Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Sat, 12 Apr 2025 09:34:17 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Kisah 3 Mahasiswa Penyandang Autisme Menjalani Kuliah di UGM https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-3-mahasiswa-penyandang-autisme-menjalani-kuliah-di-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-3-mahasiswa-penyandang-autisme-menjalani-kuliah-di-ugm/#respond Sat, 12 Apr 2025 09:34:17 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77662 Universitas Gadjah Mada menegaskan komitmennya menjadi kampus inklusif yang ramah bagi penyandang disabilitas. Komitmen ini dibuktikan dengan menerima mahasiswa dari kalangan disabilitas dan mengembangkan pembelajaran yang ramah disabilitas. Tiga orang mahasiswa selaku penyandang autisme membagikan pengalaman dan praktik baik selama berkuliah di kampus UGM yang diharapkan bisa memberi inspirasi serta motivasi calon mahasiswa dari penyandang […]

Artikel Kisah 3 Mahasiswa Penyandang Autisme Menjalani Kuliah di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>

Universitas Gadjah Mada menegaskan komitmennya menjadi kampus inklusif yang ramah bagi penyandang disabilitas. Komitmen ini dibuktikan dengan menerima mahasiswa dari kalangan disabilitas dan mengembangkan pembelajaran yang ramah disabilitas. Tiga orang mahasiswa selaku penyandang autisme membagikan pengalaman dan praktik baik selama berkuliah di kampus UGM yang diharapkan bisa memberi inspirasi serta motivasi calon mahasiswa dari penyandang disabilitas lainnya.

Ketiga mahasiswa itu adalah Riani Wulan Sujarrivani  dari prodi S1 Ilmu Tanah angkatan 2024, Siham Hamda Zaula Mumtaza dari prodi S1 Ilmu dan Industri Peternakan angkatan 2019 dan Muhammad Rhaka Katresna  dari prodi Magister Agama dan Lintas Budaya, Sekolah Pascasarjana.

Riani membagikan pengalamannya sebagai mahasiswa autisme di UGM. Ia menyampaikan bahwa dirinya telah diagnosis Autism Spectrum Disorder. Ia bercerita bahwa stigma yang ia dapatkan sebagai penyandang autisme adalah dianggap bodoh oleh masyarakat dan dianggap tidak mandiri hanya karena berbeda. “Beruntung, saya mendapat dukungan dari keluarga dan guru. Orang tua bahkan sempat berhenti bekerja karena melihat perkembangan saya yang berbeda dan ingin mendampingi saya lebih dekat. Ketika sekolah, saya juga mendapatkan dukungan moral dari para guru untuk belajar mandiri dalam kehidupan sehari-hari,” kata Riani dalam sharing session bertajuk berjudul “Refleksi Hidup Pendidikan dan Pengalaman Mahasiswa Autism dalam Pendidikan Tinggi di UGM” yang diadakan oleh Unit Layanan Disabilitas Universitas Gadjah Mada (ULD UGM) dalam rangka Memperingati Hari Kesadaran Autisme Sedunia, Jumat (11/4) di Kampus UGM.

Sebagai penyandang autisme, Riani mengaku dirinya sempat mengalami kegagalan dalam mengikuti proses seleksi di tiga jalur seleksi masuk UGM pada tahun pertama. Namun, ia tidak menyerah dan akhirnya diterima pada tahun kedua melalui jalur Seleksi Nasional Berbasi Tes (SNBT).

Selama berkuliah, ujarnya, ia memiliki tantangan tersendiri dalam menyelesaikan tugas tepat waktu, serta belum terbiasa dengan laboratorium karena belum terbiasa dengan instrumen yang ada. Meski demikian, Riani menyampaikan bahwa ia mendapatkan dukungan dari pihak universitas dan fakultas, seperti perpanjangan waktu pengerjaan tugas dan akses ke Layanan Disabilitas, meski ia sempat mengalami kendala ketika mencoba mengajukan permohonan layanan pendukung di awal masa studinya.

Sementara Siham, mahasiswa yang lahir di Bukittinggi, berbagi kisahnya sebagai penyandang autisme dan gangguan kesehatan mental. Siham bercerita bahwa ia didiagnosis dengan Autism Spectrum Disorder saat masih di sekolah dasar dan telah menjalani berbagai terapi sejak usia dini meski diagnosis itu sempat disangkal oleh orang tuanya. “Pada saat awal saya diagnosis Autism Spectrum Disorder, orang tua saya, terutama ayah saya, menolak status Autism Spectrum Disorder saya. Dibilang, saya ini adalah orang normal, tidak ada kekurangan,” katanya.

Agar mendapatkan dukungan yang sesuai untuk Siham selama proses perkuliahan, ULD UGM melakukan asesmen dan pengaturan ulang dosen pengampu setiap semester, serta penyampaian informasi kepada asisten praktikum mengenai kondisi Siham. Ia juga mengaku mendapatkan pendampingan khusus untuk membantu proses belajar. Menurutnya, penting untuk adanya asesmen berkelanjutan yang dipantau dan ditindaklanjuti agar pendampingan dan penyesuaian selama perkuliahan tetap relevan dan efektif, serta kepastian akan layanan yang inklusif bagi mahasiswa dengan kebutuhan khusus seperti dirinya.

Autisme, menurutnya Rhaka, bukanlah sekadar kondisi kesehatan mental, melainkan disabilitas perkembangan. Sejak kecil hingga dewasa, ia mengalami perbedaan perkembangan yang tidak diidentifikasi secara tepat oleh sistem layanan kesehatan. Rhaka berbagi kisahnya dalam memperoleh diagnosis autisme di usia dewasa. Ia mengaku bahwa mendapatkan diagnosis autisme di usia dewasa bukanlah perkara mudah, apalagi di Indonesia. Selama 27 tahun hidupnya, ia menghadapi berbagai tantangan, termasuk penolakan keluarga dan ketidakpastian dari layanan kesehatan. “Diagnosis autisme pada anak-anak saat ini cenderung lebih mudah karena banyak tenaga ahli yang fokus di sana. Tapi untuk usia dewasa, justru jauh lebih sulit,” ungkapnya.

Setelah lulus S1 Psikologi, ia akhirnya memilih untuk melanjutkan S2 di Pusat Studi Agama dan Lintas Budaya di UGM, yang menyatakan bahwa program ini terbuka terhadap mahasiswa autistik. Rhaka menekankan bahwa orang autis cenderung memiliki minat khusus. Setiap individu memiliki ketertarikan mendalam yang berbeda-beda. Dalam kasusnya, ia tertarik pada penelitian berbasis pengalaman autistik, bidang yang masih jarang diakui di Indonesia. Di prodi Studi Agama dan Lintas Budaya selalu mendukung minat risetnya, termasuk dalam membangun epistemologi studi yang berasal dari perspektif orang autistik. “Di prodi ini, saya bisa mendapat ruang untuk mengkritisi konstruksi ilmu tersebut,” katanya.

