Pendidikan Arsip - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/category/pendidikan/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Sat, 12 Apr 2025 09:34:17 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Kisah 3 Mahasiswa Penyandang Autisme Menjalani Kuliah di UGM https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-3-mahasiswa-penyandang-autisme-menjalani-kuliah-di-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-3-mahasiswa-penyandang-autisme-menjalani-kuliah-di-ugm/#respond Sat, 12 Apr 2025 09:34:17 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77662 Universitas Gadjah Mada menegaskan komitmennya menjadi kampus inklusif yang ramah bagi penyandang disabilitas. Komitmen ini dibuktikan dengan menerima mahasiswa dari kalangan disabilitas dan mengembangkan pembelajaran yang ramah disabilitas. Tiga orang mahasiswa selaku penyandang autisme membagikan pengalaman dan praktik baik selama berkuliah di kampus UGM yang diharapkan bisa memberi inspirasi serta motivasi calon mahasiswa dari penyandang […]

Artikel Kisah 3 Mahasiswa Penyandang Autisme Menjalani Kuliah di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>

Universitas Gadjah Mada menegaskan komitmennya menjadi kampus inklusif yang ramah bagi penyandang disabilitas. Komitmen ini dibuktikan dengan menerima mahasiswa dari kalangan disabilitas dan mengembangkan pembelajaran yang ramah disabilitas. Tiga orang mahasiswa selaku penyandang autisme membagikan pengalaman dan praktik baik selama berkuliah di kampus UGM yang diharapkan bisa memberi inspirasi serta motivasi calon mahasiswa dari penyandang disabilitas lainnya.

Ketiga mahasiswa itu adalah Riani Wulan Sujarrivani  dari prodi S1 Ilmu Tanah angkatan 2024, Siham Hamda Zaula Mumtaza dari prodi S1 Ilmu dan Industri Peternakan angkatan 2019 dan Muhammad Rhaka Katresna  dari prodi Magister Agama dan Lintas Budaya, Sekolah Pascasarjana.

Riani membagikan pengalamannya sebagai mahasiswa autisme di UGM. Ia menyampaikan bahwa dirinya telah diagnosis Autism Spectrum Disorder. Ia bercerita bahwa stigma yang ia dapatkan sebagai penyandang autisme adalah dianggap bodoh oleh masyarakat dan dianggap tidak mandiri hanya karena berbeda. “Beruntung, saya mendapat dukungan dari keluarga dan guru. Orang tua bahkan sempat berhenti bekerja karena melihat perkembangan saya yang berbeda dan ingin mendampingi saya lebih dekat. Ketika sekolah, saya juga mendapatkan dukungan moral dari para guru untuk belajar mandiri dalam kehidupan sehari-hari,” kata Riani dalam sharing session bertajuk berjudul “Refleksi Hidup Pendidikan dan Pengalaman Mahasiswa Autism dalam Pendidikan Tinggi di UGM” yang diadakan oleh Unit Layanan Disabilitas Universitas Gadjah Mada (ULD UGM) dalam rangka Memperingati Hari Kesadaran Autisme Sedunia, Jumat (11/4) di Kampus UGM.

Sebagai penyandang autisme, Riani mengaku dirinya sempat mengalami kegagalan dalam mengikuti proses seleksi di tiga jalur seleksi masuk UGM pada tahun pertama. Namun, ia tidak menyerah dan akhirnya diterima pada tahun kedua melalui jalur Seleksi Nasional Berbasi Tes (SNBT).

Selama berkuliah, ujarnya, ia memiliki tantangan tersendiri dalam menyelesaikan tugas tepat waktu, serta belum terbiasa dengan laboratorium karena belum terbiasa dengan instrumen yang ada. Meski demikian, Riani menyampaikan bahwa ia mendapatkan dukungan dari pihak universitas dan fakultas, seperti perpanjangan waktu pengerjaan tugas dan akses ke Layanan Disabilitas, meski ia sempat mengalami kendala ketika mencoba mengajukan permohonan layanan pendukung di awal masa studinya.

Sementara Siham, mahasiswa yang lahir di Bukittinggi, berbagi kisahnya sebagai penyandang autisme dan gangguan kesehatan mental. Siham bercerita bahwa ia didiagnosis dengan Autism Spectrum Disorder saat masih di sekolah dasar dan telah menjalani berbagai terapi sejak usia dini meski diagnosis itu sempat disangkal oleh orang tuanya. “Pada saat awal saya diagnosis Autism Spectrum Disorder, orang tua saya, terutama ayah saya, menolak status Autism Spectrum Disorder saya. Dibilang, saya ini adalah orang normal, tidak ada kekurangan,” katanya.

Agar mendapatkan dukungan yang sesuai untuk Siham selama proses perkuliahan, ULD UGM melakukan asesmen dan pengaturan ulang dosen pengampu setiap semester, serta penyampaian informasi kepada asisten praktikum mengenai kondisi Siham. Ia juga mengaku mendapatkan pendampingan khusus untuk membantu proses belajar. Menurutnya, penting untuk adanya asesmen berkelanjutan yang dipantau dan ditindaklanjuti agar pendampingan dan penyesuaian selama perkuliahan tetap relevan dan efektif, serta kepastian akan layanan yang inklusif bagi mahasiswa dengan kebutuhan khusus seperti dirinya.

Autisme, menurutnya Rhaka, bukanlah sekadar kondisi kesehatan mental, melainkan disabilitas perkembangan. Sejak kecil hingga dewasa, ia mengalami perbedaan perkembangan yang tidak diidentifikasi secara tepat oleh sistem layanan kesehatan. Rhaka berbagi kisahnya dalam memperoleh diagnosis autisme di usia dewasa. Ia mengaku bahwa mendapatkan diagnosis autisme di usia dewasa bukanlah perkara mudah, apalagi di Indonesia. Selama 27 tahun hidupnya, ia menghadapi berbagai tantangan, termasuk penolakan keluarga dan ketidakpastian dari layanan kesehatan. “Diagnosis autisme pada anak-anak saat ini cenderung lebih mudah karena banyak tenaga ahli yang fokus di sana. Tapi untuk usia dewasa, justru jauh lebih sulit,” ungkapnya.

Setelah lulus S1 Psikologi, ia akhirnya memilih untuk melanjutkan S2 di Pusat Studi Agama dan Lintas Budaya di UGM, yang menyatakan bahwa program ini terbuka terhadap mahasiswa autistik. Rhaka menekankan bahwa orang autis cenderung memiliki minat khusus. Setiap individu memiliki ketertarikan mendalam yang berbeda-beda. Dalam kasusnya, ia tertarik pada penelitian berbasis pengalaman autistik, bidang yang masih jarang diakui di Indonesia. Di prodi Studi Agama dan Lintas Budaya selalu mendukung minat risetnya, termasuk dalam membangun epistemologi studi yang berasal dari perspektif orang autistik. “Di prodi ini, saya bisa mendapat ruang untuk mengkritisi konstruksi ilmu tersebut,” katanya.

Selama berkuliah di UGM, Rhaka mendapatkan dukungan dalam bentuk perpanjangan tenggat tugas, pembelajaran berbasis proyek, serta metode yang fleksibel dan efektif. Ia menekankan bahwa diskriminasi yang didapatkannya menjadi alasan mengapa orang autistik harus mulai mengambil ruang, membangun cara sendiri untuk bersuara, agar dapat hidup sesuai dengan kebutuhan mereka, bukan ekspektasi pihak lain. “Saya punya diagnosis ganda, autisme dan ADHD. Tapi saya bangga. Jadi saya mengajak teman-teman semua untuk bangga. Kita mesti bangga menjadi diri sendiri, sebagaimana adanya,” pungkasnya.

