Kegiatan Arsip - Universitas Gadjah Mada https://ugm.ac.id/id/category/seputar-kampus/kegiatan/ Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi Tue, 18 Mar 2025 09:05:19 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.1.7 Haris Azhar: Warga Miskin Masih Sulit Mendapat Akses Keadilan Hukum https://ugm.ac.id/id/berita/haris-azhar-warga-miskin-masih-sulit-mendapat-akses-keadilan-hukum/ https://ugm.ac.id/id/berita/haris-azhar-warga-miskin-masih-sulit-mendapat-akses-keadilan-hukum/#respond Tue, 18 Mar 2025 09:05:19 +0000 https://ugm.ac.id/?p=77026 Kemiskinan masih menjadi persoalan besar di Indonesia, tidak hanya dari sisi ekonomi tetapi juga dalam akses terhadap keadilan. masyarakat miskin kerap mengalami keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan dasar serta menghadapi tantangan dalam memperoleh hak-haknya secara hukum. “Kemiskinan bukan hanya soal tidak mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan, tetapi juga keterbatasan akses terhadap keadilan,” ujar pegiat […]

Artikel Haris Azhar: Warga Miskin Masih Sulit Mendapat Akses Keadilan Hukum pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Kemiskinan masih menjadi persoalan besar di Indonesia, tidak hanya dari sisi ekonomi tetapi juga dalam akses terhadap keadilan. masyarakat miskin kerap mengalami keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan dasar serta menghadapi tantangan dalam memperoleh hak-haknya secara hukum. “Kemiskinan bukan hanya soal tidak mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan, tetapi juga keterbatasan akses terhadap keadilan,” ujar pegiat aktivis HAM Haris Azhar, S.H., M.A., saat memberi ceramah shalat tarawih di Masjid Kampus UGM, Senin (17/3).

Ia menjelaskan bahwa masyarakat miskin seringkali terjebak dalam situasi yang membuat mereka tidak berdaya. Sehingga mereka bergantung pada pihak yang memiliki kekuasaan dalam mendistribusikan sumber daya, termasuk akses terhadap ilmu dan perlindungan hukum.

Pendiri Lokananta tersebut menyoroti bahwa hukum positivistik di Indonesia mampu memposisikan masyarakat lapisan rendah sebagai pelaku kriminal ketika sedang mempertahankan haknya ketika menjadi korban kebijakan, seperti dalam kasus Proyek Strategis Nasional (PSN). “Mereka yang terdampak sering kali melakukan protes, yang kemudian dianggap sebagai persengketaan hukum dan bisa berujung pada tindak kriminal atau justru mereka yang dikriminalisasikan,” jelasnya.

Dalam konteks akses terhadap keadilan, Haris mengkritisi bahwa alokasi puluhan miliar dana bantuan hukum oleh negara belum merata dari segi persebarannya. Ia mengacu pada survei organisasi internasional tahun 2019 yang menunjukkan adanya persentase yang cukup besar terkait ketersediaan bantuan hukum, tetapi tidak 100% keadilan bagi orang miskin dapat diakses karena organisasi bantuan hukum juga dibiayai oleh negara dan di dalamnya memiliki carut marut permasalahannya sendiri, seperti masalah administrasi dan birokrasi organisasi. “Ini artinya negara tidak sukses memastikan ketersediaan bantuan hukum bagi orang miskin ketika mereka mengalami ketidakadilan, beruntung masih ada organisasi sosial yang mengerjakan bantuan hukum tadi,” ungkapnya.

Selain itu, ia menyoroti bahwa masyarakat miskin tidak hanya menghadapi kendala hukum tetapi juga tantangan dalam kesejahteraan. Ketidakseimbangan dalam akses terhadap ilmu dan pekerjaan sering kali membuat mereka semakin bergantung pada kelompok yang memiliki otoritas. “Ketergantungan ini menciptakan ketakutan. Bahkan, saat ada yang berani melawan, mereka tetap berada dalam posisi yang tidak seimbang,” ujarnya.

Menutup pembahasannya, Haris menegaskan pentingnya membangun kesadaran akan keadilan yang lebih luas di masyarakat. “Kita tidak bisa hanya bergantung pada negara. Perlu ada inisiatif untuk membangun struktur keadilan dari warga sendiri. Dengan begitu, negara bisa mencontoh dan mulai berbenah,” pungkasnya.

Penulis : Bolivia

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Detik

Artikel Haris Azhar: Warga Miskin Masih Sulit Mendapat Akses Keadilan Hukum pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/haris-azhar-warga-miskin-masih-sulit-mendapat-akses-keadilan-hukum/feed/ 0
Budayawan UGM Kritik Visi Indonesia Emas 2045 Lebih Condong ke Ekonomi Dibanding Kebudayaan  https://ugm.ac.id/id/berita/budayawan-ugm-kritik-visi-indonesia-emas-2045-lebih-condong-ke-ekonomi-dibanding-kebudayaan/ https://ugm.ac.id/id/berita/budayawan-ugm-kritik-visi-indonesia-emas-2045-lebih-condong-ke-ekonomi-dibanding-kebudayaan/#respond Mon, 17 Mar 2025 08:15:01 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76997 Budayawan UGM Prof. Dr. Aprinus Salam, M.Hum., mengkritik bahwa gagasan Indonesia Emas 2045 selalu dilihat dari sisi politik dan ekonomi, tidak dilihat dari sisi visi kebudayaan. Padahal dari visi kultural bisa diterapkan dalam upaya menggapai Indonesia emas pada dasarnya adalah memperjuangkan kepantasan dari kebijakan yang dibuat serta didukung dengan memperjuangkan hidup yang bermartabat. Aprinus menegaskan […]

Artikel Budayawan UGM Kritik Visi Indonesia Emas 2045 Lebih Condong ke Ekonomi Dibanding Kebudayaan  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>

Budayawan UGM Prof. Dr. Aprinus Salam, M.Hum., mengkritik bahwa gagasan Indonesia Emas 2045 selalu dilihat dari sisi politik dan ekonomi, tidak dilihat dari sisi visi kebudayaan. Padahal dari visi kultural bisa diterapkan dalam upaya menggapai Indonesia emas pada dasarnya adalah memperjuangkan kepantasan dari kebijakan yang dibuat serta didukung dengan memperjuangkan hidup yang bermartabat.

