektor […]

Artikel Program MBG Dinilai Berisiko Pemborosan, Sebaiknya Diprioritaskan pada Anak Keluarga Kurang Mampu pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah masih terus menuai pro dan kontra di masyarakat. Program yang di awal memerlukan pendanaan 71 triliun rupiah dinilai berpotensi memangkas anggaran dari sektor-sektor lain. Kondisi ini mengkhawatir banyak pihak karena disinyalir secara pembiayaan akan terus membengkak, dan beberapa sektor penting akan terdampak akibat pemangkasan anggaran, seperti sektor pendidikan dan kesehatan.

Ekonom sekaligus Koordinator Bidang Kajian Pengentasan Kemiskinan dan Ketimpangan (EQUITAS) FEB UGM, Wisnu Setiadi Nugroho, S.E., M.Sc., M.A., Ph.D., menilai program MBG menghadapi tantangan besar terutama dalam aspek distribusi dan pengadaan bahan makanan. Ia menyebut program berskala nasional ini beresiko mengalami pemborosan karena sifatnya yang universal, di mana anak-anak dari keluarga mampu juga menerima manfaatnya meskipun sebenarnya tidak membutuhkan. “Sulitnya pemantauan terhadap kualitas makanan juga menjadi tantangan tersendiri. Sulit untuk memastikan bahwa setiap makanan yang disajikan benar-benar memenuhi standar gizi dan kualitas yang ditetapkan,” terangnya, Selasa (11/3).

Wisnu berpendapat untuk mendukung keberhasilan program ini perlu kiranya pemerintah belajar dari negara lain yang telah menjalan program yang sama. Seperti program pemberian makan gratis bagi anak sekolah yang dilaksanakan oleh Amerika Serikat. Di AS, disebutnya, program pemberian makan gratis sebagai bagian dari kebijakan nasional dengan skema Farm to Table, dan program ini didanai oleh Sustainable Agriculture Research and Education (SARE) dan melibatkan petani, peternak, pendidik, serta komunitas-komunitas di Amerika Serikat. “Program ini bertujuan untuk mengembangkan sistem distribusi yang lebih inovatif, memberikan akses terhadap makanan lokal yang bergizi kepada anak sekolah, serta membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi daerah sehingga ongkos logistik lebih murah dan kesejahteraan masyarakat menjadi lebih terjamin,” ungkapnya.Program lain yang dilakukan AS adalah National School Lunch Program (NSLP) yang menyediakan makanan bergizi bagi jutaan anak di Amerika Serikat, terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah. NSLP menetapkan standar gizi sesuai dengan Healthy, Hunger-Free Kids Act (HHFKA) 2010, antara lain menggunakan makanan lokal dan menyesuaikan menu agar lebih sesuai dengan Pedoman Diet Amerika Serikat. “Pemerintah mengalokasikan anggaran khusus untuk mendukung program ini, dengan melibatkan dapur dan pemasok makanan lokal yang terpercaya agar kualitas gizi tetap terjaga,” tambahnya.

Wisnu mengingatkan untuk menjamin keberhasilan program semacam ini tentu menuntut pengelolaan yang baik agar tidak merugikan petani kecil dan pebisnis lokal. Jika program ini terlalu sentralistik, menurutnya, hanya vendor besar yang akan mendapatkan keuntungan, sementara petani kecil dan UMKM lokal akan tersingkir. Agar lebih efektif, ia pun, menyarankan agar pemerintah memprioritaskan daerah dan sekolah dengan tingkat food insecurity tertinggi. Dengan anggaran yang terbatas, program ini sebaiknya difokuskan pada anak-anak dari keluarga kurang mampu terlebih dahulu. Ia berpandangan program MBG dapat saja memberikan manfaat signifikan asal dilaksanakan sesuai tepat sasaran seperti fokus pada kelompok rentan.“Solusi lain yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan subsidi bahan pangan bagi keluarga miskin, voucher makanan, atau insentif bagi sekolah untuk menyediakan makanan bergizi dengan pendanaan yang lebih fleksibel,” ujarnya.

Selain itu, untuk memastikan efektivitas anggaran adalah dengan melibatkan audit independen, dan masyarakat dalam pengawasan. Oleh karena itu pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran yang terkait program ini. “Pendekatan desentralisasi bisa menjadi strategi yang efektif karena pemerintah daerah lebih memahami kebutuhan wilayahnya dan dapat memberdayakan UMKM lokal dalam penyediaan bahan pangan,” terangnya.