Selama berkuliah di UGM, Rhaka mendapatkan dukungan dalam bentuk perpanjangan tenggat tugas, pembelajaran berbasis proyek, serta metode yang fleksibel dan efektif. Ia menekankan bahwa diskriminasi yang didapatkannya menjadi alasan mengapa orang autistik harus mulai mengambil ruang, membangun cara sendiri untuk bersuara, agar dapat hidup sesuai dengan kebutuhan mereka, bukan ekspektasi pihak lain. “Saya punya diagnosis ganda, autisme dan ADHD. Tapi saya bangga. Jadi saya mengajak teman-teman semua untuk bangga. Kita mesti bangga menjadi diri sendiri, sebagaimana adanya,” pungkasnya.

Penulis : Lintang Andwyna

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Dok. ULD UGM

Artikel Kisah 3 Mahasiswa Penyandang Autisme Menjalani Kuliah di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-3-mahasiswa-penyandang-autisme-menjalani-kuliah-di-ugm/feed/ 0
RSA UGM Peringati HUT Ke-13, Siap Menjadi Bagian dari Health Tourism https://ugm.ac.id/id/berita/rsa-ugm-peringati-hut-ke-13-siap-menjadi-bagian-dari-health-tourism/ https://ugm.ac.id/id/berita/rsa-ugm-peringati-hut-ke-13-siap-menjadi-bagian-dari-health-tourism/#respond Sat, 12 Apr 2025 08:46:21 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77657 Rumah Sakit Akademik (RSA UGM) memperingati puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-13 pada Jumat (11/4) kemarin. RSA UGM terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan meluncurkan berbagai inovasi dari segi pelayanan, pendidikan, serta pengabdian masyarakat. Pada ulang tahun ke-13, RSA UGM meresmikan pembangunan Gedung Private Wing, Kardiologi, dan Onkologi dengan melakukan peletakan batu pertama secara […]

Artikel RSA UGM Peringati HUT Ke-13, Siap Menjadi Bagian dari Health Tourism pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>

Rumah Sakit Akademik (RSA UGM) memperingati puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-13 pada Jumat (11/4) kemarin. RSA UGM terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan meluncurkan berbagai inovasi dari segi pelayanan, pendidikan, serta pengabdian masyarakat. Pada ulang tahun ke-13, RSA UGM meresmikan pembangunan Gedung Private Wing, Kardiologi, dan Onkologi dengan melakukan peletakan batu pertama secara simbolis. Pembangunan gedung baru ini menunjukkan komitmen RSA UGM sebagai rumah sakit berbasis akademik.

Dirut RSA UGM, Dr. dr. Darwito, S.H., Sp.B. Subsp. Onk (K) dalam sambutannya mengucapkan pegawai dan nakes yang telah mendukung penyelenggaraan RSA UGM selama 13 tahun terakhir dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Ia mengajak segenap tenaga kesehatan dan semua pihak yang mendukung untuk menyukseskan program pemerintah di bidang kesehatan, dalam hal ini ialah BPJS Kesehatan. Diketahui, RSA UGM telah menerima pasien BPJS Kesehatan sejak tahun 2014. “Marilah kita bersama-sama menyukseskan program pemerintah sehingga kita dapat maju bersama,” ujar Darwito.

Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D, turut hadir dalam acara puncak HUT RSA UGM. Dalam kesempatan tersebut, ia mengutarakan apresiasi terhadap langkah strategis RSA UGM dalam mengembangkan kardiologi dan onkologi. Ova mengatakan bahwa inovasi dan transformasi menjadi kunci dalam menghadapi kompleksitas persoalan masyarakat ke depannya. “Kompleksitas masyarakat di masa depan menjadi tanggung jawab kita bersama. Rumah sakit harus berkonsolidasi dan sensitif terhadap problem eksternal,” ujar Ova.

Dalam konteks rumah sakit berbasis akademik, RSA bersinergi dengan UGM dalam mengembangkan inovasi dan teknologi di bidang kesehatan. Rumah sakit akademik juga dituntut untuk menjawab tantangan secara solutif, salah satunya ialah menjaga ketersediaan alat dan obat. Hal tersebut mendukung penetapan RSA UGM oleh Kementerian Kesehatan sebagai rumah sakit rujukan berbasis akademik.

Di sela perayaan HUT ke-13, RSA UGM melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan berbagai pihak eksternal. Kerja sama ini dilakukan untuk mendukung RSA UGM sebagai penyelenggara health tourism atau layanan pariwisata kesehatan. Rektor UGM juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran direksi, civitas hospitalia, serta seluruh mitra yang telah bekerja sama dan berkontribusi dalam pembangunan RSA UGM.  “Kami berharap RSA UGM dapat terus berkembang dan menjadi pusat layanan kesehatan yang unggul, responsif, dan inovatif bagi masyarakat,” pungkas Ova.

Penulis   : Tiefany

Editor     : Gusti Grehenson

Foto       : Dok. RSA UGM

Artikel RSA UGM Peringati HUT Ke-13, Siap Menjadi Bagian dari Health Tourism pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/rsa-ugm-peringati-hut-ke-13-siap-menjadi-bagian-dari-health-tourism/feed/ 0
Tingkatkan Layanan Kesehatan, RSA UGM Bangun 3 Gedung Baru  https://ugm.ac.id/id/berita/tingkatkan-layanan-kesehatan-rsa-ugm-bangun-3-gedung-baru/ https://ugm.ac.id/id/berita/tingkatkan-layanan-kesehatan-rsa-ugm-bangun-3-gedung-baru/#respond Fri, 11 Apr 2025 09:43:54 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77651 Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus melakukan pengembangan demi memaksimalkan pelayanan kesehatan publik dengan memasifkan pembangunan. Rektor UGM Ova Emilia, Dirut BPJS Ali Ghufron Mukti dan Dirut RSA UGM Darwito melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan 3 gedung baru, yakni gedung private wing untuk rawat inap, gedung kardiologi, dan gedung onkologi.  di pelataran RSA UGM, […]

Artikel Tingkatkan Layanan Kesehatan, RSA UGM Bangun 3 Gedung Baru  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus melakukan pengembangan demi memaksimalkan pelayanan kesehatan publik dengan memasifkan pembangunan. Rektor UGM Ova Emilia, Dirut BPJS Ali Ghufron Mukti dan Dirut RSA UGM Darwito melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan 3 gedung baru, yakni gedung private wing untuk rawat inap, gedung kardiologi, dan gedung onkologi.  di pelataran RSA UGM, Jumat (4/4).

Prosesi peletakan batu pertama diwarnai dengan penggunaan tiga jenis batu yang memiliki makna filosofis yang kuat. Direktur utama RSA UGM, Dr. dr. Darwito, S.H., SpB (K) Onk. menuturkan bahwa ketiga batu tersebut diambil dari Kali Progo, Kali Opak, dan Gunung Merapi yang memiliki keunikan secara letak geografis dan geologis. “Ketiga batu ini adalah batas dari wilayah Yogyakarta yang ditetapkan oleh Pangeran Mangkubumi, pendiri Yogyakarta. Harapannya gedung ini mempunyai kekokohan layaknya Mataram,” jelasnya bersemangat.

 

Prosesi dilakukan oleh Rektor UGM, Direktur Utama Rumah Sakit Akademik, Direktur Utama BPJS Kesehatan, perwakilan Dewan Pengawas RSA UGM, dan perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi DIY yang seluruhnya mengenakan rompi dan helm proyek sebagai pembangun suasana sakral tersebut. Rangkaian proyek ini adalah bagian besar dari pengembangan RSA UGM melalui grand design yang telah disusun.