Penulis : Lintang Andwyna

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Dok. ULD UGM

Artikel Kisah 3 Mahasiswa Penyandang Autisme Menjalani Kuliah di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-3-mahasiswa-penyandang-autisme-menjalani-kuliah-di-ugm/feed/ 0
Keterlambatan Diagnosis jadi Faktor Penyebab Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi  https://ugm.ac.id/id/berita/keterlambatan-diagnosis-jadi-faktor-penyebab-kematian-ibu-dan-bayi-masih-tinggi/ https://ugm.ac.id/id/berita/keterlambatan-diagnosis-jadi-faktor-penyebab-kematian-ibu-dan-bayi-masih-tinggi/#respond Thu, 10 Apr 2025 08:34:00 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77602 Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan negara lain di Asia Tenggara, dengan rincian angka kematian Ibu (AKI) sebesar 189 per 10.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi (AKB) sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup. Meski telah terjadi penurunan dalam 10 tahun terakhir, namun angka ini masih jauh dari target pencapaian […]

Artikel Keterlambatan Diagnosis jadi Faktor Penyebab Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan negara lain di Asia Tenggara, dengan rincian angka kematian Ibu (AKI) sebesar 189 per 10.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi (AKB) sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup. Meski telah terjadi penurunan dalam 10 tahun terakhir, namun angka ini masih jauh dari target pencapaian SDGs.

Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada Prof. dr. R. Detty Siti Nurdiati Z, M.P.H., Ph.D., Sp.OG, Subsp. KFm., mengatakan terdapat pergeseran penyebab kematian ibu di Indonesia, yang awalnya nomor 1 pendarahan, diikuti hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi kini bertransisi dengan komplikasi non obstetri yang menduduki peringkat pertama diikuti dengan hipertensi dan perdarahan. “Komplikasi non obstetri merupakan suatu kumpulan penyakit yang berkaitan dengan gangguan metabolisme, termasuk di dalamnya penyakit jantung, obesitas, dan diabetes mellitus,” kata Detty dalam pidato pengukuhan Guru Besar dirinya yang berlangsung di ruang balai Senat UGM, Kamis (10/4).

Perubahan pola penyebab kematian ibu ini menurut Detty perlu ditelusuri lebih lanjut, agar dapat menjawab tantangan dan peningkatan kualitas kesehatan ibu dan bayi. Bahkan identifikasi faktor risiko pun menjadi sangat penting untuk dilakukan sejak masa prakonsepsi, kehamilan, persalinan, sampai dengan pasca persalinan, agar penanganan yang dilakukan dapat komprehensif. Strategi yang dilakukan pun harus berdasarkan atas praduga every pregnancy is at risk, yang artinya setiap kehamilan berisiko dan tidak ada kehamilan yang benar-benar bebas dari kemungkinan komplikasi.“Upaya yang dilakukan bukan hanya penanganan pada saat kelahiran, namun juga untuk kehamilan-kehamilan selanjutnya,” ujarnya.

Dari hasil penelitiannya yang menggunakan pendekatan epidemiologi untuk melakukan analisis yang sistematik dan berbasis data mengenai pola, penyebab serta dampak masalah kesehatan di masyarakat. Umumnya permasalahan yang kerap terjadi di lapangan adalah adanya keterlambatan diagnosis. Padahal skrining dan deteksi dini kelainan pada janin seawal mungkin sangat bermanfaat. Sebab, para Ibu akan lebih awal menyadari kondisi kehamilannya, sehingga pengambilan keputusan untuk melanjutkan kehamilan atau melakukan terminasi kehamilan akan lebih tepat, aman, efektif dan efisien. “Semakin muda umur kehamilan, semakin rendah risiko terjadinya komplikasi akibat tindakan terminasi tersebut baik dari segi fisik, fungsi reproduksi maupun dampak psikologis ibu,” katanya.

Ia pun menjelaskan dua contoh kasus yang menekankan betapa pentingnya disiplin ilmu kedokteran fetomaternal (KFm), dalam merawat ibu baik sebelum dan selama kehamilan, saat persalinan serta pasca persalinan secara berkesinambungan dan komprehensif. Lebih lanjut, subspesialis KFm akan menangani bu hamil risiko tinggi akibat komplikasi obstetri dan medis, skrining dan diagnostik prenatal, manajemen kelainan atau komplikasi janin, tindakan invasif dan non-invasif pada janin, fetal therapy, manajemen persalinan risiko tinggi, masalah genetik dalam kehamilan, serta dampaknya terhadap ibu dan janin.

Melalui fetomaternal pula, evidence synthesis, atau suatu penelitian sekunder, yang menyatukan semua penelitian primer yang mempunyai pertanyaan penelitian yang sama dan relevan dapat dilakukan. Penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk  adanya kesenjangan pengetahuan atau adanya perbedaan pendapat antar ahli, dan untuk mencari bukti ilmiah terbaik dan terkini yang menjadi dasar pengambilan keputusan klinis atau pembuatan kebijakan nantinya.

Lebih lanjut, Detty mengungkapkan bahwa dengan penguatan faskes primer seperti puskesmas memegang peranan penting dalam melakukan identifikasi ibu dengan kehamilan risiko tinggi, karena dapat memberikan layanan antenatal dan pertolongan persalinan tanpa komplikasi, serta rujukan ibu risiko tinggi ke rumah sakit. Hal ini dilakukan beriringan dengan adanya transisi pelayanan kesehatan kesehatan yang semula berbasis community medicine menjadi personal medicine. Berbeda dengan community medicine yang menyeragamkan metode pendekatannya terhadap program peningkatan kesehatan ibu, dalam pelayanan berbasis personal medicine, seorang ibu akan diperlukan secara unik sesuai dengan kondisinya, baik dari segi genetik, lingkungan, gaya hidup maupun faktor risiko lain.

Sebagai penutup, Detty pun menyampaikan bahwa tujuan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ini tidak hanya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi saja, melainkan untuk meningkatkan kualitas hidup ibu dan bayinya. Oleh karena itu, diperlukan adanya sistem kesehatan yang kuat dan sumber daya yang memadai. Ia mendukung betul adanya pemahaman yang kuat terkait perjalanan alamiah penyakit dan dan juga metodologi penelitian, tak hanya itu adanya kemajuan teknologi, termasuk penggunaan artificial intelligence pun dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan bayi di Indonesia.

Ia mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama meningkatkan pentingnya menjaga kualitas kesehatan ibu dan bayi sebagai aset masa depan bangsa. Menurutnya, peran seorang dokter subspesialis fetomaternal tidak akan berarti tanpa didukung oleh sistem kesehatan yang kuat, kolaborasi interprofesi kesehatan dan non-kesehatan, serta kesadaran semua pihak mengenai pentingnya pelayanan kesehatan yang komprehensif. “Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi untuk masa depan Indonesia yang cemerlang,” harapnya.

Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D., menyampaikan bahwa Prof. Detty merupakan 1 dari 528 Guru Besar aktif yang dimiliki oleh UGM, dan merupakan 1 dari  75 Guru Besar aktif dari 102 Guru Besar yang pernah dimiliki oleh FKKMK UGM.

Penulis.  : Leony

Editor      : Gusti Grehenson

Foto        : Firsto

Artikel Keterlambatan Diagnosis jadi Faktor Penyebab Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/keterlambatan-diagnosis-jadi-faktor-penyebab-kematian-ibu-dan-bayi-masih-tinggi/feed/ 0
Guru Besar UGM Sampaikan 6 Solusi Inovatif Penanganan Infeksi Dengue di Indonesia https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-sampaikan-6-solusi-inovatif-penanganan-infeksi-dengue-di-indonesia/ https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-sampaikan-6-solusi-inovatif-penanganan-infeksi-dengue-di-indonesia/#respond Thu, 10 Apr 2025 08:06:40 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77598 Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu masalah kesehatan tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga di tingkat global. Pasalnya, penyakit yang berasal virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Bahkan saat ini belum ada tatalaksana spesifik untuk manajemen klinis infeksi dengue. Oleh karena itu, […]

Artikel Guru Besar UGM Sampaikan 6 Solusi Inovatif Penanganan Infeksi Dengue di Indonesia pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu masalah kesehatan tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga di tingkat global. Pasalnya, penyakit yang berasal virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Bahkan saat ini belum ada tatalaksana spesifik untuk manajemen klinis infeksi dengue. Oleh karena itu, upaya pencegahan infeksi tetap menjadi hal utama dalam tata laksana secara umum. Apalagi tingkat  infeksi dengue pada anak dan dewasa muda masih sangat tinggi.