Aprinus menegaskan bahwa sejatinya visi kebudayaan merupakan bagaimana usaha untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan mengedepankan kepantasan dan martabat bukan hanya menunggu hingga tiba pada tahun 2045 yang mana belum bisa diprediksi apa yang akan terjadi. “Hidup bermartabat dan pantas untuk hari ini tidak perlu menunggu 2045,” dalam kegiatan kajian program Ramadhan Public Lecture, di Masjid Kampus UGM, Sabtu (14/3), .

Dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM menuturkan bahwa perbincangan mengenai Indonesia emas sudah berlangsung selama delapan tahun lamanya terhitung sejak hal ini dibahas pertama kali pada tahun 2017. Ia menyampaikan bahwa gagasan ini seringkali dilihat dari sisi politik dan ekonomi. “Formula bersifat politik dan ekonomi tidak ada kaitannya dengan visi kebudayaan,” tuturnya.

Kalkulasi politik seperti dorongan untuk bersaing atau berkompetisi secara global dan meningkatkan taraf ekonomi merupakan hal yang tidak berkaitan dengan visi kultural. Ia memberi perumpamaan dengan baju yang ia kenakan. Jika dilihat baju yang Ia kenakan terlihat murahan yang mana hal tersebut hanya memenuhi prestige ekonomis dan simbolik. Namun, baju tersebut tetap pantas dikenakan.

Selain itu, Aprinus juga menyoroti bahwa capaian Indonesia emas saat ini dibebankan ke generasi muda. Anak muda seperti dihadapkan pada fantasi belaka yang membuat mereka tersandera untuk mewujudkan Indonesia emas dalam 20 tahun ke depan. “Padahal gagasan ini dibuat oleh generasi sebelumnya yang saat ini berperan sebagai otoritas kebijakan,” ujarnya.

Aprinus mengajak seluruh mahasiswa untuk bersama-sama memperkuat komunitas-komunitas intelektual untuk hidup yang bermartabat dan kualitas hidup yang lebih baik. “Mari seluruh mahasiswa untuk memperkuat komunitas yang betul-betul menjaga harga dirinya dengan menjaga kepantasan dan martabat hidupnya sehingga tidak tersandera terus,” imbaunya.

Penulis : Jelita Agustine

Editor : Gusti Grehenson

Artikel Budayawan UGM Kritik Visi Indonesia Emas 2045 Lebih Condong ke Ekonomi Dibanding Kebudayaan  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/budayawan-ugm-kritik-visi-indonesia-emas-2045-lebih-condong-ke-ekonomi-dibanding-kebudayaan/feed/ 0
Kesenjangan Kaya-Miskin Kian Melebar, Pusekra UGM Sampaikan 4 Jurus Atasi Ketimpangan Ekonomi https://ugm.ac.id/id/berita/kesenjangan-kaya-miskin-kian-melebar-pusekra-ugm-sampaikan-4-jurus-atasi-ketimpangan-ekonomi/ https://ugm.ac.id/id/berita/kesenjangan-kaya-miskin-kian-melebar-pusekra-ugm-sampaikan-4-jurus-atasi-ketimpangan-ekonomi/#respond Fri, 14 Mar 2025 08:30:37 +0000 https://ugm.ac.id/?p=76921 Plt Ketua Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (Pusekra), Dr. Rachmawan Budiarto, mengatakan ketimpangan kepemilikan kekayaan tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga pada dunia global. Rachmawan menyebutkan, dari total populasi dunia sebesar 6,1 miliar jiwa, sekitar 1,1 miliar tergolong miskin. Lebih mengkhawatirkan lagi, sekitar 0,7% populasi menguasai 18,4% kekayaan dunia, sementara lebih dari 70% populasi hanya […]

Artikel Kesenjangan Kaya-Miskin Kian Melebar, Pusekra UGM Sampaikan 4 Jurus Atasi Ketimpangan Ekonomi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Plt Ketua Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (Pusekra), Dr. Rachmawan Budiarto, mengatakan ketimpangan kepemilikan kekayaan tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga pada dunia global. Rachmawan menyebutkan, dari total populasi dunia sebesar 6,1 miliar jiwa, sekitar 1,1 miliar tergolong miskin. Lebih mengkhawatirkan lagi, sekitar 0,7% populasi menguasai 18,4% kekayaan dunia, sementara lebih dari 70% populasi hanya memiliki akses terhadap 2,7% kekayaan yang ada. “Ketimpangan ini menunjukkan perlunya kebijakan ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan, agar kesejahteraan dapat dirasakan secara lebih merata, terutama bagi masyarakat pinggiran,” kata Rachmawan saat menyampaikan ceramah Safari Ilmu di Bulan Ramadhan (Samudra) di Masjid Kampus UGM, Kamis (13/3).

Dalam ceramahnya yang bertajuk, “Kebijakan Inklusif: Membangun Ekonomi yang Berkelanjutan tanpa Meninggalkan Masyarakat Pinggiran”, Rachmawan menawarkan prinsip ekonomi yang berlandaskan empat pilar utama, yaitu tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, dan tanggung jawab. Rachmawan menjelaskan, prinsip tauhid menjadikan pelaku ekonomi tidak lagi berorientasi pada keuntungan materi semata tetapi dapat berbagi sesama sebagai bentuk fungsi sosial atas kekayaan dan menghindari eksploitasi.”Dalam Islam, kekayaan bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial,” ujarnya.

Selanjutnya, dalam prinsip keseimbangan dalam ekonomi Islam berperan penting dalam mencegah kesenjangan sosial. “Islam mendorong manusia untuk mencegah monopoli, sentralisasi modal, dan penimbunan barang demi mendongkrak harga,” jelasnya.

Sementara itu, prinsip kehendak bebas dalam Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki pilihan dalam menjalankan kehidupannya, meskipun Allah SWT tetap memiliki kekuasaan mutlak. Kebebasan ini harus dijalankan dengan penuh kesadaran bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi. Oleh karena itu, prinsip tanggung jawab kemudian menjadi pelengkap dalam sistem ekonomi Islam. “Tanggung jawab hadir sebagai konsekuensi dari tauhid, keseimbangan, dan kehendak bebas. Ini berlaku baik secara individu maupun kolektif,” ungkap Rachmawan.