Rencananya, gedung sayap kanan dan kiri masing-masing akan dibangun 12 lantai dan gedung tengah 14 lantai. Pengembangan ketiga gedung ini didasarkan pada kebutuhan di lapangan yang dirasa belum banyak tersedia. Harapannya tahun 2027 gedung ini sudah rampung dibangun dan ditargetkan untuk segera dioperasikan.

Rektor UGM, Ova Amelia mengapresiasi keberanian dan kekuatan tekad melalui visi RSA UGM yang terus diwujudkan. Ia berharap rumah sakit ini dapat menjadi contoh baik dari sisi pelayanan, pendidikan, dan penelitian sesuai tri dharma perguruan tinggi. “Ke depan, kami akan membuka unit khusus untuk pendidikan agar pengembangan obat maupun alat kesehatan dapat lahir dari institusi yang kita cintai ini,” ungkapnya.

Prosesi peletakan batu pertama ini dilakukan bertepatan dengan momentum spesial Hari Ulang Tahun RSA UGM yang ke-13. Dengan pembangunan tiga gedung baru ini, RSA UGM diharapkan semakin mampu memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan mendukung pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran secara berkelanjutan.

Penulis : Bolivia Rahmawati

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Koleksi RSA UGM

Artikel Tingkatkan Layanan Kesehatan, RSA UGM Bangun 3 Gedung Baru  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/tingkatkan-layanan-kesehatan-rsa-ugm-bangun-3-gedung-baru/feed/ 0
Dubes Polandia Berkunjung ke Perpustakaan dan Arsip UGM https://ugm.ac.id/id/berita/dubes-polandia-berkunjung-ke-perpustakaan-dan-arsip-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/dubes-polandia-berkunjung-ke-perpustakaan-dan-arsip-ugm/#respond Fri, 11 Apr 2025 08:39:01 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77645 Memperingati 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Polandia, Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan dari Kedutaan Besar Republik Polandia, Kamis (10/4). Kunjungan ini sekaligus mencerminkan komitmen kedua negara dalam memperkuat kolaborasi di bidang pendidikan dan kebudayaan. Kunjungan kali ini dipimpin oleh Duta Besar Polandia untuk Indonesia, Barbara Szymanowska, perwakilan Kedutaan Besar […]

Artikel Dubes Polandia Berkunjung ke Perpustakaan dan Arsip UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Memperingati 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Polandia, Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan dari Kedutaan Besar Republik Polandia, Kamis (10/4). Kunjungan ini sekaligus mencerminkan komitmen kedua negara dalam memperkuat kolaborasi di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Kunjungan kali ini dipimpin oleh Duta Besar Polandia untuk Indonesia, Barbara Szymanowska, perwakilan Kedutaan Besar Polandia di Jakarta, dan tiga mahasiswa Polandia yang tengah menempuh studi di Yogyakarta. Selain itu, dihadiri oleh Delegasi Wielkopolska yang dipimpin oleh Marsekal Marek Wozniak, serta Kelompok Persahabatan Parlemen Polandia-Indonesia yang dipimpin oleh Krzysztof Gadowski, MP beserta enam anggota lainnya.

Dalam sambutannya, Krzysztof Gadowski menyampaikan kunjungan dari perwakilan Polandia ini sebagai bentuk komitmen untuk memperkuat hubungan kerja sama antara Polandia dan UGM. Beberapa bentuk kerja sama yang diusulkan antara lain pembukaan kursus bahasa Polandia di UGM serta pemberian sumbangan bahan bacaan tentang Polandia bagi koleksi Perpustakaan dan Arsip UGM. “Kita ingin membuka kursus bahasa Polandia dan menambah koleksi buku tentang Polandia di sini,” katanya.

 

Kepala Perpustakaan dan Arsip UGM, Arif Surachman, S.I.P., MBA., menyampaikan apresiasi atas perhatian dan kerja sama dari pemerintah Polandia yang meluangkan waktu berkunjungan ke kampus UGM. “Tahun lalu, kami menerima beberapa judul buku dari Kedutaan Polandia, dan hari ini kami sangat senang bisa menerimanya kembali. Tentu ini akan menjadi koleksi berharga bagi para pengguna perpustakaan kami,” jelasnya.

Soal rencana pembukaan pembukaan kursus bahasa Polandia di UGM, Arif menegaskan pihaknya akan menyampaikan gagasan tersebut ke pimpinan universitas. “Gagasan ini akan kami sampaikan ke pimpinan universitas untuk tindak lanjut secara lebih mendalam,” ungkapnya.

Usai berdiskusi seputar koleksi dan layanan di Perpustakaan dan Arsip UGM, serta informasi umum tentang UGM. Kunjungan kali ini ditutup dengan penyerahan buku secara simbolis dari pihak delegasi Polandia kepada Perpustakaan dan Arsip UGM. Buku-buku yang diserahkan mencakup tema sejarah, bahasa, budaya, dan kehidupan kontemporer Polandia. Selain itu, tim delegasi Polandia berkesempatan meninjau berbagai fasilitas serta layanan unggulan di Perpustakaan dan Arsip UGM.

Reportase  : Wasilatul Baroroh/Perpustakaan

Penulis       : Jelita Agustine

Editor        : Gusti Grehenson

Foto          : Koleksi Perpustakaan UGM

Artikel Dubes Polandia Berkunjung ke Perpustakaan dan Arsip UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/dubes-polandia-berkunjung-ke-perpustakaan-dan-arsip-ugm/feed/ 0
UGM Peringkat 1 di Indonesia untuk Bidang Studi Bisnis dan Manajemen versi QS WUR by Subject 2025 https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-peringkat-1-di-indonesia-untuk-bidang-studi-bisnis-dan-manajemen-versi-qs-wur-by-subject-2025/ https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-peringkat-1-di-indonesia-untuk-bidang-studi-bisnis-dan-manajemen-versi-qs-wur-by-subject-2025/#respond Fri, 11 Apr 2025 08:03:56 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77641 Universitas Gadjah Mada berhasil meraih peringkat pertama di Indonesia dan peringkat 201-250 dunia berdasarkan hasil pemeringkatan dalam Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR) by Subject 2025 untuk kluster Business and Management. Selain UGM, ada Universitas Indonesia yang berda di peringkat kedua dan  Universitas Airlangga di peringkat ketiga. Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber […]

Artikel UGM Peringkat 1 di Indonesia untuk Bidang Studi Bisnis dan Manajemen versi QS WUR by Subject 2025 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>

Universitas Gadjah Mada berhasil meraih peringkat pertama di Indonesia dan peringkat 201-250 dunia berdasarkan hasil pemeringkatan dalam Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR) by Subject 2025 untuk kluster Business and Management. Selain UGM, ada Universitas Indonesia yang berda di peringkat kedua dan  Universitas Airlangga di peringkat ketiga.

Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia FEB UGM, Gumilang Aryo Sadewo, S.E., M.A., Ph.D., menyampaikan rasa syukur atas hasil capaian pemeringkatan yang dicapai oleh FEB UGM khususnya untuk Klaster Bisnis dan Manajemen, yang berhasil menduduki peringkat pertama di Indonesia dalam pemeringkatan ini, “Hasil pemeringkatan ini makin mendorong kinerja dan luaran dari para civitas akademika FEB UGM. Kita terus melakukan berkomitmen melaksanakan prinsip perbaikan berkelanjutan melalui beberapa kebijakan. Nilai maupun peringkat yang lebih baik setiap tahun harapannya adalah cerminan perbaikan berkelanjutan tersebut,” katanya, Jumat (11/04).

Gumilang menyampaikan bahwa faktor yang paling berkontribusi terhadap reputasi dan peringkat tinggi yang diraih UGM adalah pada peningkatan indikator employer reputation dan juga H-index dari tahun sebelumnya. Indikator employer reputation menunjukkan kepercayaan pemberi kerja terhadap kualitas lulusan lembaga, sedangkan H-index adalah salah satu ukuran produktivitas dan dampak dari penelitian.

Meski mendapat pengakuan dari lembaga pemeringkatan perguruan tinggi tingkat internasional, Gumilang mengatakan pihaknya tidak  langsung berpuas diri namun sebaliknya terus melakukan perbaikan terutama dalam pengembangan kurikulum yang relevan untuk integrasi isu keberlanjutan dan juga keterampilan untuk pemimpin masa depan juga merupakan tantangan tersendiri.  “Kita tidak ingin hanya menghasilkan penelitian yang tidak berhenti pada publikasi di jurnal internasional yang bereputasi namun juga berdampak terhadap perubahan praktik bisnis maupun kebijakan bisnis dan ekonomi,” paparnya.

Untuk terus meningkatkan kualitas lulusan, khususnya dalam hal employability dan reputasi di mata dunia kerja, FEB UGM telah membentuk unit Career and Student Development Unit (CSDU) dan Sustainability and Strategic Initiative Unit (SSIU). Unit karir memiliki program flagship untuk mahasiswa yaitu pelatihan softskill untuk komplemen kompetensi inti yang diperoleh melalui proses kuliah. FEB UGM juga bekerja sama dengan industri untuk kegiatan kuliah umum, rekrutmen kampus, dan juga magang. “Tentunya, masih banyak kekurangan yang perlu diidentifikasi dan menjadi pekerjaan rumah yang harus dikerjakan sebagai bagian dari perbaikan berkelanjutan,” katanya.

Di tengah persaingan yang terus ketat, kata Gumilang, FEB UGM mengupayakan pertumbuhan yang organik dan tidak melalui jalan pintas. Tentunya, pilihan tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama. Namun, pilihan tersebut harapannya lebih sustainable. FEB UGM saat ini berupaya untuk memperkuat jaringan penelitian internasional melalui program visiting professor maupun joint research. Dari hal ini ia menyampaikan harapan jangka panjang terhadap FEB UGM, khususnya dalam kontribusinya terhadap pengembangan ekonomi dan bisnis di Indonesia bahwa, “FEB UGM harus menghasilkan social impact yaitu menjalankan proses Tridharma yang berdampak terhadap komunitas,” pungkasnya.

Penulis : Kezia Dwina Nathania
Editor : Gusti Grehenson 

Artikel UGM Peringkat 1 di Indonesia untuk Bidang Studi Bisnis dan Manajemen versi QS WUR by Subject 2025 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-peringkat-1-di-indonesia-untuk-bidang-studi-bisnis-dan-manajemen-versi-qs-wur-by-subject-2025/feed/ 0
Fakultas Geografi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia dan 101-150 Dunia dalam QS WUR by Subject 2025 https://ugm.ac.id/id/berita/fakultas-geografi-ugm-raih-peringkat-1-di-indonesia-dan-101-150-dunia-dalam-qs-wur-by-subject-2025/ https://ugm.ac.id/id/berita/fakultas-geografi-ugm-raih-peringkat-1-di-indonesia-dan-101-150-dunia-dalam-qs-wur-by-subject-2025/#respond Fri, 11 Apr 2025 05:52:58 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77609 Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Pada pemringkatan terbaru QS Worlds University Rankings (QS WUR) by Subject 2025, UGM melalui bidang ilmu Geografi berhasil menempati peringkat 1 di Indonesia dan peringkat 101-150 dunia, sekaligus menegaskan posisinya sebagai institusi pendidikan geografi unggulan di Asia Tenggara. Dalam daftar 251 perguruan tinggi […]

Artikel Fakultas Geografi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia dan 101-150 Dunia dalam QS WUR by Subject 2025 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Pada pemringkatan terbaru QS Worlds University Rankings (QS WUR) by Subject 2025, UGM melalui bidang ilmu Geografi berhasil menempati peringkat 1 di Indonesia dan peringkat 101-150 dunia, sekaligus menegaskan posisinya sebagai institusi pendidikan geografi unggulan di Asia Tenggara. Dalam daftar 251 perguruan tinggi yang masuk dalam daftar kategori bidang ilmu geografi tersebut, terdapat dua perguruan tinggi dari Indonesia yang berhasil masuk, yakni UGM dan Universitas Indonesia.

QS World University Rankings by Subject merupakan salah satu pemeringkatan universitas paling bergengsi di dunia yang dilakukan oleh lembaga Quacquarelli Symonds (QS), Inggris. Pemeringkatan ini dilakukan terhadap lebih dari 1.500 institusi pendidikan tinggi di seluruh dunia berdasarkan bidang ilmu tertentu, dengan penilaian yang mencakup reputasi akademik, employer reputation, serta indikator bibliometrik seperti sitasi per publikasi dan indeks H yang mengukur produktivitas dan dampak dari publikasi ilmiah.

Dekan Fakultas Geografi UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., menyampaikan bahwa capaian ini merupakan bentuk akuntabilitas fakultas kepada publik sekaligus pengakuan internasional atas kualitas akademik yang selama ini dijalankan. “Peringkat ini menjadi refleksi atas reputasi dan kualitas yang dimiliki oleh Fakultas Geografi. Klaim kualitas institusi harus didukung oleh ukuran yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dari lembaga pemeringkat yang kredibel, dalam hal ini QS World University Rankings,” ungkapnya, Jumat (11/4).

Lebih lanjut, Danang menjelaskan bahwa capaian ini memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap arah pengembangan program studi dan kurikulum di Fakultas Geografi, baik pada jenjang sarjana maupun pascasarjana. Peningkatan peringkat dalam pemeringkatan internasional yang kredibel seperti QS WUR tidak hanya meningkatkan daya saing institusi di tingkat global, tetapi juga memperbesar tingkat kepercayaan dari mitra-mitra luar negeri terhadap kualitas akademik yang dimiliki fakultas. Kepercayaan ini menjadi pondasi penting dalam memperluas jejaring kolaborasi internasional, baik dalam bentuk penyelenggaraan program double degree, pelaksanaan riset kolaboratif lintas negara, hingga pengembangan kurikulum bersama yang sesuai dengan standar global. “Peringkat ini akan memperkuat posisi Fakultas dalam menjalin kerja sama internasional, seperti program double degree, riset bersama, serta kolaborasi dalam pengembangan akademik,” imbuhnya.