“Infeksi dengue merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan, terutama di daerah tropis dan subtropis di dunia.Walaupun angka kematian ini cenderung menurun, namun dengan angka insidensi yang tinggi dan angka kematian absolut sesungguhnya sangat tinggi,” kata Dosen FK-KMK UGM Prof. dr. Eggi Arguni, Sp. A(K), M.Sc., Ph.D., dalam pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak, Kami (10/4).

Dalam pidato pengukuhan yang berjudul “Infeksi Dengue Pada Anak: Kebutuhan Akan Solusi Inovatif untuk Mengatasi Beban Global”, Eggy mengatakan salah satu tantangan dalam diagnosis dan terapi infeksi dengue yang hingga saat ini hanya bersifat suportif atau simptomatik. Anak dengan infeksi dengue tanpa warning sign dapat di rawat jalan dengan pemberian edukasi yang adekuat kepada orang tua. Sedangkan penggunaan obat-obatan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) harus dihindari karena dapat memicu perdarahan. “Karena belum tersedia obat antivirus yang spesifik, maka terapi cairan masih merupakan terapi utama untuk dengue,” ujarnya.

Menurutnya, ada beberapa solusi inovatif dalam penanggulangan infeksi dengue, yakni Pertama, menggunakan metode pengendalian vektor yang inovatif, berkelanjutan, dan berbasis bukti juga harus didukung untuk dikembangkan lebih lanjut. Ia menyebutkan, teknologi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia yang didukung oleh masyarakat dan pemerintah daerah dapat menjadi metode pelengkap dalam pengendalian vektor dengue, apabila model implementasi dalam skala luas dapat dikembangkan.

Kedua, pengembangan penciptaan alat diagnostik yang sensitif dan terjangkau untuk mendeteksi infeksi dengue sedini mungkin serta kesinambungan pengadaan barang diagnostik menjadi kebutuhan klinik yang bekerja di layanan primer. “Pengembangan panduan tatalaksana klinis terintegrasi dengan memerhatikan faktor komorbid dan kondisi khusus juga selayaknya selalu diperbarui,” paparnya.

Ketiga, adanya pengembangan kandidat vaksin dengue dan upaya untuk memasukkan vaksin dengue sebagai vaksin program imunisasi nasional akan menjadi langkah besar dalam upaya pencegahan dengue pada anak di Indonesia. Keempat, penguatan surveilans dengue yang komprehensif dan real time sehingga sedini mungkin dapat mengidentifikasi potensi wabah dan merespon dengan cepat.

Kelima, peningkatan keterlibatan komunitas dalam upaya penanggulangan dengue yang berkesinambungan sangat penting. Wilayah Indonesia sangat luas dan terdiri dari beragam suku dengan karakter masyarakat yang beragam. Terakhir, pengetahuan tentang patogenesis dengue membuka pintu bagi pengembangan penelitian bidang molekuler genetik, tidak hanya untuk virus dengue, tapi juga genetik pasien. “Molekul target di endotel dan mediator kimia yang berperan dalam fenomena kebocoran plasma dapat digali lebih mendalam,” pungkasnya.

Dari akhir pidato pengukuhannya,  Eggi menegaskan  Infeksi dengue tidak dapat diselesaikan dengan satu cara saja. Berbagai upaya pencegahan dan penatalaksanaan harus diupayakan secara terintegrasi. Apabila semua cara ini dilakukan maka bisa menekan angka kematian anak akibat dengue. “Bersama-sama, mari kita capai target zero dengue death, mari kita ciptakan masa depan generasi mendatang yang lebih  sehat,” harapnya.

Seperti diketahui, penyakit dengue di Indonesia pertama kali dilaporkan di Jakarta dan Surabaya tahun 1968. Hingga saat ini atau 57 tahun kemudian, kasus-kasus per 100.000 penduduk meningkat menjadi 92,06 per 100.000 di Indonesia (1960-1970an), angka kematian (case fatality rate, CFR) mencapai 20% dari yang terinfeksi, sedangkan data terakhir Kementrian Kesehatan RI menunjukkan CFR tahun 2024 di angka 0,61.

Penulis  : Kezia Dwina Nathania

Editor    : Gusti Grehenson

Foto     : Donnie

Artikel Guru Besar UGM Sampaikan 6 Solusi Inovatif Penanganan Infeksi Dengue di Indonesia pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/guru-besar-ugm-sampaikan-6-solusi-inovatif-penanganan-infeksi-dengue-di-indonesia/feed/ 0
UGM Terima 2.783 Mahasiswa Baru Jalur SNBP https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-terima-2-783-mahasiswa-baru-jalur-snbp/ https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-terima-2-783-mahasiswa-baru-jalur-snbp/#respond Fri, 21 Mar 2025 03:03:41 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77163 Sebanyak 181.425 kursi untuk kuota calon mahasiswa baru lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP)  telah diumumkan pada Selasa (18/3) lalu. Mendiktisaintek RI Brian Yuliarto, menyampaikan ucapan selamat pada mahasiswa baru yang diterima lewat jalur ini. “Tentu ini adalah prestasi yang tinggi hasil dari kerja keras adik-adik semua selama bertahun-tahun, begitu ya dibimbing oleh para […]

Artikel UGM Terima 2.783 Mahasiswa Baru Jalur SNBP pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Sebanyak 181.425 kursi untuk kuota calon mahasiswa baru lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP)  telah diumumkan pada Selasa (18/3) lalu. Mendiktisaintek RI Brian Yuliarto, menyampaikan ucapan selamat pada mahasiswa baru yang diterima lewat jalur ini. “Tentu ini adalah prestasi yang tinggi hasil dari kerja keras adik-adik semua selama bertahun-tahun, begitu ya dibimbing oleh para guru hingga sehingga pada akhirnya bisa dinyatakan lolos pada universitas-universitas atau perguruan tinggi perguruan tinggi yang dicita-citakan. Sekali lagi kami sampaikan ucapan selamat, “ ucap Brian seperti dikutip dari laman Kemendiktisaintek.

Brian menjelaskan bahwa bagi para peserta yang sudah lolos SNBP, tidak dapat mengikuti jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) maupun ujian mandiri. Oleh karena itu, ia berpesan agar peluang ini untuk diambil. Bagi para peserta yang belum lolos, Brian meminta jangan berkecil hati karena masih banyak jalur lain yang dapat dicoba.

Universitas Gadjah Mada sendiri menerima sebanyak 2.783 mahasiswa baru melalui jalur SNBP. Pada tahun ini, terdapat 10 Program Studi (prodi) dengan pendaftar terbanyak adalah Kedokteran, Hukum, Psikologi, Farmasi, Akuntansi, Manajemen, Ilmu Keperawatan, Ilmu Komputer, Gizi, dan juga Teknik Industri. Sedangkan, untuk persebaran 10 program studi yang paling banyak menerima mahasiswa ialah dari Hukum sejumlah 96 orang, disusul Ilmu dan Industri Peternakan sejumlah 90 orang, dan Program Studi Kehutanan sejumlah 90 orang, Biologi sejumlah 72 orang, Psikologi sejumlah 68 orang, Kedokteran Hewan sejumlah 60 orang, Kedokteran sejumlah 53 orang, Teknik Mesin sejumlah 51 orang, dan Kedokteran Gigi sebanyak 47 orang.

Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Pengajaran (DPP) Dr. Sigit Priyanta, S.Si., M.Kom., mengatakan jalur SNBP di UGM menampung 30 persen dari total kuota mahasiswa baru. Sisanya para calon pendaftar bisa mengikuti jalur seleksi lainnya melalui SNBT, IUP (International Undergraduate Program), dan seleksi Mandiri. Untuk Jalur seleksi mandiri ini pun masih dibagi lagi menjadi Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM), Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB), Afirmasi Tridharma UGM, serta Ujian Mandiri UGM berbasis Computer-Based Test (UM UGM CBT). Ia pun menjelaskan bahwa total dari kuota mandiri yang mencakup 40 persen dari total kuota penerimaan mahasiswa baru ini memiliki rincian 10 persen dari PBUB dan PBUTM, 10-15 persen dari jalur Afirmasi. “Sisanya yang akan dipenuhi melalui UM UGM CBT,” terangnya, Jumat (21/3).

Soal indikator penentuan kelolosan di SNBP, kata Sigit,  berdasarkan nilai prestasi akademik yang ditunjukkan dalam rapor, juga prestasi-prestasi lain yang diakui. “Untuk UGM, kita mengakui minimal tingkat provinsi, diselenggarakan oleh penyelenggara kegiatan lomba yang diakui oleh Puspresnas (Pusat Prestasi Nasional), terus di UGM misalnya lomba-lomba UGM, di perguruan-perguruan tinggi baik dalam negeri maupun luar negeri yang secara kualitas bisa dipertanggung jawabkan,” jelasnya.

Sigit pun menjelaskan perihal mekanisme evaluasi yang dilakukan oleh UGM, menggunakan dasar dari Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek ) Nomor 48 Tahun 2022 dan Nomor 62 Tahun 2023. Berdasar penjelasannya, SNBP mengambil 50 persen dari nilai rerata rapor semester 1 sampai dengan 5, yang kemudian sisanya diambil dari nilai rerata rapor untuk 2 mata pelajaran pendukung semester 1 hingga semester 5. “Dua mata pelajaran pendukung tersebut, dapat berbeda-beda untuk setiap prodi disesuaikan dengan lampiran yang disertakan dalam Peraturan Menteri tersebut. Sebagai contoh, untuk Teknik Mesin mengambil 2 mata pelajaran, yaitu Matematika dan Fisika. Kemudian ditambahkan dengan nilai prestasi yang dimiliki,” paparnya.

Ia pun mengingatkan untuk para calon mahasiswa yang sudah lolos SNBP untuk melengkapi dokumen untuk registrasi dilaksanakan mulai dari tanggal 20 Maret 2025 pukul 15.00 WIB sampai dengan 27 Maret 2025 pada pukul 15.00 WIB. Kemudian, setelahnya pada tanggal 16 April 2025 para calon mahasiswa baru dapat melihat hasil verifikasi dokumen registrasi dan penetapan Uang Kuliah Tunggal di akun SIMASTER masing-masing pada tanggal 16 April sampai dengan 30 April 2025 pukul 15.00 WIB. Pasalnya, apabila sampai batas waktu yang ditentukan calon mahasiswa tidak melakukan registrasi dan membayarkan UKT, maka akan dianggap mengundurkan diri atau melepas haknya sebagai calon mahasiswa.

Sedangkan untuk para calon mahasiswa yang belum diterima, Sigit memberikan pesannya untuk pesannya untuk para calon mahasiswa yang belum diterima bahwa SNBP bukanlah satu-satunya jalur untuk meraih mimpi mereka, masih banyak jalur lain yang dapat ditempuh dengan melakukan persiapan yang matang. “Tidak diterima atau belum diterima di SNBP itu bukan akhir dari sebuah proses mendapatkan tempat terbaik untuk melanjutkan studi,” pesannya.

Tak hanya itu, ia pun memberikan tips untuk memilih prodi yang akan dituju. Yang pertama adalah mempertimbangkan passion terhadap pelajaran yang disenangi yang jika mempelajarinya tidak membuat lelah namun justru bersemangat dan antusias. Selain itu, penting pula untuk memiliki perencanaan matang tentang bidang atau karier di masa depan yang akan ditempuh. “Kami di UGM ini ‘kan mempublikasikan selektivitas prodi, mungkin juga bisa sebagai gambaran untuk melengkapi dari pilihan yang sesuai. Calon pendaftar bisa mengukur mana prodi yang paling tepat, “ ujarnya mengakhiri.

Penulis : Leony

Editor   : Gusti Grehenson

Artikel UGM Terima 2.783 Mahasiswa Baru Jalur SNBP pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-terima-2-783-mahasiswa-baru-jalur-snbp/feed/ 0
UGM Gelar Seleksi Mahasiswa Baru di Timor Leste https://ugm.ac.id/id/berita/ratusan-warga-timor-leste-mendaftar-kuliah-ke-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/ratusan-warga-timor-leste-mendaftar-kuliah-ke-ugm/#respond Thu, 20 Mar 2025 08:46:37 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77092 Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Budaya Timor Leste menggelar proses seleksi penerimaan mahasiswa baru di kota Dili, Timor Leste, Kamis (20/3). Proses seleksi tersebut merupakan sebagai tindak lanjut dari rintisan kerja sama yang pernah dilakukan pada bulan November 2024 lalu.  Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening […]

Artikel UGM Gelar Seleksi Mahasiswa Baru di Timor Leste pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Budaya Timor Leste menggelar proses seleksi penerimaan mahasiswa baru di kota Dili, Timor Leste, Kamis (20/3). Proses seleksi tersebut merupakan sebagai tindak lanjut dari rintisan kerja sama yang pernah dilakukan pada bulan November 2024 lalu. 

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA menuturkan tujuan dilakukannya seleksi PMB UGM di Timor Leste dalam rangka untuk membantu putra putri terbaik dari Timor Leste untuk bisa mengenyam pendidikan di kampus UGM.“Kita coba mekanisme penerimaan mahasiswa agar dapat lebih mudah diakses. Kita semua berharap dengan cara-cara seperti ini dapat membuka lebih banyak peluang bagi calon mahasiswa dan dosen dari Timor Leste melanjutkan studi ke UGM,” kata Wening. 

Proses seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UGM ke Timor Leste ini, menurut Wening sebagai salah satu bentuk afirmasi yang dilakukan UGM untuk membantu negara Timor Leste dalam upaya meningkatkan SDM dan mendukung program-program prioritas di Timor Leste. Bahkan dalam pelaksanaan tes di hari kedua ditinjau langsung oleh Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D.

Selain melakukan proses seleksi langsung, delegasi UGM juga melakukan kunjungan kemitraan dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Budaya Timor Leste serta Direktur Eksekutif Human Capital Development Fund (HCDC). Dalam pertemuan itu, kedua pihak mendiskusikan kemungkinan perluasan kerja sama serta membuka kesempatan dosen asal perguruan tinggi di Timor Leste dapat melanjutkan studi di UGM. “Kunjungan kemitraan di Timor Leste kali ini sekaligus melakukan Seleksi Penjaringan Mahasiswa Baru UGM asal Timor Leste untuk beberapa program studi S1, S2 dan S3,” ujarnya.

Sebagai kampus inklusif, kata Wening, Universitas Gadjah Mada terbuka untuk menerima calon mahasiswa internasional, termasuk untuk para calon mahasiswa asal Timor Leste. Wening mengaku animo calon pendaftar yang ingin melanjutkan studi ke UGM cukup baik.

Sementara Direktur Direktorat Pendidikan dan Pengajaran (DPP) UGM, Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D menambahkan proses seleksi mahasiswa baru UGM di Timor Leste diikuti sebanyak 195 peserta terdiri dari  9 peserta mengikuti seleksi prodi sarjana terapan, 53 mengikuti seleksi prodi sarjana, 1 orang prodi profesi, 119 peserta prodi S2,  dan 13 mengikuti seleksi untuk prodi S3. 

Seleksi di Timor Leste dilaksanakan selama 2 hari, 19 dan 20 Maret 2025 di Pusat Budaya Indonesia di Timor Leste. Pelaksanaan tes tertulis dengan materi GMST dan AcEPT dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2025, dan dilanjutkan dengan wawancara tanggal 20 Maret 2025.