Sebagai solusi atas tantangan kemiskinan dalam perspektif Islam, kata Rachmawan, ada beberapa langkah perlu diterapkan. Pertama, masyarakat harus didorong untuk bekerja sesuai dengan keahlian dan kemampuannya, sehingga produktivitas dapat meningkat. Kedua, proyek-proyek ekonomi yang berkelanjutan harus diperbanyak guna menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja. Ketiga, praktik riba yang merugikan masyarakat miskin harus dihindari. “Terakhir, pengelolaan keuangan yang baik perlu diterapkan agar sumber daya dapat digunakan secara optimal,” katanya.

Selain itu, orang-orang kaya diakui Rachmawan memiliki peran penting dalam membantu perekonomian masyarakat melalui zakat, infak, dan sedekah. Namun yang tak kalah lebih penting, pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Baitul Mal harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar kebijakan ekonomi benar-benar berdampak bagi kesejahteraan rakyat.

Melalui prinsip-prinsip ekonomi Islam ini, diharapkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dapat tercapai tanpa meninggalkan masyarakat pinggiran. “Keberlanjutan bukan hanya soal menjaga alam, tetapi juga soal memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang adil untuk berkembang dan meraih kesejahteraan,” pungkasnya.

Penulis : Rahma Khoirunnisa

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Dok. Masjid Kampus

Artikel Kesenjangan Kaya-Miskin Kian Melebar, Pusekra UGM Sampaikan 4 Jurus Atasi Ketimpangan Ekonomi pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/kesenjangan-kaya-miskin-kian-melebar-pusekra-ugm-sampaikan-4-jurus-atasi-ketimpangan-ekonomi/feed/ 0
50 UKM UGM Mengikuti Audit Mutu Internal 2024 https://ugm.ac.id/id/berita/50-ukm-ugm-mengikuti-audit-mutu-internal-2024/ https://ugm.ac.id/id/berita/50-ukm-ugm-mengikuti-audit-mutu-internal-2024/#respond Tue, 03 Dec 2024 08:43:53 +0000 https://ugm.ac.id/?p=73455 Keberhasilan para alumni dalam berkiprah di pemerintahn, industri maupun di masyarakat tidak semata-mata dari nilai-nilai dan karakter mereka dapatkan selama di kelas. Ada saja pengalaman-pengalaman kepemimpinan  dalam mengelola organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) berhasil membawa mereka pada kesuksesan dalam berkarir setelah lulus. Oleh karena itu, UGM berkomitmen untuk melakukan perbaikan terkait pengelolaan organisasi kemahasiswaan agar […]

Artikel 50 UKM UGM Mengikuti Audit Mutu Internal 2024 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Keberhasilan para alumni dalam berkiprah di pemerintahn, industri maupun di masyarakat tidak semata-mata dari nilai-nilai dan karakter mereka dapatkan selama di kelas. Ada saja pengalaman-pengalaman kepemimpinan  dalam mengelola organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) berhasil membawa mereka pada kesuksesan dalam berkarir setelah lulus. Oleh karena itu, UGM berkomitmen untuk melakukan perbaikan terkait pengelolaan organisasi kemahasiswaan agar tradisi mengelola organisasi yang dilakukan oleh mahasiswa semakin berkualitas sehingga memberi dampak bagi pengembangan kompetensi dan kepemimpinan.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si menuturkan kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh bagaimana para pengelola universitas dan fakultas mampu menyediakan fasilitas untuk aktivitas para mahasiswa agar bisa diakses. Dengan begitu para mahasiswa diharapkan bisa nyaman di dalam belajar baik di kelas maupun di luar kelas. “Tentu kegiatan unit kegiatan mahasiswa ini adalah bagian dari upaya kita agar potensi dan kapasitas mahasiswa di bidang seni, di bidang olahraga maupun leadership keorganisasian itu bisa ditempa”, ujarnya di ruang Multimedia 1 UGM, Senin (2/12) saat memberikan pengarahan kegiatan Sosialisasi Monitoring dan Evaluasi Unit Kegiatan mahasiswa UGM tahun 2024.

Seiring tuntutan peningkatakan kinerja Unit Kegiatan Mahasiswa, Direktorat Kemahasiswan UGM melakukan audit kegiatan UGM yang diharapkan mampu membantu agar mahasiswa memiliki ruang dan arena latihan untuk menilai kinerjanya sendiri. “Dalam evalusi dan monitoring yang merupakan cara kita mengaudit seperti sekarang ini bukanlah bersifat terlalu administratif dan membebani, atau mengajari  membuat kuitansi yang jelimet melainkan yang lebih penting soal values apa yang ditempatkan sebagai dasar kita melakukan aktivitas,”terangnya.

Prof. Dr. Indra Wijaya Kusuma, M.B.A selaku Kepala Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi Universitas (SPRMU) UGM mengatakan kegiatan Audit Mutu Internal pada 50 UKM ini diharapkan agar masing-masing pengelola yang telah menjalankan kegiatan-kegiatannya diharapkan melakukan evaluasi. Hasil dari evaluasi tersebut akan dipakai untuk melakukan perbaikan. Kalaupun sudah tercapai maka hasil tersebut juga akan dipergunakan untuk meningkatkan standar yang lebih tinggi. Sehingga kegiatan Audit Mutu Internal UKM 2024 ini sekaligus untuk memastikan semua temuan-temuan yang terjadi pada siklus tahun sebelumnya bisa ditindaklanjuti, dan jika terdapat  kekurangan-kekurangan bisa ditindaklanjuti. “Kita ingin melihat kesesuaian arah dan pelaksanaan pengelolaan dari ormawah ini. Memetakan kesiapan ormawa dalam menyiapkan strategi dan program atas agenda transformasi ormawah UKM dalam grade 1, 2, atau 3. Semua UKM ini akan kita cermati kemudian kita petakan kemungkinan peluang-peluang peningkatan untuk ormawah. Jadi lingkupnya ada dua yang ingin dicapai dalam kegiatan kali ini terkait data dalam transformasi ormawah, dan soal strategi ormawah dalam mempersiapkan paradigma baru bidang kemahasiswaan”, imbuhnya.

Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan, Dr. Hempri Suyatna, S. Sos., M. Si mengakui kegiatan-kegiatan Ormawa selama ini cenderung kurang berorientasi berkelanjutan. Termasuk soal manajemen event yang terkadang malah nombok. Karenanya, ia berkeinginan mendorong UKM-UKM di UGM bisa menjadi lebih mandiri. Apalagi wacana Peraturan Rektor juga mendorong nantinya pengurus tidak hanya menjabat kepengurusan setahun, namun terutama menyangkut ketua bisa dipilih untuk tahun kedua. “Ini yang sebenarnya ingin kita dorong sehingga program-program UKM-UKM bisa berkelanjuta. Kita harapkan kedepan adalah adanya  konteks tata kelolaan organisasi yang inklusif berbudaya, prestasi, reputasi, peduli, kolaborasi, kompetensi, dan mandiri”, paparnya.

Penulis : Agung Nugroho

Foto : Donnie

Artikel 50 UKM UGM Mengikuti Audit Mutu Internal 2024 pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/50-ukm-ugm-mengikuti-audit-mutu-internal-2024/feed/ 0
Mahasiswa dan Dosen UGM Gelar Aksi Bersih Sungai Boyong https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-dan-dosen-ugm-gelar-aksi-bersih-sungai-boyong/ https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-dan-dosen-ugm-gelar-aksi-bersih-sungai-boyong/#respond Mon, 25 Nov 2024 06:16:11 +0000 https://ugm.ac.id/?p=73194 Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik (MSA) Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada mengadakan kegiatan pengabdian Padukuhan Jaban, Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman dengan aksi bersih-bersih sungai, penebaran benih ikan dan udang, serta pemasangan papan anjuran/larangan di sepanjang pinggir Sungai Boyong, Minggu (24/11). Dr. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si selaku Koordinator Pelaksana Pengabdian mengatakan kegiatan […]

Artikel Mahasiswa dan Dosen UGM Gelar Aksi Bersih Sungai Boyong pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik (MSA) Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada mengadakan kegiatan pengabdian Padukuhan Jaban, Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman dengan aksi bersih-bersih sungai, penebaran benih ikan dan udang, serta pemasangan papan anjuran/larangan di sepanjang pinggir Sungai Boyong, Minggu (24/11).

Dr. Eko Setyobudi, S.Pi., M.Si selaku Koordinator Pelaksana Pengabdian mengatakan kegiatan pengabdian dimaksudkan untuk menjaga ekosistem perairan. Dengan upaya menjaga dan melestarikan sungai diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat, sekaligus berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan perairan, khususnya sungai. “Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat rutin yang dilakukan Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik (MSA) Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan melestarikan sungai untuk kehidupan”, ujarnya.

Untuk kegiatan kali ini melibatkan lebih dari 75 peserta yang terdiri dari dosen Prodi MSA, mahasiswa baik S-1 dan S-2, dan perwakilan masyarakat dan bersinergi dengan Kelompok Penggiat Lingkungan Sungai (KPLS) Sungai Boyong dan Buntung, Desa Sinduharjo. Secara kebetulan kegiatan pengabdian bersamaan dengan acara Merti Kali. “Kebetulan pas, jadi Merti Kali ini sebagai ungkapan rasa terima kasih masyarakat kepada sungai yang menjadi bagian penting bagi kehidupan mereka”, terang Eko Setyobudi.

Prof. Dr. Ir. Djumanto, M.Sc selaku Ketua Program Studi MSA menyambut baik kegiatan pengabdian kali ini. Menurutnya ditengah perubahan lingkungan saat ini penting melakukan upaya memelihara dan melestarikan ekosistem perairan, termasuk sungai.

Dengan ekosistem yang sehat, disebutnya, akan memberikan layanan ekologi yang lebih baik, dan dapat menunjang kehidupan masyarakat sekitar. Ia menilai kualitas air di Sungai Boyong tetap bersih meskipun di musim kemarau. Dengan kondisi ini tentunya menjadi berita baik untuk keberlanjutan biota perairan dan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya perikanan. ”Kita semua berharap kegiatan penebaran benih ikan dan bersih-bersih sungai dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Dengan adanya program-program seperti ini, kita berharap akan meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menjaga kebersihan sungai dan keberlanjutan sumber daya perikanan”, jelasnya.

Selain bersih-bersih sungai, pengabdian masyarakat yang dilakukan secara rutin oleh Program Studi MSA juga dilakukan tebar benih ikan untuk beberapa lokasi. Penebaran benih ikan diutamakan spesies endemik dan tidak invasive berupa 8000 benih ikan nilem dan 1250 benih udang galah. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan keragaman hayati sekaligus mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan yang berkaitan dengan ekosistem perairan.

Ketua KPLS, Sumadi menyatakan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan ini. Ia berharap kegiatan pengabdian semacam ini akan terus dilakukan untuk program-program berikutnya. Iapun berharap informasi kegiatan pengabdian bersih-bersih sungai dan tebar ikan dapat tersebar luas. “Sungai Boyong merupakan salah satu sungai penting di wilayah Kabupaten Sleman, dan memiliki air yang cukup melimpah meskipun pada saat musim kemarau. Kita juga bersyukur karena saat ini bersamaan dengan penyelenggaraan Boyong Edufest, yang salah satunya adalah pameran poster dari kegiatan mahasiswa Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM”, ucap Sumadi.

Penulis : Agung Nugroho

Foto      : Dok.Prodi MSA

Artikel Mahasiswa dan Dosen UGM Gelar Aksi Bersih Sungai Boyong pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-dan-dosen-ugm-gelar-aksi-bersih-sungai-boyong/feed/ 0
Pemkab Malinau Gandeng Puspar UGM Merancang Pembangunan Taman Budaya https://ugm.ac.id/id/berita/pemkab-malinau-gandeng-puspar-ugm-merancang-pembangunan-taman-budaya/ https://ugm.ac.id/id/berita/pemkab-malinau-gandeng-puspar-ugm-merancang-pembangunan-taman-budaya/#respond Thu, 07 Nov 2024 08:59:36 +0000 https://ugm.ac.id/?p=72592 Festival Irau sebagai kegiatan tahunan merupakan gelaran seni budaya yang rutin diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Sayang sehabis perhelatan festival selesai aktivitas seni budaya pun turut terhenti. Oleh karena itu, diperlukan upaya mengembangkan festival Taman Budaya Malinau di kemudian hari diharapkan dapat menjadi Simbol Budaya dengan membangun ruang-ruang aktivitas yang mewadahi kegiatan budaya, […]

Artikel Pemkab Malinau Gandeng Puspar UGM Merancang Pembangunan Taman Budaya pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Festival Irau sebagai kegiatan tahunan merupakan gelaran seni budaya yang rutin diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Sayang sehabis perhelatan festival selesai aktivitas seni budaya pun turut terhenti. Oleh karena itu, diperlukan upaya mengembangkan festival Taman Budaya Malinau di kemudian hari diharapkan dapat menjadi Simbol Budaya dengan membangun ruang-ruang aktivitas yang mewadahi kegiatan budaya, seperti bangunan utama 2 Theater Hall Indoor dengan kapasitas 500 orang dalam setiap hall, dan plaza budaya sebagai ruang pertunjukan outdoor dengan kapasitas kuran lebih 1000 orang.