Saat ini, Fakultas Geografi UGM telah membangun jejaring kolaborasi yang luas dan berkelanjutan dengan berbagai institusi pendidikan tinggi terkemuka di dunia. Kemitraan ini mencakup kerja sama strategis dengan universitas-universitas bergengsi seperti University of Cambridge di Inggris, serta sejumlah institusi ternama di kawasan Eropa seperti Jerman, Prancis, Belanda, dan negara-negara lainnya yang memiliki tradisi akademik kuat dalam bidang geografi dan ilmu kebumian. Tidak hanya terbatas di Eropa, Fakultas Geografi juga secara aktif menjalin hubungan dengan perguruan tinggi di kawasan Asia Timur yang memiliki reputasi internasional, seperti universitas-universitas di Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Kolaborasi tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk, mulai dari pelaksanaan riset bersama (joint research), perkuliahan kolaboratif (joint lecture), hingga pembimbingan bersama mahasiswa (joint supervision). “Banyak mitra global yang menjalin kolaborasi secara intensif dengan Fakultas Geografi. Mereka tidak hanya datang dari lingkungan regional, tetapi juga dari institusi kelas dunia, yang menunjukkan bahwa keberadaan kami semakin diakui dalam forum akademik internasional,” ujar Danang.

Pencapaian tersebut juga tidak lepas dari kontribusi mahasiswa dalam kegiatan riset dan publikasi internasional. Fakultas Geografi mendorong keterlibatan aktif mahasiswa pada berbagai proyek penelitian, termasuk publikasi di jurnal bereputasi tinggi seperti Q1. Menurut Danang, riset bukan hanya menghasilkan pengetahuan, tetapi juga menjadi bagian penting dari proses pendidikan untuk mencetak generasi pemimpin dan inovator masa depan. Dalam upaya menjaga dan meningkatkan reputasi akademik serta employer reputation, Fakultas Geografi juga terus memperluas jejaring kerja sama dengan para pengguna lulusan. Strategi yang dilakukan antara lain melalui forum alumni, workshop, dan kerja sama proyek yang melibatkan para pemangku kepentingan. “Kami ingin memastikan bahwa para pengguna lulusan merasa puas dengan kualitas alumni yang dihasilkan Fakultas Geografi,” tambahnya.

Selain itu, kehadiran dosen tamu dan profesor kunjungan (visiting professor) menjadi salah satu strategi kunci yang secara berkelanjutan diupayakan oleh Fakultas Geografi UGM untuk memperkuat kualitas akademik, meningkatkan paparan internasional, serta memperluas jejaring kolaboratif lintas negara. Keterlibatan para akademisi dari luar negeri tidak hanya terbatas pada kunjungan fisik dalam jangka pendek, tetapi juga mencakup partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan akademik strategis, seperti keterlibatan dalam pengujian disertasi mahasiswa, pelaksanaan riset bersama (joint research), perkuliahan lintas institusi (co-teaching), serta pendampingan akademik dalam skema joint supervision. Selain itu, banyak dosen Fakultas Geografi yang juga dipercaya sebagai adjunct professor atau profesor afiliasi di sejumlah universitas luar negeri, seperti di Jepang, Tiongkok, Jerman, dan Selandia Baru. Posisi ini tidak hanya mencerminkan pengakuan atas kapasitas individu dosen, tetapi juga menjadi bukti bahwa kualitas akademik Fakultas telah mencapai standar internasional yang tinggi. “Kolaborasi semacam ini memperkuat pertukaran pengetahuan, memperkaya pengalaman belajar mahasiswa dan dosen, serta menjadi sarana penting dalam menjaga dinamika inovasi dan relevansi global dalam pengembangan ilmu geografi,” tuturnya.

Danang menegaskan salah satu fokus utama yang terus didorong adalah peningkatan intensitas dan kualitas kerja sama internasional di Fakultas Geografi yang diwujudkan melalui perluasan jejaring riset global atau International Research Network (IRN). Di samping itu, fakultas juga secara strategis menargetkan peningkatan kuantitas dan kualitas publikasi ilmiah di jurnal bereputasi internasional, terutama yang terindeks Scopus dan masuk dalam kategori Q1 sebagai indikator penting dalam penguatan posisi institusi dalam pemeringkatan global. Upaya ini didukung oleh budaya riset yang kuat, sistem mentoring yang solid, serta dorongan aktif kepada sivitas akademika, baik dosen maupun mahasiswa, untuk terus menghasilkan karya ilmiah yang inovatif, aplikatif, dan berdampak luas. “Kami berkomitmen untuk terus mendorong terwujudnya kolaborasi akademik yang bermutu tinggi, memperluas pengakuan global terhadap Fakultas Geografi UGM, dan memastikan kontribusi keilmuan yang kami hasilkan dapat memberikan dampak nyata di tingkat lokal, nasional, maupun internasional,” pungkasnya.

Penulis : Triya Andriyani

Foto     : Donnie

Artikel Fakultas Geografi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia dan 101-150 Dunia dalam QS WUR by Subject 2025 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/fakultas-geografi-ugm-raih-peringkat-1-di-indonesia-dan-101-150-dunia-dalam-qs-wur-by-subject-2025/feed/ 0
Keterlambatan Diagnosis jadi Faktor Penyebab Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi  https://ugm.ac.id/id/berita/keterlambatan-diagnosis-jadi-faktor-penyebab-kematian-ibu-dan-bayi-masih-tinggi/ https://ugm.ac.id/id/berita/keterlambatan-diagnosis-jadi-faktor-penyebab-kematian-ibu-dan-bayi-masih-tinggi/#respond Thu, 10 Apr 2025 08:34:00 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77602 Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan negara lain di Asia Tenggara, dengan rincian angka kematian Ibu (AKI) sebesar 189 per 10.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi (AKB) sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup. Meski telah terjadi penurunan dalam 10 tahun terakhir, namun angka ini masih jauh dari target pencapaian […]

Artikel Keterlambatan Diagnosis jadi Faktor Penyebab Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan negara lain di Asia Tenggara, dengan rincian angka kematian Ibu (AKI) sebesar 189 per 10.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi (AKB) sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup. Meski telah terjadi penurunan dalam 10 tahun terakhir, namun angka ini masih jauh dari target pencapaian SDGs.

Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada Prof. dr. R. Detty Siti Nurdiati Z, M.P.H., Ph.D., Sp.OG, Subsp. KFm., mengatakan terdapat pergeseran penyebab kematian ibu di Indonesia, yang awalnya nomor 1 pendarahan, diikuti hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi kini bertransisi dengan komplikasi non obstetri yang menduduki peringkat pertama diikuti dengan hipertensi dan perdarahan. “Komplikasi non obstetri merupakan suatu kumpulan penyakit yang berkaitan dengan gangguan metabolisme, termasuk di dalamnya penyakit jantung, obesitas, dan diabetes mellitus,” kata Detty dalam pidato pengukuhan Guru Besar dirinya yang berlangsung di ruang balai Senat UGM, Kamis (10/4).