Wisnu berpendapat sebagai bentuk efisiensi pemerintah sesungguhnya dapat menggunakan skala prioritas anggaran yang lebih baik. Alternatif pendanaan mencakup peningkatan efisiensi belanja pemerintah dengan pemangkasan anggaran sebaiknya dilakukan secara hati-hati agar tidak merugikan sektor penting. Apabila harus melakukan efisiensi, pemangkasan dapat diberlakukan pada belanja birokrasi, perjalanan dinas, pajak progresif untuk kelompok kaya, dan proyek infrastruktur yang tidak mendesak.“Kita harapkan program ini tidak hanya menjadi kebijakan populis dalam jangka pendek, tapi sungguh mampu menciptakan dampak nyata untuk banyak rakyat,” tuturnya.

Kendati demikian, Wisnu menilai program MBG berpotensi meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui perbaikan gizi dan kesehatan anak. Data Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics 2023 melaporkan bahwa anak-anak yang menerima makanan gratis berpeluang lebih tinggi memiliki ketahanan pangan dan kesehatan yang lebih baik. Hal serupa dilaporkan Brookings Institution tahun 2021 yang menyatakan program makan gratis berdampak pada peningkatan kinerja siswa di sekolah.“Dalam jangka panjang, program ini juga dapat berdampak positif pada produktivitas tenaga kerja. Jika dalam konteks penanganan stunting, saya kira dampaknya masih perlu dikaji lebih lanjut. Pencegahan stunting harus dimulai sejak usia dini, yaitu sebelum usia lima tahun atau pada golden age of children,” jelasnya.

Reportase: Shofi Hawa Anjani dan Kurnia Ekaptiningrum

Penulis     : Agung Nugroho

Foto         : Indonesia.go.id

 

Artikel Program MBG Dinilai Berisiko Pemborosan, Sebaiknya Diprioritaskan pada Anak Keluarga Kurang Mampu pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/program-mbg-dinilai-berisiko-pemborosan-sebaiknya-diprioritaskan-pada-anak-keluarga-kurang-mampu/feed/ 0
Tingkatkan Produksi Daging dan Susu Nasional, Teknologi Inseminasi Buatan dan Transfer Embrio Perlu Digalakkan https://ugm.ac.id/id/berita/tingkatkan-produksi-daging-dan-susu-nasional-teknologi-inseminasi-buatan-dan-transfer-embrio-perlu-digalakkan/ https://ugm.ac.id/id/berita/tingkatkan-produksi-daging-dan-susu-nasional-teknologi-inseminasi-buatan-dan-transfer-embrio-perlu-digalakkan/#respond Mon, 10 Mar 2025 08:09:00 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76792 Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan 77 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) periode 2025-2029. Salah satu PSN bidang peternakan yang ingin dicapai adalah meningkatkan produksi daging dan susu sapi. Terkait upaya peningkatan produksi daging dan susu, pakar pemuliaan ternak dari Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ir. Dyah Maharani, […]

Artikel Tingkatkan Produksi Daging dan Susu Nasional, Teknologi Inseminasi Buatan dan Transfer Embrio Perlu Digalakkan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan 77 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) periode 2025-2029. Salah satu PSN bidang peternakan yang ingin dicapai adalah meningkatkan produksi daging dan susu sapi.

Terkait upaya peningkatan produksi daging dan susu, pakar pemuliaan ternak dari Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ir. Dyah Maharani, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM menyampaikan beberapa gagasan guna meningkatkan produksi daging dan susu sapi di Indonesia. Salah satunya mendorong percepatan program inseminasi buatan (IB) dan transfer embrio (TE) berbasis genetik unggul yang berasal dari ternak lokal maupun eksotik, yang sudah dilaksanakan di beberapa wilayah sumber bibit. Program ini, menurutnya, dapat disinergikan dengan beberapa stakeholders untuk mendukung ketahanan pangan nasional serta mengurangi ketergantungan pada impor daging dan susu. Selain meningkatkan jumlah ternak dengan lebih cepat, program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas sapi lokal dengan teknologi reproduksi. “Program ini diharapkan dapat menghasilkan bibit sapi yang lebih produktif dalam produksi daging maupun susu,”katanya di Fakultas Peternakan UGM, Senin (10/3).

Untuk mendukung keberhasilan program tersebut, menurutnya, perlu juga dilaksanakan program penguatan dan pengembangan untuk seleksi dan pemuliaan sapi perah dan potong berbasis data genetik di seluruh wilayah sumber bibit yang sudah ditetapkan pemerintah. Dengan membangun database genetik nasional, katanya, peternak dapat memilih bibit unggul berdasarkan produktivitas dan kualitas ternak.