Penulis : Agung Nugroho

Artikel UGM Gelar Seleksi Mahasiswa Baru di Timor Leste pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ratusan-warga-timor-leste-mendaftar-kuliah-ke-ugm/feed/ 0
UGM Buka Jalur Ujian Mandiri, Catat Jadwal Seleksi dan Persyaratannya https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-buka-jalur-ujian-mandiri-catat-jadwal-seleksi-dan-persyaratannya/ https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-buka-jalur-ujian-mandiri-catat-jadwal-seleksi-dan-persyaratannya/#respond Sun, 16 Mar 2025 04:54:41 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76943 Universitas Gadjah Mada sudah membuka jalur seleksi mandiri atau dikenal dengan Ujian Masuk Universitas Gadjah Mada (UM UGM), selain lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Adapun beberapa jalur seleksi UM UGM ini meliputi Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM), Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB), Afirmasi Tridharma UGM, serta […]

Artikel UGM Buka Jalur Ujian Mandiri, Catat Jadwal Seleksi dan Persyaratannya pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Universitas Gadjah Mada sudah membuka jalur seleksi mandiri atau dikenal dengan Ujian Masuk Universitas Gadjah Mada (UM UGM), selain lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Adapun beberapa jalur seleksi UM UGM ini meliputi Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM), Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB), Afirmasi Tridharma UGM, serta Ujian Mandiri UGM berbasis Computer-Based Test (UM UGM CBT). Selain itu, UGM juga membuka program International Undergraduate Program (IUP). “Dengan total kuota mahasiswa yang disediakan sebanyak 9.236 mahasiswa, pembagian kuota dibagi menjadi tiga, yaitu 30% dari SNBP, 30% dari SNBT, dan 40% dari Ujian Masuk UGM,” katanya Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D, dalam Sosialisasi Jalur Masuk Penerimaan Mahasiswa Baru UGM, Minggu (16/3).

Gandes menerangkan terdapat beberapa perubahan dalam mekanisme Ujian Masuk Universitas Gadjah Mada, terutama pada jalur UM UGM CBT. Gandes mengatakan bahwa untuk UM UGM CBT ini peserta dapat memilih dua program studi. Sebelumnya, ujian dibagi menjadi kategori Saintek, Soshum, dan Campuran. Namun, tahun ini ujian lebih ringkas, terdiri dari Tes Kemampuan Dasar (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika Dasar), Tes Potensi Akademik, serta Tes Kemampuan Akademik, yang terdiri dari dua mata pelajaran yang mendukung program studi yang dipilih. “Jadi, calon mahasiswa harus mencermati dan mempersiapkan tentang dua mata pelajaran pendukung prodi ini. Misalnya, jika memilih program studi MIPA Fisika, maka tes akan mencakup Matematika IPA dan Fisika, atau untuk Sosiologi, tes akan mencakup Sejarah dan Sosiologi. Daftar lengkap mata pelajaran yang diuji dapat dilihat di website,” imbuhnya.

Dr. Sigit Priyanta, S.Si., M.Kom., selaku Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM menjelaskan bahwa syarat umum untuk jalur PBU adalah memiliki prestasi akademik yang dibuktikan dengan masuk 25 peringkat terbaik di kelas, yang ditunjukkan melalui rapor. Selain itu, calon mahasiswa harus memiliki sertifikat kejuaraan di bidang IPTEK (Matematika, IPA, Fisika, Kimia, Informatika, Biologi, Astronomi, Kebumian), minimal juara 1 tingkat provinsi. Sementara untuk bidang olahraga dan seni, persyaratan minimal adalah menjadi juara 1 atau 2 di tingkat provinsi. Untuk seni (fotografi, seni rupa, lomba keagamaan, teater, orkestra, paduan suara, seni tari, karawitan, sinden), diperlukan sertifikat kejuaraan di tingkat provinsi dengan minimal juara 1 atau 2.

Sementara PBUTM merupakan jalur yang dirancang oleh UGM untuk memberikan apresiasi kepada calon mahasiswa berprestasi yang kurang beruntung secara ekonomi. Syaratnya meliputi kepemilikan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) dan pendapatan kotor gabungan orang tua maksimal Rp4 juta per bulan, atau pendapatan kotor maksimal Rp750.000 per anggota keluarga yang ditanggung. Selain itu, pendidikan tertinggi orang tua calon mahasiswa maksimal setara dengan jenjang sarjana.

Untuk PBU, sertifikat kejuaraan yang diterima dapat berasal dari berbagai penyelenggara yang sudah diinformasikan di laman website, seperti International Mathematics Olympiad, International Biology Olympiad, dan lainnya. Kejuaraan nasional juga dapat diterima, seperti yang diselenggarakan oleh BRIN, Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, OSN Puspresnas, UGM, atau lomba debat seperti LDBI dan National School Debating Championship.

Melalui jalur Afirmasi Tridharma, UGM juga memberikan kesempatan kepada calon mahasiswa dari daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Jalur ini dirancang khusus untuk memfasilitasi mahasiswa berprestasi dari daerah-daerah tersebut. Selain itu, jalur Afirmasi Tridharma juga digunakan untuk serta ada yang dikhususkan untuk memberikan fasilitasi mitra kerjasama ugm dalam kegiatan tridharma. Mitra ini adalah berupa kementerian, Pemda, BUMN, atau industri. “Calon mahasiswa yang berasal dari daerah pelosok juga tidak perlu ragu untuk mencoba jalur PBU, karena UGM berusaha memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi teman-teman sekalian,” ujarnya.

Sekedar informasi, Untuk jalur PBUB dan PBUTM, pendaftarannya akan dibuka pada 6 Mei – 10 Juni 2025. Bagi calon mahasiswa yang mendaftar melalui jalur olahraga dan seni, tes keterampilan akan dilaksanakan pada 25 – 26 Juni 2025. Sedangkan untuk jalur Afirmasi Tridharma akan dibuka pada 18 Maret – 17 April 2025, dengan hasil seleksi administrasi yang diumumkan pada 30 April 2025. Setelah itu, calon mahasiswa yang lolos akan mengikuti program pre-university mulai 5 Mei – 4 Juli 2025.

Sementara untuk UM UGM CBT dibuka pada 6 Mei hingga 10 Juni 2025, dengan lokasi ujian yang tersedia di Jakarta dan Yogyakarta. Jalur ini diperuntukkan bagi lulusan SMA atau sederajat yang lulus dalam dua tahun terakhir atau lulusan paket C dengan maksimal usia 25 tahun pada 1 Juli 2025. Hasil akhir jalur penerimaan ini diharapkan akan diumumkan pada tanggal 19 Juli 2025.

Sigit menjelaskan bahwa seluruh prosedur pendaftaran jalur mandiri di UGM dilakukan secara daring melalui laman resmi um.ugm.ac.id. Melalui laman tersebut, calon mahasiswa diminta membuat akun pendaftaran, mengisi biodata, mengunggah dokumen persyaratan, dan mengunci proses pendaftaran. Setelah itu, calon mahasiswa akan mendapatkan kode pembayaran sesuai dengan jalur yang dipilih. “Biaya pendaftaran bervariasi, mulai dari Rp275.000 untuk jalur PBUB, Rp500.000 untuk jalur afirmasi, hingga jalur UM UGM CBT yang bergantung pada lokasi ujian,” ujar Sigit.

Terkait dengan biaya UKT, calon mahasiswa yang mengikuti jalur Ujian Mandiri akan mendapatkan biaya tambahan berupa Iuran Pengembangan Institusi (IPI), sebesar Rp30 juta untuk prodi Sains, Teknologi, dan Kesehatan, serta Rp20 juta untuk prodi Sosial Humaniora (Soshum).