Perubahan pola penyebab kematian ibu ini menurut Detty perlu ditelusuri lebih lanjut, agar dapat menjawab tantangan dan peningkatan kualitas kesehatan ibu dan bayi. Bahkan identifikasi faktor risiko pun menjadi sangat penting untuk dilakukan sejak masa prakonsepsi, kehamilan, persalinan, sampai dengan pasca persalinan, agar penanganan yang dilakukan dapat komprehensif. Strategi yang dilakukan pun harus berdasarkan atas praduga every pregnancy is at risk, yang artinya setiap kehamilan berisiko dan tidak ada kehamilan yang benar-benar bebas dari kemungkinan komplikasi.“Upaya yang dilakukan bukan hanya penanganan pada saat kelahiran, namun juga untuk kehamilan-kehamilan selanjutnya,” ujarnya.

Dari hasil penelitiannya yang menggunakan pendekatan epidemiologi untuk melakukan analisis yang sistematik dan berbasis data mengenai pola, penyebab serta dampak masalah kesehatan di masyarakat. Umumnya permasalahan yang kerap terjadi di lapangan adalah adanya keterlambatan diagnosis. Padahal skrining dan deteksi dini kelainan pada janin seawal mungkin sangat bermanfaat. Sebab, para Ibu akan lebih awal menyadari kondisi kehamilannya, sehingga pengambilan keputusan untuk melanjutkan kehamilan atau melakukan terminasi kehamilan akan lebih tepat, aman, efektif dan efisien. “Semakin muda umur kehamilan, semakin rendah risiko terjadinya komplikasi akibat tindakan terminasi tersebut baik dari segi fisik, fungsi reproduksi maupun dampak psikologis ibu,” katanya.

Ia pun menjelaskan dua contoh kasus yang menekankan betapa pentingnya disiplin ilmu kedokteran fetomaternal (KFm), dalam merawat ibu baik sebelum dan selama kehamilan, saat persalinan serta pasca persalinan secara berkesinambungan dan komprehensif. Lebih lanjut, subspesialis KFm akan menangani bu hamil risiko tinggi akibat komplikasi obstetri dan medis, skrining dan diagnostik prenatal, manajemen kelainan atau komplikasi janin, tindakan invasif dan non-invasif pada janin, fetal therapy, manajemen persalinan risiko tinggi, masalah genetik dalam kehamilan, serta dampaknya terhadap ibu dan janin.

Melalui fetomaternal pula, evidence synthesis, atau suatu penelitian sekunder, yang menyatukan semua penelitian primer yang mempunyai pertanyaan penelitian yang sama dan relevan dapat dilakukan. Penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk  adanya kesenjangan pengetahuan atau adanya perbedaan pendapat antar ahli, dan untuk mencari bukti ilmiah terbaik dan terkini yang menjadi dasar pengambilan keputusan klinis atau pembuatan kebijakan nantinya.

Lebih lanjut, Detty mengungkapkan bahwa dengan penguatan faskes primer seperti puskesmas memegang peranan penting dalam melakukan identifikasi ibu dengan kehamilan risiko tinggi, karena dapat memberikan layanan antenatal dan pertolongan persalinan tanpa komplikasi, serta rujukan ibu risiko tinggi ke rumah sakit. Hal ini dilakukan beriringan dengan adanya transisi pelayanan kesehatan kesehatan yang semula berbasis community medicine menjadi personal medicine. Berbeda dengan community medicine yang menyeragamkan metode pendekatannya terhadap program peningkatan kesehatan ibu, dalam pelayanan berbasis personal medicine, seorang ibu akan diperlukan secara unik sesuai dengan kondisinya, baik dari segi genetik, lingkungan, gaya hidup maupun faktor risiko lain.

Sebagai penutup, Detty pun menyampaikan bahwa tujuan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ini tidak hanya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi saja, melainkan untuk meningkatkan kualitas hidup ibu dan bayinya. Oleh karena itu, diperlukan adanya sistem kesehatan yang kuat dan sumber daya yang memadai. Ia mendukung betul adanya pemahaman yang kuat terkait perjalanan alamiah penyakit dan dan juga metodologi penelitian, tak hanya itu adanya kemajuan teknologi, termasuk penggunaan artificial intelligence pun dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan bayi di Indonesia.

Ia mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama meningkatkan pentingnya menjaga kualitas kesehatan ibu dan bayi sebagai aset masa depan bangsa. Menurutnya, peran seorang dokter subspesialis fetomaternal tidak akan berarti tanpa didukung oleh sistem kesehatan yang kuat, kolaborasi interprofesi kesehatan dan non-kesehatan, serta kesadaran semua pihak mengenai pentingnya pelayanan kesehatan yang komprehensif. “Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi untuk masa depan Indonesia yang cemerlang,” harapnya.

Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D., menyampaikan bahwa Prof. Detty merupakan 1 dari 528 Guru Besar aktif yang dimiliki oleh UGM, dan merupakan 1 dari  75 Guru Besar aktif dari 102 Guru Besar yang pernah dimiliki oleh FKKMK UGM.

Penulis.  : Leony

Editor      : Gusti Grehenson

Foto        : Firsto

Artikel Keterlambatan Diagnosis jadi Faktor Penyebab Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/keterlambatan-diagnosis-jadi-faktor-penyebab-kematian-ibu-dan-bayi-masih-tinggi/feed/ 0
Guru Besar UGM Sampaikan 6 Solusi Inovatif Penanganan Infeksi Dengue di Indonesia https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-sampaikan-6-solusi-inovatif-penanganan-infeksi-dengue-di-indonesia/ https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-sampaikan-6-solusi-inovatif-penanganan-infeksi-dengue-di-indonesia/#respond Thu, 10 Apr 2025 08:06:40 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77598 Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu masalah kesehatan tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga di tingkat global. Pasalnya, penyakit yang berasal virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Bahkan saat ini belum ada tatalaksana spesifik untuk manajemen klinis infeksi dengue. Oleh karena itu, […]

Artikel Guru Besar UGM Sampaikan 6 Solusi Inovatif Penanganan Infeksi Dengue di Indonesia pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu masalah kesehatan tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga di tingkat global. Pasalnya, penyakit yang berasal virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Bahkan saat ini belum ada tatalaksana spesifik untuk manajemen klinis infeksi dengue. Oleh karena itu, upaya pencegahan infeksi tetap menjadi hal utama dalam tata laksana secara umum. Apalagi tingkat  infeksi dengue pada anak dan dewasa muda masih sangat tinggi.

“Infeksi dengue merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan, terutama di daerah tropis dan subtropis di dunia.Walaupun angka kematian ini cenderung menurun, namun dengan angka insidensi yang tinggi dan angka kematian absolut sesungguhnya sangat tinggi,” kata Dosen FK-KMK UGM Prof. dr. Eggi Arguni, Sp. A(K), M.Sc., Ph.D., dalam pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak, Kami (10/4).

Dalam pidato pengukuhan yang berjudul “Infeksi Dengue Pada Anak: Kebutuhan Akan Solusi Inovatif untuk Mengatasi Beban Global”, Eggy mengatakan salah satu tantangan dalam diagnosis dan terapi infeksi dengue yang hingga saat ini hanya bersifat suportif atau simptomatik. Anak dengan infeksi dengue tanpa warning sign dapat di rawat jalan dengan pemberian edukasi yang adekuat kepada orang tua. Sedangkan penggunaan obat-obatan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) harus dihindari karena dapat memicu perdarahan. “Karena belum tersedia obat antivirus yang spesifik, maka terapi cairan masih merupakan terapi utama untuk dengue,” ujarnya.