Database genetik nasional tersebut dapat disusun dengan menggunakan aplikasi recording ternak baik yang berbasis android maupun website. Dyah menyebut beberapa aplikasi yang saat ini sudah dikembangkan antara lain Sidik Peternakan, Aifarm, FIKKIA Animal MicroChip (FANCHIP) , REKS-EL (Rekording Sapi Elektronik) dan e-Recording. “Aplikasi-aplikasi tersebut sebaiknya diintegrasikan dalam satu database genetik ternak secara nasional, sehingga implementasi sistem pemantauan berbasis digital ini akan membantu stakeholders termasuk pemerintah dalam menentukan kebijakan terkait arah pengembangan breeding ternak di Indonesia di masa yang akan datang,”jelas anggota ARPENAS (Asosiasi Ahli Reproduksi dan Pemuliaan Ternak Nasional) itu.

Iapun menyampaikan pentingnya program peningkatan efisiensi reproduksi melalui manajemen nutrisi dan kesehatan agar bisa menjadi salah satu usulan yang perlu dipertimbangkan guna mendukung keberhasilan reproduksi. Program ini menekankan pada optimalisasi pakan berbasis potensi lokal, penerapan teknologi deteksi birahi dan kebuntingan, serta sistem kesehatan preventif guna menekan angka keguguran dan infertilitas pada sapi.

Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Dyah mengusulkan perlunya memperkuat program kemitraan dengan peternak dalam pembibitan sapi unggul. Beberapa pola kemitraan yang saat ini sudah berkembang perlu ditingkatkan, seperti kemitraan dengan perusahaan sawit dengan program SISKAnya, pola kemitraan penggemukan sapi Bali di NTT bekerja sama dengan PUSKUD (Pusat Koperasi Unit Desa) NTT, kemitraan sapi perah di Magelang Jawa Tengah bekerja sama dengan PT Nestle, juga kemitraan inti plasma antara peternak di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah dengan PT Sulung Ranch-CBI group, kemitraan usaha penggemukan sapi potong di PT Great Giant Livestock (GGL) Kabupaten Lampung Tengah dan lain-lain perlu terus didukung dan dikembangkan di wilayah lain. Melalui pembentukan kelompok pembibitan sapi berbasis kewilayahan ini, diharapkan distribusi bibit unggul dapat lebih merata. “Kemitraan antara pemerintah, koperasi, akademisi, dan industri peternakan juga menjadi kunci dalam penyediaan bibit berkualitas tinggi,” katanya.

Menurut Dyah. berbagai usulan ini sejalan dengan tujuan pemerintah dalam meningkatkan produksi protein hewani nasional dan mendukung keberlanjutan peternakan di Indonesia. Sinergi antara pemerintah dan para ahli di bidang peternakan khususnya ahli reproduksi serta pemuliaan ternak diharapkan mendukung dan mempercepat tercapainya target swasembada daging dan susu dalam beberapa tahun ke depan.

Reportase : Satria/Humas Peternakan

Penulis      : Agung Nugroho

Artikel Tingkatkan Produksi Daging dan Susu Nasional, Teknologi Inseminasi Buatan dan Transfer Embrio Perlu Digalakkan pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/tingkatkan-produksi-daging-dan-susu-nasional-teknologi-inseminasi-buatan-dan-transfer-embrio-perlu-digalakkan/feed/ 0
Mengonsumsi Daging, Telur dan Susu Bantu Jaga Stamina Selama Menjalankan Ibadah Puasa https://ugm.ac.id/id/berita/mengonsumsi-daging-telur-dan-susu-bantu-jaga-stamina-selama-menjalankan-ibadah-puasa/ https://ugm.ac.id/id/berita/mengonsumsi-daging-telur-dan-susu-bantu-jaga-stamina-selama-menjalankan-ibadah-puasa/#respond Fri, 07 Mar 2025 08:38:46 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76748 Menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan, seseorang diharuskan menahan makan dan minum sejak matahari terbit hingga matahari terbenam. Saat tidak ada asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh selama lebih dari 12 jam, maka stamina tubuh akan menurun akibat kekurangan energi yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Dosen Peternakan UGM, Ir. Edi Suryanto, M.Sc., […]

Artikel Mengonsumsi Daging, Telur dan Susu Bantu Jaga Stamina Selama Menjalankan Ibadah Puasa pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan, seseorang diharuskan menahan makan dan minum sejak matahari terbit hingga matahari terbenam. Saat tidak ada asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh selama lebih dari 12 jam, maka stamina tubuh akan menurun akibat kekurangan energi yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein.