Hal itu mengemuka dalam FGD Laporan Akhir Perencanaan Pengembangan Taman Budaya Malinau hasil kerja sama Pemkab Malinau bersama Pusat Studi Pariwisata UGM. di kompleks Kantor Kabupaten Malinau, Rabu (6/11).

Peneliti Puspar UGM, Dr. Destha Titi Raharjana sebagai anggota tim penyusun menegaskan dari perspektif pariwisata, taman budaya yang diimpikan ini mampu tampil sebagai produk budaya yang beridentitas. Malinau, disebutnya sebagai kabupaten dengan luasan terbesar di Kalimantan Utara, dan di kabupaten ini terhimpun 11 suku Dayak yang dapat hidup berdampingan. “Ini momentum pembangunan proyek berjangka panjang jangan hanya menjadi wacana. Perlu kiranya dicarikan dukungan dari kementerian, seiring keberadaan Kementerian Kebudayaan, Kementerian Ekonomi Kreatif, dan Kementerian Pariwisata,” katanya.

Sekda Pemkab Malinau, Dr. Ernes Silvanus, S.Pi, MM,.MH., mengatakan potensi keragaman suku Dayak beserta beberapa paguyuban masyarakat lainnya yang tinggal bersama di Bumi Intulun sangat perlu difasilitasi dengan wadah atau ruang yang representative agar para pekerja seni dapat mengekspresikan kreativitasnya.

Ernes menegaskan banyak kegiatan seni yang dilakukan warga masih menghadapi kendala diantaranya kesulitan menemukan tempat untuk latihan. “Tidak sedikit dari para generasi muda yang terkadang melakukan latihan di dalam ruangan kantor, di halaman dan tempat lain sebisanya yang memungkinkan untuk latihan,” ujarnya.

Ia mengharapkan konsep Taman Budaya Malinau nantinya dapat dijadikan ruang bersama untuk berlatih dan menampilkan keunikan sebelas suku di Malinau bersama paguyuban masyarakat lainnya. Harapannya, Malinau memiliki ruang dan tempat untuk pelestarian, pembinaan dan pengembangan kebudayaan Malinau. Beberapa jenis bangunan yang akan diwujudkan antara lain penyediaan rumah-rumah adat dari sebelas suku di Malinau. Bangunan-bangunan tersebut kelak menjadi alternative ruang akomodasi bagi wisatawan yang hendak merasakan pengalaman budaya berbeda selama di Malinau.

Kelik Sugiarto Atmaja, S.Ars dari tim arsitek dalam kajiannya menjelaskan rencana pembangunan Taman Budaya ini menempati lahan seluas 3,8Ha. Berlokasi di lahan milik pemerintah. Lokasi dirancang di dekat Kantor Desa Kuala Lapang dan Museum Malinau. “Calon lokasi Taman Budaya Malinau secara existing sangat strategis dijangkau”, terangnya.

Lokasi didominasi lahan berkontur, diantaranya masih banyak pepohonan dan beberapa bagiannya masih ada rawa-rawa. Kondisi ini mencerminkan karakteristik topografi dari Malinau sendiri yang nantinya tetap akan dioptimalkan sebagai landscape Taman Budaya Malinau.

Lebih lanjut, Kelik menjelaskan Taman Budaya Malinau dirancang dengan konsep Simpul Budaya yang dapat diartikan dan dianalogikan sebagai tali penyatu keberagaman antarbudaya. Taman Budaya Malinau inipun kelak dapat difungsikan sebagai pengikat budaya Malinau dengan keragaman sebelas suku Dayak, keragaman seni-tari yang dilestarikan, keragaman seni ukir, dan lainya.

Bagi Kelik eksistensi Taman Budaya Malinau di kemudian hari diharapkan dapat menjadi Simbol Budaya Kabupaten Malinau. Implementasi desainnya diwujudkan dengan adanya ruang-ruang aktivitas yang mewadahi kegiatan budaya, seperti bangunan utama 2 Theater Hall Indoor dengan kapasitas 500 orang dalam setiap hall, dan plaza budaya sebagai ruang pertunjukan outdoor dengan kapasitas kurangan lebih 1000 orang. “Ada juga sebelas rumah adat sebagai historical landscape yang akan ditempatkan pada landscape yang berkontur dekat rawa mengikuti kondisi aslinya sehingga nantinya masyarakat dapat melakukan tracking di area tersebut”, ucapnya.

Terhadap gagasan pendirian Taman Budaya Malinau inipun mendapat sambutan baik dari beberapa tokoh adat yang hadir diantaranya para tokoh dari Dayak Lundayeh, Dayak Kenyah, Dayak Abay, Dayak Tidung, dan lainnya. Beberapa dinas terkait yang turut memberikan pandangannya. Para tokoh budaya yang hadir berharap proses pembangunan Taman Budaya Malinau mempergunakan jenis kayu Ulin sebagai bahan utama. Untuk tanaman mereka memberi masukan dengan menggunakan jenis tanaman lokal seperti kayu Meranti,kayu Kapur, kayu Gaharu, dan lainnya. Pun pemanfaatan tanaman buah-buahan lokal yang mudah ditemukan di wilayah Malinau.