Di akhir sesi, Sigit memberikan saran bagi calon mahasiswa dalam memilih program studi (prodi) yang tepat dan linear lantaran apabila tidak linear akan ada konsekuensi dalam pembobotan nilai. “Calon mahasiswa sebaiknya melihat kembali kecenderungan minat dan semangat mereka dalam belajar, serta bagaimana minat tersebut berkaitan dengan prospek profesi di masa depan,” ujarnya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai jalur penerimaan mahasiswa baru UGM tahun 2025, calon mahasiswa dapat mengunjungi laman resmi um.ugm.ac.id. Atau menghubungi hotline di nomor 0811-2941-949. Calon mahasiswa juga dihimbau untuk selalu mencari informasi dari sumber-sumber yang terpercaya guna memastikan mereka memenuhi seluruh persyaratan dan prosedur seleksi yang telah ditetapkan. Dengan beragam jalur yang tersedia, UGM berharap dapat menjangkau lebih banyak calon mahasiswa berprestasi dari seluruh Indonesia, sekaligus memastikan akses pendidikan yang inklusif dan berkualitas tinggi.

Penulis : Lintang

Editor : Gusti Grehenson

Artikel UGM Buka Jalur Ujian Mandiri, Catat Jadwal Seleksi dan Persyaratannya pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-buka-jalur-ujian-mandiri-catat-jadwal-seleksi-dan-persyaratannya/feed/ 0
Aktif Berorganisasi Selama Kuliah, Lintang Berhasil Lulus Sarjana Tercepat di UGM  https://ugm.ac.id/id/berita/aktif-berorganisasi-selama-kuliah-lintang-berhasil-lulus-sarjana-tercepat-di-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/aktif-berorganisasi-selama-kuliah-lintang-berhasil-lulus-sarjana-tercepat-di-ugm/#respond Fri, 07 Mar 2025 06:29:06 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76742 Lintang Sekar Jagad, Lulusan program studi Manajemen Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM berhasil meraih predikat wisudawan lulusan tercepat pada Wisuda Program Sarjana dan Terapan UGM pada Rabu (26/2) lalu. Lintang berhasil lulus dengan masa studi 3 tahun 1 bulan 25 hari dengan predikat cumlaude. Padahal rerata masa studi untuk 1.256 […]

Artikel Aktif Berorganisasi Selama Kuliah, Lintang Berhasil Lulus Sarjana Tercepat di UGM  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Lintang Sekar Jagad, Lulusan program studi Manajemen Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM berhasil meraih predikat wisudawan lulusan tercepat pada Wisuda Program Sarjana dan Terapan UGM pada Rabu (26/2) lalu. Lintang berhasil lulus dengan masa studi 3 tahun 1 bulan 25 hari dengan predikat cumlaude. Padahal rerata masa studi untuk 1.256 wisudawan program Sarjana adalah 4 tahun 3 bulan.

Awalnya, Lintang mengaku dirinya  tidak menyangka akan menjadi lulusan tercepat karena sejak awal dirinya tidak pernah menargetkan untuk bisa segera lulus. “Jujur saya sendiri juga tidak pernah menargetkan untuk menjadi lulusan tercepat, namun tentu saja saya ingin bisa menyelesaikan studi saya dengan tepat waktu,” ujarnya, Jumat (7/3).

Menurutnya, proses kelulusannya merupakan hasil dukungan dari berbagai hal, termasuk teman, keluarga, dan dosen. Secara khusus, Lintang menyebut dosen pembimbingnya, Nurul Dwi Purwanti, SIP, MPA banyak membantu memberikan arahan, dorongan, dan motivasi selama proses pengerjaan tugas akhir.

Lintang mengambil topik skripsi mengenai energi baru terbarukan dengan judul “Perkembangan Tren dan Kontradiksi Kebijakan Energi Baru Terbarukan di Indonesia”. Skripsi tersebut mengulas bagaimana perkembangan kebijakan pemerintah sepanjang tahun 2019-2024 mengenai energi terbarukan serta kontradiksi kebijakan yang muncul dalam kebijakan tersebut. Skripsinya menjadi menarik karena mengangkat urgensi energi terbarukan dari segi kebijakan.

Tak hanya soal masa studi, Lintang juga aktif dalam kegiatan mahasiswa dan proyek mendukung UMKM. Perempuan kelahiran Semarang, Jawa Tengah ini tergabung dalam Tanoto Scholars Association (TSA) sebagai scholarship awardee Beasiswa TELADAN sekaligus mahasiswa aktif dalam berbagai acara Tanoto Foundation. “Dalam organisasi ini, saya berkontribusi dalam beberapa project dan event seperti special webinar, Gelex, dan juga event yang cukup besar bernama Pay it Forward,” ungkap Lintang.

Program Pay it Forward merupakan proyek sosial yang ditujukan untuk memberikan dampak positif secara langsung dan berkelanjutan. Proyek tersebut berkolaborasi dengan UMKM Jogja dan Shopee dalam mengenalkan produk UMKM sekaligus memberikan pelatihan terhadap pelaku bisnis.

Selain itu, Lintang pernah membuat sejumlah policy brief yang menarik. Salah satunya menyoroti kebijakan pariwisata di Yogyakarta berjudul “Optimalisasi Keberlanjutan Lingkungan dan Sosial Budaya dalam Pengembangan Pariwisata di Kampung Prawirotaman”. Menyadari bahwa studi kebijakan publik harus memahami betul kondisi masyarakat, proses pengumpulan data langsung dilakukan pada warga setempat. “Pada saat itu saya dan teman-teman terjun langsung dan meneliti serta mengumpulkan informasi terkait lokasi wisata tersebut,” tuturnya.

Ditanya seputar tips dan trik lulus cepat, Lintang menjawab bahwa pada dasarnya setiap orang mengetahui potensi diri sendiri dan proses yang telah berjalan. Menurutnya perjalanan dalam perkuliahan bukanlah kompetisi dengan siapapun. “Set and focus on your own goals, tetaplah berfokus pada proses diri kita masing-masing. Jangan pernah merasa tertinggal dari siapapun,” ucap Lintang. Pastikan setiap hari selalu berproses, tidak lupa disertai oleh doa di setiap langkah. Lebih penting, Lintang juga berpesan untuk tetap menikmati segala proses yang sedang dilalui.

Menempuh pendidikan di Program Studi Manajemen Kebijakan Publik Fisipol UGM merupakan pengalaman yang sangat berkesan bagi Lintang. Selain memberi wawasan akademik di bidang sosial politik, Lintang bisa memahami dinamika kebijakan dan kondisi politik Indonesia saat ini. “Dengan bekal akademik dan pengalaman yang saya miliki, saya harap saya dapat berkontribusi sekecil apapun untuk politik Indonesia dan memberikan perubahan agar Indonesia dapat menjadi negara yang lebih baik di masa depan,” pungkasnya.

Penulis : Tasya

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Aktif Berorganisasi Selama Kuliah, Lintang Berhasil Lulus Sarjana Tercepat di UGM  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/aktif-berorganisasi-selama-kuliah-lintang-berhasil-lulus-sarjana-tercepat-di-ugm/feed/ 0
FTP UGM Tuntaskan Visitasi Akreditasi Internasional ASIIN https://ugm.ac.id/id/berita/ftp-ugm-tuntaskan-visitasi-akreditasi-internasional-asiin/ https://ugm.ac.id/id/berita/ftp-ugm-tuntaskan-visitasi-akreditasi-internasional-asiin/#respond Thu, 06 Mar 2025 07:45:16 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76713 Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (FTP UGM) telah secara resmi menutup rangkaian kegiatan visitasi penilaian untuk akreditasi internasional ASIIN. Dalam penutupan ini, tim asesor ASIIN menyampaikan hasil evaluasi dan rekomendasi terhadap tiga program studi yang diajukan, yakni Prodi S1 Teknik Pertanian, Prodi S2 Teknik Pertanian, dan Prodi S3 Teknik Pertanian. Acara penutupan audit akreditasi […]

Artikel FTP UGM Tuntaskan Visitasi Akreditasi Internasional ASIIN pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (FTP UGM) telah secara resmi menutup rangkaian kegiatan visitasi penilaian untuk akreditasi internasional ASIIN. Dalam penutupan ini, tim asesor ASIIN menyampaikan hasil evaluasi dan rekomendasi terhadap tiga program studi yang diajukan, yakni Prodi S1 Teknik Pertanian, Prodi S2 Teknik Pertanian, dan Prodi S3 Teknik Pertanian. Acara penutupan audit akreditasi ini dilaksanakan di Operation Room FTP UGM, Rabu (5/3).