Menurutnya, ada beberapa solusi inovatif dalam penanggulangan infeksi dengue, yakni Pertama, menggunakan metode pengendalian vektor yang inovatif, berkelanjutan, dan berbasis bukti juga harus didukung untuk dikembangkan lebih lanjut. Ia menyebutkan, teknologi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia yang didukung oleh masyarakat dan pemerintah daerah dapat menjadi metode pelengkap dalam pengendalian vektor dengue, apabila model implementasi dalam skala luas dapat dikembangkan.

Kedua, pengembangan penciptaan alat diagnostik yang sensitif dan terjangkau untuk mendeteksi infeksi dengue sedini mungkin serta kesinambungan pengadaan barang diagnostik menjadi kebutuhan klinik yang bekerja di layanan primer. “Pengembangan panduan tatalaksana klinis terintegrasi dengan memerhatikan faktor komorbid dan kondisi khusus juga selayaknya selalu diperbarui,” paparnya.

Ketiga, adanya pengembangan kandidat vaksin dengue dan upaya untuk memasukkan vaksin dengue sebagai vaksin program imunisasi nasional akan menjadi langkah besar dalam upaya pencegahan dengue pada anak di Indonesia. Keempat, penguatan surveilans dengue yang komprehensif dan real time sehingga sedini mungkin dapat mengidentifikasi potensi wabah dan merespon dengan cepat.

Kelima, peningkatan keterlibatan komunitas dalam upaya penanggulangan dengue yang berkesinambungan sangat penting. Wilayah Indonesia sangat luas dan terdiri dari beragam suku dengan karakter masyarakat yang beragam. Terakhir, pengetahuan tentang patogenesis dengue membuka pintu bagi pengembangan penelitian bidang molekuler genetik, tidak hanya untuk virus dengue, tapi juga genetik pasien. “Molekul target di endotel dan mediator kimia yang berperan dalam fenomena kebocoran plasma dapat digali lebih mendalam,” pungkasnya.

Dari akhir pidato pengukuhannya,  Eggi menegaskan  Infeksi dengue tidak dapat diselesaikan dengan satu cara saja. Berbagai upaya pencegahan dan penatalaksanaan harus diupayakan secara terintegrasi. Apabila semua cara ini dilakukan maka bisa menekan angka kematian anak akibat dengue. “Bersama-sama, mari kita capai target zero dengue death, mari kita ciptakan masa depan generasi mendatang yang lebih  sehat,” harapnya.

Seperti diketahui, penyakit dengue di Indonesia pertama kali dilaporkan di Jakarta dan Surabaya tahun 1968. Hingga saat ini atau 57 tahun kemudian, kasus-kasus per 100.000 penduduk meningkat menjadi 92,06 per 100.000 di Indonesia (1960-1970an), angka kematian (case fatality rate, CFR) mencapai 20% dari yang terinfeksi, sedangkan data terakhir Kementrian Kesehatan RI menunjukkan CFR tahun 2024 di angka 0,61.

Penulis  : Kezia Dwina Nathania

Editor    : Gusti Grehenson

Foto     : Donnie

Artikel Guru Besar UGM Sampaikan 6 Solusi Inovatif Penanganan Infeksi Dengue di Indonesia pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-sampaikan-6-solusi-inovatif-penanganan-infeksi-dengue-di-indonesia/feed/ 0
Prodi Arkeologi UGM Masuk Peringkat 151-200 Dunia https://ugm.ac.id/id/berita/prodi-arkeologi-ugm-masuk-peringkat-151-200-dunia/ https://ugm.ac.id/id/berita/prodi-arkeologi-ugm-masuk-peringkat-151-200-dunia/#respond Thu, 10 Apr 2025 03:15:38 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77558 Program Studi Arkeologi dari Fakultas Ilmu Budaya UGM menempati posisi 151-200 dalam QS World University Ranking (WUR) by subject 2025. Posisi tersebut dinilai jauh lebih baik daripada capaian pada sebelumnya (2024) terutama pada bidang academic reputation, H-citation index dan indicator employer reputation. Dalam daftar 261 perguruan tinggi dunia yang masuk dalam kategori bidang Ilmu Arkeologi, […]

Artikel Prodi Arkeologi UGM Masuk Peringkat 151-200 Dunia pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Program Studi Arkeologi dari Fakultas Ilmu Budaya UGM menempati posisi 151-200 dalam QS World University Ranking (WUR) by subject 2025. Posisi tersebut dinilai jauh lebih baik daripada capaian pada sebelumnya (2024) terutama pada bidang academic reputation, H-citation index dan indicator employer reputation. Dalam daftar 261 perguruan tinggi dunia yang masuk dalam kategori bidang Ilmu Arkeologi, UGM menjadi satu-satunya perguruan tinggi dari Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut.

Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Prof. Dr. Setiadi, S.Sos., M.Si mengungkapkan Program Studi Arkeologi UGM menjadi satu-satunya Program Studi Arkeologi yang masuk perhitungan dalam WUR by subject di tahun 2025. Academic reputation ini merupakan indikator guna mengukur reputasi  Program Studi  Arkeologi  dari  seluruh Universitas di dunia yang memiliki Program Studi  Arkeologi. Penilaian terutama dalam bidang akademik dan kualitas riset arkeologi yang dilakukan melalui survei internasional. “Program Studi Arkeologi UGM memperoleh nilai 68.8 pada unsur academic reputation, dan nilai ini cukup tinggi,” ungkapnya di Fakultas Ilmu Budaya UGM, Kamis (10/4).

Setiadi menjelaskan berbagai strategi dilakukan  oleh Departemen Arkeologi FIB UGM untuk meningkatkan academic reputation ini. Diantaranya menerapkan strategi kebersamaan dalam mendukung semua unsur civitas akademika di Prodi Arkeologi FIB UGM, baik  dosen maupun mahasiswa untuk mengikuti kompetisi dana riset internasional. Mendorong mereka terlibat dalam kolaborasi riset internasional dan mempublikasikan hasil riset tersebut pada konferensi  yang diselenggarakan oleh asosiasi,  serta menerbitkan hasil-hasil riset tersebut di jurnal-jurnal arkeologi bereputasi.

Dalam kolaborasi riset tersebut, katanya, pihak fakultas menyediakan dana pendamping in kind dan biaya-biaya pendukung tertentu agar tercipta kesetaraan atas hasil riset yang diperoleh. Begitu pula dengan program-program internasional lainnya yang selalu dilakukan seperti kegiatan Internasional field schools dan workshop analisis yang diselenggarakan di Indonesia maupun di negara institusi mitra.  “Agar kualitas terus meningkat, berbagai pelatihan akademik diselenggarakan dan diikuti oleh dosen dan mahasiswa secara mandiri. Mereka pun berkolaborasi dengan berbagai institusi, termasuk pelatihan-pelatihan analisis  dan pengelolaan heritage yang diselenggarakan secara on-line,” terangnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, indeks reputasi alumni termasuk sebagai bagian di dalam penilaian indicator employer reputation dalam WUR by subject. Seperti diketahui index employer reputation alumni Program Studi Arkeologi pada WUR by subject pada tahun ini mencapai 57.7. Lalu, Indicator employer reputation ini merupakan reputasi untuk mengukur reputasi institusi program studi Arkeologi berdasarkan pada pertanyaan yang disebarkan kepada institusi yang berpotensi memakai alumni arkeologi UGM di seluruh dunia.