Penulis : Agung Nugroho

Foto     : Dok.Kemenparekraf

 

Artikel Pemkab Malinau Gandeng Puspar UGM Merancang Pembangunan Taman Budaya pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/pemkab-malinau-gandeng-puspar-ugm-merancang-pembangunan-taman-budaya/feed/ 0
Ikut Jambore Selam Nasional, Mahasiswa UGM Jelajah Keindahan Bawah Laut Karimunjawa  https://ugm.ac.id/id/berita/ikut-jambore-selam-nasional-mahasiswa-ugm-jelajah-keindahan-bawah-laut-karimunjawa/ https://ugm.ac.id/id/berita/ikut-jambore-selam-nasional-mahasiswa-ugm-jelajah-keindahan-bawah-laut-karimunjawa/#respond Wed, 06 Nov 2024 06:48:31 +0000 https://ugm.ac.id/?p=72537 Mahasiswa UGM yang tergabung dalam UKM Selam baru saja ikut berpartisipasi dalam Jambore Selam Nasional ke-14 yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro sebagai tuan rumah, selama 7 hari pada 20—27 Oktober 2024 di Pulau Karimunjawa, Jawa Tengah. Pada tahun ini, Unit Selam UGM berkesempatan menjadi panitia yang berkolaborasi serta mengkoordinasi acara bersama dengan tuan rumah yakni […]

Artikel Ikut Jambore Selam Nasional, Mahasiswa UGM Jelajah Keindahan Bawah Laut Karimunjawa  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Mahasiswa UGM yang tergabung dalam UKM Selam baru saja ikut berpartisipasi dalam Jambore Selam Nasional ke-14 yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro sebagai tuan rumah, selama 7 hari pada 20—27 Oktober 2024 di Pulau Karimunjawa, Jawa Tengah. Pada tahun ini, Unit Selam UGM berkesempatan menjadi panitia yang berkolaborasi serta mengkoordinasi acara bersama dengan tuan rumah yakni UKSA-387, Research Diving and Fisheries Schooling, dan Marine Diving Club dari Universitas Diponegoro, dan mengirimkan 8 orang perwakilan dan panitia pada acara tersebut.

Kedelapan orang yang ditunjuk sebagai panitia dan delegasi oleh Unit Selam Universitas Gadjah Mada, ialah Antonius Nicholas Apriyanto, Barani Khayru Wahyudi Nugraha, Bazgheir Syams Muhammad Kisha, Dzar Faiq Alaqila, Laurencia Yulianto, Muhammad Raditya, Nicolas Christo Danendra Mahardika, dan Sabrina Alexa Tegar Biaro.

Antonius mengatakan kegiatan jambore ini para peserta berkesempatan  menjelajah keindahan bawah laut Karimunjawa sekaligus menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem laut.

Mengangkat tema “Discover The Paradise of Java”, katanya, para peserta memiliki kesempatan untuk menjelajahi keindahan bawah laut Pulau Karimunjawa yang merupakan taman nasional sejak tahun 2001. “Di sana, para peserta dapat menjelajahi laut Karimunjawa yang kaya akan biota laut, termasuk spesies langka seperti penyu sisik, penyu hijau, dan elang laut dada putih,” kata Antonius dalam keterangan tertulis yang dikirim ke wartawan, Rabu (6/11).

Laurencia, salah satu peserta Jambore Selam menuturkan petualangan para peserta Jambore Selam Nasional ke-14 ini dimulai pada 20 Oktober 2024 dengan berkumpul di Semarang untuk mengikuti upacara pembukaan yang diselenggarakan oleh UKSA-387, klub selam Universitas Diponegoro. Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Karimunjawa dengan titik keberangkatan di Pelabuhan Kartini, Jepara.  “Para peserta Jambore melanjutkan perjalanan laut selama 5 jam dari Jepara menuju Karimunjawa dengan menggunakan kapal feri,” katanyata

Selama tujuh hari di Karimunjawa, kata Laurencia, peserta Jambore tidak hanya mengikuti penyuluhan tentang konservasi oleh Balai Taman Nasional Karimunjawa (BTNKJ), tetapi juga menikmati keindahan bawah laut dengan menyelam di berbagai spot menarik seperti Genteng Shipwreck, Pulau Geleang, Indonoor Shipwreck, Tanjung Gelam, Pulau Sintok, Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Taka Menjangan, dan Pulau Cilik. “Sebagai penutup kegiatan, para peserta Jambore turut serta dalam aksi Coastal Clean Up di sebelah timur alun-alun Karimunjawa,” kenangnya.

Penulis : Leony

Editor : Gusti Grehenson

Foto : Dok. UKM Selam

Artikel Ikut Jambore Selam Nasional, Mahasiswa UGM Jelajah Keindahan Bawah Laut Karimunjawa  pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ikut-jambore-selam-nasional-mahasiswa-ugm-jelajah-keindahan-bawah-laut-karimunjawa/feed/ 0
Pustral UGM dan Pelindo Launching Buku Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia https://ugm.ac.id/id/berita/pustral-ugm-dan-pelindo-launching-buku-kapita-selekta-pengembangan-pelabuhan-di-indonesia/ https://ugm.ac.id/id/berita/pustral-ugm-dan-pelindo-launching-buku-kapita-selekta-pengembangan-pelabuhan-di-indonesia/#respond Sat, 02 Nov 2024 00:30:11 +0000 https://ugm.ac.id/?p=72347 Angkutan darat masih menjadi moda transportasi dominan di tanah air, namun moda angkutan laut terus mengalami perkembangan yang menggembirakan dari tahun ke tahun. Bahkan angkutan laut sebagai salah satu moda transportasi terus mengalami perkembangan pesat akhir-akhir ini. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada lima pelabuhan utama di Indonesia, yaitu Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, […]

Artikel Pustral UGM dan Pelindo Launching Buku Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Angkutan darat masih menjadi moda transportasi dominan di tanah air, namun moda angkutan laut terus mengalami perkembangan yang menggembirakan dari tahun ke tahun. Bahkan angkutan laut sebagai salah satu moda transportasi terus mengalami perkembangan pesat akhir-akhir ini. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada lima pelabuhan utama di Indonesia, yaitu Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Balikpapan, dan Makassar, telah mengangkut sebanyak 86,8 juta ton barang pada tahun 2023. Besaran tersebut meningkat dibandingkan tahun 2017 sebesar 72,4 juta ton barang atau tumbuh rerata 3 persen per tahun.

Prof. Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit, M.Sc., IPU., APEC.Eng, peneliti senior Pustral UGM sekaligus Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM, menilai pentingnya peran angkutan laut perlu mendapat dukungan prasarana dan sarana yang memadai. Salah satunya adalah pelabuhan karena dalam perannya pelabuhan menjadi salah satu titik simpul utama dalam rantai logistik di Indonesia.