Prof. Dr. Dieter Trautz, salah satu asesor dari ASIIN memberikan apresiasi atas suasana positif dan kolaboratif yang tercipta selama proses penilaian. Ia juga menyoroti beberapa aspek positif yang dimiliki oleh FTP UGM, termasuk tujuan program yang jelas, hasil pembelajaran yang selaras, serta dukungan universitas terhadap penelitian dan kerjasama internasional. “Kami juga menanyakan kepada mahasiswa, dan mereka merasa puas dengan program studi yang dijalankan, terutama dalam hal persiapan memasuki dunia kerja,” katanya.

Meski begitu, Dieter menyampaikan bahwa tim asesor juga mencatat beberapa hal yang masih perlu diperbaiki oleh fakultas. Salah satunya adalah peningkatan kemampuan berbahasa Inggris bagi mahasiswa dan staf pengajar, serta mendorong mobilitas akademik internasional. Tim asesor juga merekomendasikan universitas dalam pengembangan karir dosen dan peningkatan fasilitas laboratorium agar selaras dengan kebutuhan masa depan. “Universitas perlu memastikan bahwa dukungan yang memadai tersedia untuk mahasiswa, terutama workshop, seminar, dan sebagainya yang wajib diadakan. Jadi, itulah persyaratan dan catatan yang kami berikan kepada fakultas,” tuturnya.

Sementara Dr. Emeline Jerez selaku ASIIN Project Manager menambahkan bahwa setelah penyampaian ini, akan ada laporan lengkap yang terbit sekitar lima minggu lagi. Kemudian pihak fakultas akan memiliki kesempatan untuk merespon dan memberikan informasi lebih lanjut tentang semua komentar yang dibuat oleh tim ahli hari ini. Melalui laporan tersebut, fakultas juga akan mendapatkan informasi yang lebih detail mengenai evaluasi dan rekomendasi dari tim asesor.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA, mengaku bersyukur bahwa FTP UGM telah berada di tahap ini dan sangat senang untuk mendengar hasil, evaluasi dan rekomendasi yang disampaikan. “Saya akan memastikan bahwa rekomendasi yang telah diberikan akan dilaksanakan dengan baik oleh FTP UGM. Ini adalah cara untuk kita bisa meningkatkan program di fakultas. Semoga FTP UGM akan mendapatkan hasil yang baik pula,” katanya.

Dekan FTP UGM Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc., mengaku proses pengajuan akreditasi ini telah dilakukan lebih dari satu tahun yang lalu oleh tim FTP UGM. Dengan adanya proses untuk mendapatkan akreditasi dari ASIIN ini, Eni berharap FTP UGM bisa sejajar dan mengikuti prestasi program studi serupa di tingkat internasional. “Kami memiliki misi untuk menjadi fakultas bertaraf internasional, sehingga kami berkomitmen untuk selalu meningkatkan proses belajar-mengajar dan berbagai aspek lainnya yang mendukung pencapaian standar internasional,” ujarnya ketika diwawancara.

Eni menuturkan FTP UGM telah berkolaborasi dan bekerja sama secara global, baik di bidang riset, pendidikan, maupun pengabdian masyarakat, dengan industri serta universitas luar negeri. Namun, dengan adanya akreditasi ini, Eni menambahkan, akan menjadi prestasi tersendiri bagi FTP UGM untuk kedepannya. “Tentu dengan  adanya pengakuan kesetaraan antara program studi kami dengan program studi yang diakui secara internasional,” pungkasnya.

Penulis : Lintang

Editor   : Gusti Grehenson

Foto     : Firsto

Artikel FTP UGM Tuntaskan Visitasi Akreditasi Internasional ASIIN pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ftp-ugm-tuntaskan-visitasi-akreditasi-internasional-asiin/feed/ 0
Tiga Prodi FTP UGM Mengikuti Proses Akreditasi Internasional ASIIN https://ugm.ac.id/id/berita/tiga-prodi-ftp-ugm-mengikuti-proses-akreditasi-internasional-asiin/ https://ugm.ac.id/id/berita/tiga-prodi-ftp-ugm-mengikuti-proses-akreditasi-internasional-asiin/#respond Wed, 05 Mar 2025 06:02:47 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76655 Tiga program studi milik Fakultas Teknologi Pertanian UGM mendapatkan penilaian untuk akreditasi internasional ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik). Ketiga program studi tersebut adalah  Prodi S1 Teknik Pertanian, Prodi S2 Teknik Pertanian, dan Prodi S3 Teknik Pertanian. Program visitasi dilakukan para asesor ASIIN diantaranya Prof. Dr. Dieter Trautz […]

Artikel Tiga Prodi FTP UGM Mengikuti Proses Akreditasi Internasional ASIIN pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Tiga program studi milik Fakultas Teknologi Pertanian UGM mendapatkan penilaian untuk akreditasi internasional ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik). Ketiga program studi tersebut adalah  Prodi S1 Teknik Pertanian, Prodi S2 Teknik Pertanian, dan Prodi S3 Teknik Pertanian.

Program visitasi dilakukan para asesor ASIIN diantaranya Prof. Dr. Dieter Trautz (Osnabruck University of Applied Sciences), Prof. Dr. Chusnul Arif (IPB University), Dr. Ing. Habil. Oliver K. Schluter (Leibniz Institute for Agricultural Engineering and Bioeconomy/ATB), Jasmine Tasmara (IPB University) dan Dr. Emeline Jerez (ASIIN Project Manager). Visitasi dilakukan selama dua hari, 4-5 Maret diawali dengan pembukaan di Ruang Multi Media UGM dan dilanjutkan di Fakultas Teknologi Pertanian UGM.

Prof. Dieter Trautz mengaku senang berada di Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Ia mengaku sangat tertarik untuk mendalami tiga program studi S1 Teknik Pertanian, S2 Teknik Pertanian, dan S3 Teknik Pertanian untuk mendapatkan akreditasi internasional. “Diskusi ini tentunya kita harapkan akan memberi manfaat bagi kita semua,” katanya di Ruang Multimedia UGM, Selasa (4/3).

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA menyampaikan proses visitasi oleh ASIIN merupakan bagian penting para ahli berkomitmen untuk memajukan kualitas pendidikan tinggi.  Komitmen untuk terus mendorong inovasi, memberikan pendidikan berkualitas tinggi, dan membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan unggul di tengah dinamika global yang berubah sangat cepat. “Kami telah bekerja keras dengan berusaha mengembangkan program pendidikan selaras dengan standar internasional. Memenuhi permintaan industri, dan mendukung sikap profesional mahasiswa kami. Kunjungan ini tentunya merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi kami untuk memperlihatkan sekaligus merefleksikan atas pencapaian kami dalam upaya meningkatkan kualitas dan dampak program studi kami,” papar Wening.

Wening mempercayakan para asesor ASIIN yang mendedikasikan kepakarannya untuk proses ini. UGM, berkeinginan terlibat mendalam dalam dialog yang konstruktif selama kunjungan kali ini. Dengan keahlian dan wawasan yang dimiliki para asesor diharapkan akan membimbing UGM dalam perjalanan berkelanjutan menuju pada mutu dan keunggulan pendidikan. “Sekali lagi, terima kasih atas komitmen para ahli terhadap kerangka program penting ini. Kami menantikan masukan dan diskusi membangun dalam dua hari kunjungan ini,” terangnya.

Prof. Dr. Indra Wijaya Kusuma, MBA selaku Kepala Kantor Jaminan Mutu Universitas Gadjah Mada menambahkan proses asesmen para ahli dan pejabat ASIIN terhadap tiga prodi dilakukan dengan mengunjungi secara langsung Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Dalam asesmen tersebut, para asesor atau ahli dan pejabat ASIIN melakukan wawancara dengan pimpinan universitas, pimpinan Fakultas, pimpinan program studi, mahasiswa, dan pengguna lulusan. “Mereka juga melakukan peninjauan berbagai fasilitas perkuliahan atau sarana pendukung lainnya. Setelah ini data yang didapat akan diproses dan hasilnya akan disampaikan beberapa bulan kemudian,” terangnya.