Dosen Peternakan UGM, Ir. Edi Suryanto, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., mengatakan mengonsumsi daging dan produk peternakan lain, seperti susu dan telur saat sahur atau berbuka puasa sangat berperan dalam menjaga stamina tubuh selama puasa Ramadan. Pasalnya  menu makanan ini mengandung protein berkualitas sehingga akan membantu memperbaiki dan membangun jaringan tubuh. serta memberikan energi sepanjang hari. Selain sebagai sumber energi, makana ini juga mengandung zat besi dan vitamin B12 terutama daging merah. Bahkan kandungan zat besi dari produk hewani lainnya justru lebih mudah diserap tubuh dibandingkan zat besi dari tumbuhan.

Edi menyatakan dengan mengonsumsi daging akan menjaga rasa kenyang lebih lama. Hal ini disebabkan protein daging dan produk peternakan dapat memperlambat pencernaan dan membantu tubuh merasa kenyang lebih lama, sehingga bisa mengurangi rasa lapar saat berpuasa. Produk peternakan seperti daging, telur dan susu juga menjadi sumber lemak sehat yang dapat menjadi sumber energi cadangan selama puasa. “Tentunya bisa membantu menjaga stamina tetapi tetap harus dikombinasikan dengan makanan bergizi lainnya agar tubuh tetap sehat dan bertenaga. Perlu diimbangi dengan sayur, buah, dan karbohidrat kompleks agar tubuh mendapatkan nutrisi yang lengkap,”paparnya.

Dosen di Departemen Teknologi Hasil Ternak, inipun merekomendasikan tips mengonsumsi daging yang sehat selama sahur dan berbuka. Saat sahur, dia menyarakan sebaiknya memilih makanan yang memberikan energi tahan lama dan tidak menyebabkan rasa haus berlebihan.

Masyarakat pun diminta memilih daging yang baik, antara lain daging tanpa lemak (ayam tanpa kulit, ikan, daging sapi tanpa lemak), telur (sumber protein lengkap yang ringan di perut), olahan susu (yogurt atau keju dalam jumlah moderat).  Sementara untuk cara memasak yang sehat, katanya, dengan dikukus, direbus, atau dipanggang, dan jangan digoreng untuk menghindari lemak berlebih dari penggorengan. “Gunakan sedikit garam dan bumbu alami untuk mencegah dehidrasi. Porsi yang disarankan untuk sahur adalah daging sekitar 50-100 g, dan perlu keseimbangan dengan karbohidrat kompleks (nasi merah, oat, roti gandum) dan serat dari sayur serta buah”, ungkapnya.

Saat makan sahur, Edi menyarankan, perlu menghindari makanan-makanan olahan seperti sosis dan nugget yang tinggi natrium, serta daging berlemak dan gorengan karena dapat memperlambat proses pencernaan. Sementara saat berbuka puasa ,sebaiknya diawali dengan mengkonsumsi makanan ringan dan manis. “Setelah menunaikan ibadah shalat magrib, bisa mengonsumsi makanan utama yang lebih seimbang,” terangnya.

Ia  pun menyarankan, jika ada perpaduan sayuran rebus atau sup maka akan lebih mudah dicerna di dalam tubuh. Adpaun porsi berbuka puasa yang ia sarankan adalah mengkonsumi daging sekitar 100-150 gram, dilengkapi dengan sayuran, karbohidrat kompleks yang bersal dari nasi, dan minum air secukupnya. “Tatkala berbuka sebaiknya dihindari makanan berlemak tinggi seperti gulai atau rendang berlebihan, daging olahan dengan banyak vetsin atau pengawet, dan makan terlalu banyak, agar pencernaan tidak terganggu,”pesannya.

Reportase  : Satria/Humas Peternakan

Penulis       : Agung Nugroho

Foto           : freepik.com

Artikel Mengonsumsi Daging, Telur dan Susu Bantu Jaga Stamina Selama Menjalankan Ibadah Puasa pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/mengonsumsi-daging-telur-dan-susu-bantu-jaga-stamina-selama-menjalankan-ibadah-puasa/feed/ 0
Pernyataan Ahmad Dhani Soal Naturalisasi Dinilai Patriarkis dan Diskriminatif https://ugm.ac.id/id/berita/pernyataan-ahmad-dhani-soal-naturalisasi-dinilai-patriarkis-dan-diskriminatif/ https://ugm.ac.id/id/berita/pernyataan-ahmad-dhani-soal-naturalisasi-dinilai-patriarkis-dan-diskriminatif/#respond Fri, 07 Mar 2025 05:03:44 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76733 Pernyataan kontroversial disampaikan oleh musisi sekaligus anggota DPR RI Ahmad Dhani dalam sidang DPR terkait naturalisasi pemain timnas sepak bola. Dalam sidang tersebut, Ahmad Dhani memberikan usulan agar pemerintah menganggarkan program naturalisasi pemain sepak bola senior dari negara lain untuk dijodohkan dengan perempuan Indonesia dan menghasilkan anak yang diharapkan dapat menjadi pemain bola andal. Pernyataan Ahmad Dhani tersebut mendapat […]