Pelabuhan dalam perannya membangun interkoneksi antar wilayah. Secara nasional, pelabuhan menghubungkan berbagai pulau dan wilayah di Indonesia untuk mendukung pemerataan ekonomi melalui perdagangan dan distribusi logistik. Secara global, pelabuhan di Indonesia berpotensi menjadi hub atau penghubung ke banyak negara seperti di Timur Tengah, Eropa, dan Cina. “Potensi ini saya kira perlu dioptimalkan agar Indonesia, sebagai poros maritim dunia, dapat bersaing dengan negara-negara maju di sektor kepelabuhanan”, ujarnya di Kampus UGM, Sabtu (2/11) menanggapi telah diluncurkannya seri Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia yang diluncurkan pada 12 oktober di di Royale Jakarta Golf Club.

Menurut Danang berbagai strategi perlu dilakukan agar kinerja pelabuhan dapat meningkat, salah satunya berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pengetahuan mengenai kepelabuhanan. Salah satu sumber penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah melalui buku dan referensi yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi di Indonesia. “Terbitnya buku-buku mengenai kepelabuhanan merupakan langkah konkret untuk mendukung strategi tersebut. Kita bersyukur Pelindo bersama Pustral UGM menginisiasi terbitnya buku seri Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia,” terangnya.

Buku Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia terdiri dari tiga volume yaitu Buku 1: Perspektif Kebijakan Pengembangan Pelabuhan di Indonesia (Indonesia Port Development Policy Perspectives), Buku 2: Pengelolaan Pelabuhan Berkelanjutan (Sustainable Port Management), dan Buku 3: Aspek Teknis dalam Pengembangan Pelabuhan (Technical Aspects of Port Development). Secara total, buku Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia terdiri dari 25 chapter yang melibatkan 58 penulis yang berasal dari 23 institusi perguruan tinggi dalam dan luar negeri, lembaga pemerintah, swasta dan BUMN.

Buku ini pun sudah melalui proses review yang dilakukan secara  akuntabel melalui peer-review oleh reviewer akademisi terkemuka, praktisi dan regulator serta para reviewer dari Pelindo yang sangat memahami seluk beluk mengenai penyelenggaraan pelabuhan. Keseluruhan proses dijalani selama sekitar enam bulan melalui tiga kali workshop dengan melibatkan para penulis, editor dan reviewer, serta proses konsinyering untuk finalisasi editorial.

Penulis : Agung Nugroho

Artikel Pustral UGM dan Pelindo Launching Buku Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/pustral-ugm-dan-pelindo-launching-buku-kapita-selekta-pengembangan-pelabuhan-di-indonesia/feed/ 0
GIK UGM Siap Gelar Seni Pertunjukan “The Life of Butoh” https://ugm.ac.id/id/berita/gik-ugm-siap-gelar-seni-pertunjukan-the-life-of-butoh/ https://ugm.ac.id/id/berita/gik-ugm-siap-gelar-seni-pertunjukan-the-life-of-butoh/#respond Mon, 02 Sep 2024 13:34:53 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70208 Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM) akan menyelenggarakan acara internasional Butoh bertajuk “The Life of Butoh” secara gratis di Joglo GIK UGM pada 4-6 September mendatang. Event ini akan menghadirkan empat performer terkemuka dari Jepang, yaitu Jun Amanto, Mutsumi-Neiro, Rina Takahashi, dan Minoru Hideshima, sedangkan dari Indonesia akan tampil enam performer senior […]

Artikel GIK UGM Siap Gelar Seni Pertunjukan “The Life of Butoh” pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM) akan menyelenggarakan acara internasional Butoh bertajuk “The Life of Butoh” secara gratis di Joglo GIK UGM pada 4-6 September mendatang. Event ini akan menghadirkan empat performer terkemuka dari Jepang, yaitu Jun Amanto, Mutsumi-Neiro, Rina Takahashi, dan Minoru Hideshima, sedangkan dari Indonesia akan tampil enam performer senior : Rianto, Fitri Setyaningsih, Broto Wijayanto, Anter Asmorotedjo, Endy Baroque, dan Mugiyono Kasido. The Life of Butoh akan menghadirkan live performance, tari kontemporer, pemutaran film Butoh, pameran poster Butoh, dan talkshow di setiap sesi.

Bambang Paningron, Head of Community & Experience GIK UGM mengungkapkan Butoh lahir sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi budaya Barat pasca Perang Dunia II, terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam perang Asia Timur Raya. Diciptakan oleh Kazuo Ohno dan Tatsumi Hijikata pada tahun 1950 bersamaan dengan perkembangan seni avant-garde di Eropa, Butoh menghadirkan pandangan baru tentang seni pertunjukan dengan menggabungkan elemen teater, tari, dan ekspresi tubuh yang ekstrem. “Gejala ini sangat menarik untuk dikaji karena Butoh terus mengalami transformasi, mengikuti perkembangan zaman dan berubah sesuai dengan gagasan dan tubuh yang baru,” ujarnya.

Bambang menjelaskan, Kazuo Ohno pelopor Butoh, pernah hadir di Taman Ismail Marzuki pada tahun 1980-an, Butoh juga pernah tampil di Yogyakarta pada tahun 2009 dengan acara bertajuk sama “The Life of Butoh”. Seringkali Butoh dikenal sebagai cerminan keikhlasan seniman dalam berekspresi dan kehidupan sehari-hari mereka. Dikenal karena penekanan pada ekspresi individual dan bentuk tubuh yang tidak terduga, Butoh menolak batasan-batasan konvensional dalam seni pertunjukan. GIK berharap event ini akan menjadi wacana baru dan bisa dikaji ulang bagaimana kesenian ini bisa berpengaruh di dunia dalam waktu yang singkat. “Bandingkan dengan Indonesia dengan seni pertunjukan yang jumlahnya tidak terhitung tapi masih belum berpengaruh besar, kecuali gamelan ya, karena bentuknya tangible. Kita akan banyak belajar dan diskusi terkait hal ini,” jelas Bambang.

Aji Wartono, Chief of Program GIK UGM, turut menjelaskan esensi dari pentingnya menampilkan seni Butoh di GIK UGM. Sebagai entitas yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan, estetika (seni budaya), dan teknologi, sinergi antara ketiga aspek ini akan lebih optimal jika diapresiasi oleh mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum. Menurutnya, ilmu pengetahuan-seni budaya-dan teknologi bukan merupakan entitas yang berbeda tetapi harus bersatu dan saling melengkapi. Ilmu pengetahuan dan teknologi membuat penemuan-penemuan untuk kemudahan hidup, kemudian seni budaya memberikan sentuhan humanis agar lebih bisa dirasakan oleh manusia, dan GIK merasa harus memberikan ruang tersebut melalui seni pertunjukan “The Life of Butoh”.