Penulis : Agung Nugroho

Foto : Donnie

Artikel Tiga Prodi FTP UGM Mengikuti Proses Akreditasi Internasional ASIIN pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/tiga-prodi-ftp-ugm-mengikuti-proses-akreditasi-internasional-asiin/feed/ 0
Perjuangan Fendryan Gabriel, Anak Pekerja Migran Asal NTT Raih Sarjana di UGM https://ugm.ac.id/id/berita/perjuangan-fendryan-gabriel-anak-pekerja-migran-asal-ntt-raih-sarjana-di-ugm/ https://ugm.ac.id/id/berita/perjuangan-fendryan-gabriel-anak-pekerja-migran-asal-ntt-raih-sarjana-di-ugm/#respond Mon, 03 Mar 2025 03:32:17 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76577 Fendryan Gabriel (25), pemuda asal Nusa Tenggara Timur merupakan anak dari keluarga Migran yang lahir di Sabah, Malaysia, namun tumbuh besar di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Meski dibesarkan di tanah perantauan dengan keterbatasan ekonomi, tidak pernah menyerah dengan keadaan untuk menggapai mimpi bisa melanjutkan kuliah ke jenjang pendidikan tinggi. Kini, ia berhasil meraih mimpinya mendapatkan […]

Artikel Perjuangan Fendryan Gabriel, Anak Pekerja Migran Asal NTT Raih Sarjana di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>

Fendryan Gabriel (25), pemuda asal Nusa Tenggara Timur merupakan anak dari keluarga Migran yang lahir di Sabah, Malaysia, namun tumbuh besar di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Meski dibesarkan di tanah perantauan dengan keterbatasan ekonomi, tidak pernah menyerah dengan keadaan untuk menggapai mimpi bisa melanjutkan kuliah ke jenjang pendidikan tinggi. Kini, ia berhasil meraih mimpinya mendapatkan gelar sarjana di Kampus UGM bersama 1.408 lulusan Sarjana dan Sarjana Terapan lainnya yang diwisuda pada Rabu (26/2) lalu di Grha Sabha Pramana.

Fendi, demikian ia akrab disapa bercerita sejak kecil hingga remaja keluarganya sempat berpindah tempat tinggal, sehingga ia mengaku memiliki pengalaman yang unik mengenal budaya dan karakter masyarakat yang berbeda di setiap masing-masing tempat. Setelah menamatkan pendidikan dasar dan menengah pertama di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Malaysia, ia kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMKN 2 Simpang Empat, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Meski telah kembali ke tanah air, Fendi merasa seperti orang asing di negeri sendiri ketika itu. “Bahkan imigrasi sempat mendatangi (keluarga) kami karena ada laporan bahwa kemungkinan ada imigran gelap di sekitar,” kenangnya, Senin (3/3).

Dengan latar belakang pendidikan orang tua yang terbatas, Bapak lulusan SMP dan Ibu hampir lulus SD, Fendi tak membiarkan hal itu meredam impiannya. Di tengah keterbatasan akses informasi tentang pendidikan tinggi, Fendi tetap gigih berusaha. Beruntung, beberapa gurunya di SMK merupakan lulusan perguruan tinggi di Yogyakarta, yang kemudian memberinya inspirasi untuk mengejar pendidikan. Setelah mencari berbagai sumber informasi, ia dengan mantap memilih Universitas Gadjah Mada sebagai tujuan pendidikan tinggi selanjutnya. “Bagai katak di bawah tempurung, saya hanya mendapatkan sedikit sekali informasi perihal jenjang kuliah saat itu di tempat saya,”ujarnya.

Tahun 2019 kemudian menjadi titik balik besar dalam hidup Fendi ketika ia diterima di Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM melalui jalur afirmasi bagi anak-anak TKI. Jalur afirmasi ini membuka jalan bagi siswa-siswa dari latar belakang kurang beruntung untuk bisa mengenyam pendidikan di universitas negeri terkemuka seperti UGM. Ia juga berhasil mendapatkan beasiswa Afirmasi Dikti (ADik) oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

Meski begitu, berbagai tantangan tentu dihadapi untuk beradaptasi di lingkungan baru di Yogyakarta. Namun, hal itu tidak membutuhkan waktu lama baginya untuk bisa merasa nyaman. Berkat dukungan teman-teman asrama, yang sebagian besar juga perantau, proses adaptasi berjalan dengan lancar. Rasa kebersamaan ini membantu Fendi merasa seperti di rumah, jauh dari tempat asalnya di Kalimantan Selatan. Suara gamelan yang sering berkumandang di lingkungan asrama Darmaputera Baciro juga menjadi salah satu kenangan awal yang membuatnya merasa betah. “Petanda yang baik, bukan?,” katanya.

Di awal kuliah, ia fokus pada rutinitas akademik dan menjadi mahasiswa “kupu-kupu” (kuliah pulang kuliah pulang), pada tahun 2022, Fendi mulai aktif dalam berbagai kegiatan kampus. Salah satu pencapaian paling membanggakannya adalah ketika ia terpilih menjadi angkatan pertama yang mengikuti program pertukaran mahasiswa Kampus Merdeka ke Universitas Al-Washliyah, Medan. “Dengan segala kendala dan kondisi COVID-19, puji Tuhan saya bisa menyelesaikannya, Program ini membawa saya pada pengalaman baru yang memperkaya wawasan, baik akademik maupun non-akademik,” ujarnya penuh rasa syukur.

Kegiatan lain yang juga membentuk karakter kepemimpinannya adalah pengalaman Kuliah Kerja Nyata (KKN), yang mengajarkannya pentingnya inisiatif untuk memulai percakapan dengan orang-orang baru. Melalui KKN, ia mengatakan, ia bisa belajar bagaimana membangun relasi sosial yang kuat, hal yang sangat penting untuk kesuksesan di masa depan.

Menyelesaikan skripsi juga menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Fendi. Sempat mengganti judul setelah seminar proposal di semester 6, ia mengaku butuh dua tahun lebih untuk menyelesaikan skripsi. Baginya, butuh waktu cukup lama untuk menyadari bahwa ia takluk pada karakternya sendiri. Ketika ia akhirnya berani untuk membuka komunikasi dengan dosen pembimbing skripsinya, segalanya mulai berjalan lebih lancar. Hingga akhirnya di Semester 11, ia lulus dengan nilai B+ dan dengan judul skripsi ‘Teknik Penerjemahan Nomina Majemuk Bahasa Indonesia pada Artikel Berita Daring Antara News.’ “Saya percaya pentingnya peran dosen dalam proses ini. Diskusi, kritikan, masukan, dan deadline dari dosen pembimbing, itulah bensin yang paling lambat habisnya,” kata Fendi yang lulus dengan IPK 3,59 ini.

Kini, setelah menyelesaikan pendidikan di UGM, Fendi merasa bahwa perjalanan panjang ini memberinya banyak pelajaran. Ia berpesan kepada mahasiswa lain yang masih berjuang menyelesaikan kuliahnya untuk tidak takut memulai menyelesaikan tugas akhir penulisan skripsi. “Jangan lupa bangun komunikasi dengan teman yang sudah selesai, dengan dosen pembimbing, dan jangan takut untuk salah. Karena selalu ada ruang untuk memperbaiki, dan  pada akhirnya semua ketakutan itu hanya ada di kepala,” pungkasnya.

Penulis : Lintang

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Firsto

Artikel Perjuangan Fendryan Gabriel, Anak Pekerja Migran Asal NTT Raih Sarjana di UGM pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/perjuangan-fendryan-gabriel-anak-pekerja-migran-asal-ntt-raih-sarjana-di-ugm/feed/ 0