Artikel Pernyataan Ahmad Dhani Soal Naturalisasi Dinilai Patriarkis dan Diskriminatif pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Pernyataan kontroversial disampaikan oleh musisi sekaligus anggota DPR RI Ahmad Dhani dalam sidang DPR terkait naturalisasi pemain timnas sepak bola. Dalam sidang tersebut, Ahmad Dhani memberikan usulan agar pemerintah menganggarkan program naturalisasi pemain sepak bola senior dari negara lain untuk dijodohkan dengan perempuan Indonesia dan menghasilkan anak yang diharapkan dapat menjadi pemain bola andal.

Pernyataan Ahmad Dhani tersebut mendapat tanggapan dari Dr. Hastanti Widy Nugroho, S.S., M.Hum., dosen Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada yang memiliki kepakaran di bidang feminisme. Ia menyoroti berbagai aspek problematis dalam pernyataan Dhani, mulai dari kesalahpahaman konsep naturalisasi hingga pemikiran patriarkis yang diskriminatif terhadap perempuan. Pernyataan ini, menurut Widy, memberikan gambaran tentang cara berpikir Ahmad Dhani yang sangat patriarkis dan diskriminatif.

“Urusan pernikahan dia bisa memberikan statement seperti itu. Ini kalau dalam feminisme disebut sebagai misoginis, yaitu kebencian, penghinaan, dan prasangka terhadap perempuan. Perempuan di sini dipahami hanya sebatas urusan dapur, sumur, dan kasur, atau dalam bahasa biologinya, memahami perempuan sebatas urusan reproduksi. Urusan poligami juga tahu-tahu dibawa ke urusan sepakbola, kan aneh itu,” jelas Widy, Jumat (7/3).

Ia menyayangkan usulan seperti ini terlontar dari seorang anggota legislatif yang memiliki pengaruh dan posisi yang penting di Indonesia. Sebagai akademisi, yang saat ini mengampu mata kuliah Feminisme, Widy juga menyampaikan keprihatinannya atas mentalitas dan kualitas anggota dewan yang menunjukkan pemahaman yang minim terhadap hak perempuan.“Kalau disebut out of the box, yang jadi pertanyaan ini box yang mana? Bisa dibayangkan betapa parahnya masyarakat patriarki berkuasa dengan model seperti ini. Jika orang seperti ini menjadi anggota dewan lalu dia memiliki pengikut dan kesempatan untuk mengkampanyekan terus menerus nilai patriarkis ini, maka nasib perempuan Indonesia tidak bisa diharapkan lagi,” ucapnya.

Pernyataan terkait warna kulit pemain sepak bola yang dinaturalisasi, menurut Widy, cenderung rasis. Selain itu, Ahmad Dhani juga dianggap gagal memahami konsep nasionalisme. Proses naturalisasi, terang Widy, bukanlah sebuah proyek reproduksi, yaitu mendatangkan orang asing untuk menghasilkan keturunan. Ketika seseorang memilih kewarganegaraan tertentu, hal itu seharusnya dilandasi oleh kecintaan terhadap tanah air leluhurnya atau tempat di mana dia berada.

Widy, yang juga mengikuti perkembangan sepak bola di Indonesia, membandingkan pandangan Ahmad Dhani dengan pengalaman pemain sepak bola yang telah melalui proses naturalisasi. Ia mencontohkan bagaimana Maarten Paes memilih untuk menjadi Warga Negara Indonesia dan menangis ketika lagu Tanah Airku dikumandangkan.“Itu bukan hanya karena neneknya tinggal di Kediri dan dia memiliki romantisme masa lalu dengan kota tersebut. Bukan hanya itu, tapi momen itu menunjukkan rasa cintanya pada tanah air yang sampai sekarang tentu dicintainya dengan sepenuh hati. Nah konsep itu yang Ahmad Dhani lupa atau tidak mengerti,” terangnya.

Penulis  : Gloria/Humas Filsafat

Editor    : Gusti Grehenson

Foto.     : AFP

Artikel Pernyataan Ahmad Dhani Soal Naturalisasi Dinilai Patriarkis dan Diskriminatif pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/pernyataan-ahmad-dhani-soal-naturalisasi-dinilai-patriarkis-dan-diskriminatif/feed/ 0