Terkait hal ini, surveyor meminta Prodi Arkeologi FIB UGM untuk mengidentifikasi lulusan program studi Arkeologi yang lulusannya  berkualitas untuk direkrut sebagai mahasiswa, asisten riset, dan staf. Dari proses ini Program Studi Arkeologi mendapatkan penilaian 57.7 pada tahun 2025. “Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan reputasi alumni, diantaranya dengan melakukan benchmarking program-program formal dan informal pada Program studi Arkeologi di Indonesia dan dunia untuk menjamin bahwa program yang diselenggarakan telah mengikuti  perkembangan trend keilmuan di bidang Arkeologi terkini,” paparnya.

Prodi Arkeologi UGM pun melakukan tukar menukar dosen tamu secara daring dan luring untuk saling tukar informasi  hasil riset  terkini di bidang  arkeologi. Juga mengikutsertakan mahasiswa dalam kegiatan internasional dengan cara memberikan kesempatan menjadi asisten penelitian, pemberian dana bantuan untuk mengikuti seminar internasional, workshop, kursus bahasa Inggris dan public speaking. “Kegiatan-kegiatan semacam ini tentunya untuk meningkatkan rasa percaya diri para mahasiswa kita dalam berkomunikasi di tingkat global”, ucapnya.

Setiadi menambahkan terkait H-index pada Program Studi Arkeologi UGM di tahun ini mendapat penilaian 50.4. Angka tersebut, menurutnya, masih perlu untuk ditingkatkan lagi karena H-index merupakan indeks untuk mengukur produktivitas dan dampak sitasi publikasi.

Untuk meningkatkan sitasi, dosen dan mahasiswa, menurutnya, memang perlu terus didorong dan difasilitasi agar mampu menerbitkan hasil riset yang bermutu di berbagai jurnal nasional dan internasional bereputasi. Meski strategi yang dilakukan selama ini telah dijalankan yaitu dengan menyediakan dana riset, namun upaya mendorong agar masuk dalam jejaring riset internasional dan asosiasi profesi nasional dan internasional harus terus dilakukan. “ Ini penting agar lebih dikenal dan lebih terbuka kesempatan untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan riset nasional dan internasional,” pungkasnya.

Penulis  : Agung Nugroho

Foto      : Donnie

Artikel Prodi Arkeologi UGM Masuk Peringkat 151-200 Dunia pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/prodi-arkeologi-ugm-masuk-peringkat-151-200-dunia/feed/ 0
Pengamat UGM: Pertemuan Prabowo dan Megawati jadi Ajang Rekonsiliasi Politik https://ugm.ac.id/id/berita/pengamat-ugm-pertemuan-prabowo-dan-megawati-jadi-ajang-rekonsiliasi-politik/ https://ugm.ac.id/id/berita/pengamat-ugm-pertemuan-prabowo-dan-megawati-jadi-ajang-rekonsiliasi-politik/#respond Thu, 10 Apr 2025 02:26:04 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77555 Presiden Prabowo Subianto dan Presiden kelima RI sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melakukan pertemuan empat mata pada hari selasa lalu di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/4) malam. Keduanya disebut berbicara secara tertutup tanpa melibatkan satu pun elite PDIP dan Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo. Pengamat politik UGM, Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia, S.I.P., […]

Artikel Pengamat UGM: Pertemuan Prabowo dan Megawati jadi Ajang Rekonsiliasi Politik pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden kelima RI sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri melakukan pertemuan empat mata pada hari selasa lalu di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/4) malam. Keduanya disebut berbicara secara tertutup tanpa melibatkan satu pun elite PDIP dan Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo.

Pengamat politik UGM, Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia, S.I.P., M.A. menilai bahwa adanya pertemuan antara presiden dan mantan presiden umum terjadi, terlebih keduanya pernah bersama pada pemilu 2009 dan merupakah tokoh sentral dari dua partai nasionalis besar, yang mana pertemuannya telah lama digadang-gadang akan terjadi. Meskipun bukan hal baru dalam praktik politik nasional, format tertutupnya tetap memancing perhatian publik karena menyiratkan adanya pembahasan strategis yang tidak dikomunikasikan secara terbuka. “Keduanya memperlihatkan bahwa komunikasi informal elit politik seringkali terjadi dalam ruang-ruang yang sulit diakses oleh publik,” kata Alfath menanggapi pertemuan tersebut, Kamis (10/4).

Alfath menuturkan sulit menilai pertemuan antara kedua elit pantai ini lebih bernuansa politik kekuasaan atau benar-benar dilandasi kepentingan bangsa. Mengingat keduanya adalah figur utama, pertemuan ini sangat mungkin menjadi sarana melakukan konsolidasi atau negosiasi kepentingan pasca pemilu. Selain itu, adanya potensi positif yang bisa muncul dari pertemuan dua tokoh besar ini dalam konteks stabilitas politik nasional yang tentu saja memunculkan harapan untuk memperlancar transisi pemerintahan. “Harapan kita justru memperlancar transisi kekuasaan yang dirasa tak cukup mulus sekaligus mengupayakan terwujudnya kohesi nasional,” tuturnya.

Meski demikian, Alfath menyebutkan terdapat tantangan atau kekhawatiran tertentu dari publik terkait pertemuan ini yang dilakukan secara tertutup tanpa melibatkan elite partai lainnya. Sebab pertemuan elit secara tertutup seringkali memunculkan pertanyaan dan spekulasi publik. “Ini hal yang saya kira wajar dimana publik berharap agar pemerintah hari ini harus tetap ada yang mengontrol. Bukan masuk seluruhnya ke dalam koalisi besar. Tantangan yang harus diantisipasi oleh masyarakat dan pengamat politik dari pertemuan tertutup seperti ini, jelas memunculkan berbagai spekulasi. Sebab, dalam pertemuan 1,5 jam tersebut ada sesi empat mata antara Prabowo dan Megawati, yang disinyalir membahas negosiasi kepentingan pasca pemilu,”imbuhnya.

Ia menyampaikan sulit membayangkan para elit politik membahas hal substantif kepada publik secara gamblang, terlebih karena ini pertemuan informal. Adapun yang disampaikan hanya sebagian kecil saja. Padahal penting rakyat k untuk terus memonitor dinamika kekuasaan dan tak terpaku pada hanya satu peristiwa ini saja. Alfath berharap agar pertemuan yang terjadi antar elit lebih berfokus pada upaya mensejahterakan rakyat, terlebih di tengah situasi ekonomi yang rumit. “Saya kira ini bukan semata ajang rekonsiliasi politik, tetapi juga harus bisa menjadi sarana mengontrol jalannya kekuasaan,” pungkasnya.

Penulis : Kezia Dwina Nathania
Editor : Gusti Grehenson

Foto : IG Sufmi Dasco Ahmad

Artikel Pengamat UGM: Pertemuan Prabowo dan Megawati jadi Ajang Rekonsiliasi Politik pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/pengamat-ugm-pertemuan-prabowo-dan-megawati-jadi-ajang-rekonsiliasi-politik/feed/ 0