“Kita juga harus belajar dan melihat budaya-budaya yang lain, hal ini akan menjadi titik tolak dalam meluaskan wawasan dan mengembangkan seni dan budaya kita sendiri,” ungkap Aji. Lebih lanjut, Aji menerangkan bahwa GIK sebagai hub harus menghubungkan berbagai bidang, komunitas, dan entitas, sehingga diharapkan kegiatan ini tidak hanya sekedar pentas tapi bisa menghasilkan sesuatu yang berharga dan baru dari kolaborasi yang akan terjadi. Kolaborasi seniman Butoh dari Indonesia dan Jepang ini sekaligus sebagai fasilitator pertukaran budaya lintas negara untuk melestarikan warisan budaya global.

Aji memastikan bahwa seniman yang akan ditampilkan adalah seniman yang memang memiliki kapasitas sebagai performer seni pertunjukan Butoh. “Ini merupakan kesempatan langka untuk menyaksikan Butoh di Yogyakarta, setelah terakhir kali acara serupa digelar di kota ini 15 tahun yang lalu. Jadi jangan lupa untuk hadir ya,” pesannya.

Penulis/Foto: Triya Andriyani

Artikel GIK UGM Siap Gelar Seni Pertunjukan “The Life of Butoh” pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/gik-ugm-siap-gelar-seni-pertunjukan-the-life-of-butoh/feed/ 0
UGM Ramaikan Pameran Pendidikan di SMA Pradiptia Dirgantara Solo https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-ramaikan-pameran-pendidikan-di-sma-pradiptia-dirgantara-solo/ https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-ramaikan-pameran-pendidikan-di-sma-pradiptia-dirgantara-solo/#respond Sun, 25 Aug 2024 13:35:30 +0000 https://ugm.ac.id/?p=70167 El Neira Kaylafi Laksono bersama kawan-kawannya terlihat sumringah bertandang di Stand UGM pada perhelatan Education Expo 2024 yang diselenggarakan oleh SMA Pradiptia Dirgantara, Solo pada 23 – 24 Agustus 2024 lalu. Siswa kelas 12 SMA Pradiptia Dirgantara ini tengah antusias mencari informasi penerimaan mahasiswa di Stand UGM. ”Saya tertarik mengambil program IUP Computer Science karena […]

Artikel UGM Ramaikan Pameran Pendidikan di SMA Pradiptia Dirgantara Solo pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
El Neira Kaylafi Laksono bersama kawan-kawannya terlihat sumringah bertandang di Stand UGM pada perhelatan Education Expo 2024 yang diselenggarakan oleh SMA Pradiptia Dirgantara, Solo pada 23 – 24 Agustus 2024 lalu. Siswa kelas 12 SMA Pradiptia Dirgantara ini tengah antusias mencari informasi penerimaan mahasiswa di Stand UGM. ”Saya tertarik mengambil program IUP Computer Science karena program ini bagus dan UGM juga dekat dengan tempat tinggal saya,” ungkap Neira.

Temannya, Atika Nursiwi Lestarie, yang juga sama-sama duduk di kelas 12 tak kalah aktif bertanya menggali informasi program studi yang ia minati. Atika berujar, ia senang sekali bisa datang ke stand UGM. Baginya karena UGM termasuk salah satu top universitas di Indonesia, dia sangat tertarik untuk kuliah di sana terutama pada Program Studi Teknik Mesin. ”Stand UGM sangat informatif dan saya mendapatkan semua informasi yang saya perlukan sebagai bahan pertimbangan studi lanjut ke UGM,” ujarnya.

Koordinator Promosi dan Kesekretariatan Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM, Sri Haryanti, S.Pd., M.Pd., menyambut baik undangan dari SMA Pradiptia Dirgantara untuk berpartisipasi dalam education fair tersebut. ”Partisipasi UGM ini selain untuk mempromosikan program studi yang ada di UGM, juga sebagai upaya untuk mendekatkan diri dengan calon-calon mahasiswa di sekolah-sekolah menengah agar mereka bisa dengan mudah mengakses informasi tentang UGM,”  terang Sri.

Para pengunjung pameran bisa mendapatkan informasi seputar program studi unggulan yang ada di UGM termasuk informasi prospek karir tiap program studi, juga informasi atmosfer perkuliahan di UGM. Pengunjung juga bisa mendapatkan gambaran proses seleksi dan jalur masuk di UGM secara detail. Selain itu, para pengunjung juga bisa berfoto di stand UGM, lalu mengunggah foto tersebut dengan menyebut akun media sosial UGM yaitu IG Admisi UGM dan IG Akademik UGM. Menurut Sri Haryanti, ini juga bisa memberikan rasa kebanggaan tersendiri bagi para pengunjung stand.

Ditambahkan Sri Haryanti, pada hari berikutnya, UGM juga berkesempatan memberikan presentasi seputar Program Unggulan dan Jalur Masuk UGM kepada 350 siswa kelas 12 dan 50 guru di SMA Pradiptia Dirgantara yang disampaikan oleh Koordinator Bidang Penerimaan Mahasiswa, Ahmad Sulaiman, Sp.Pd. M.Pd. Diskusi semakin interaktif saat para siswa ini antusias mengajukan pertanyaan kepada narasumber sosialisasi.

Tak hanya kemudahan akses informasi. Di stand UGM, para pengunjung bisa merasakan pengalaman mengenakan jas almamater UGM. ”Ini juga bisa menjadi sarana untuk membangun mimpi ya saat adik-adik siswa siswi mencoba jas almamater UGM, bisa lebih termotivasi dan menarik minat mereka untuk masuk ke UGM”, terang Sari Wulandari, Petugas Stand UGM dalam pameran tersebut.

Selain UGM, hadir pula 24 perguruan tinggi lainnya, baik Perguruan Tinggi dari dalam negeri maupun luar negeri yang turut membuka stand pada education fair ini. Tak hanya murid dan orang tua murid dari SMA Pradiptia saja yang hadir dalam pameran tersebut, peserta siswa siswi dari sekolah lain pun turut datang berkunjung ke stand UGM.

Reportase : B. Diah Listianingsih

Penulis      : Triya Andriyani

Artikel UGM Ramaikan Pameran Pendidikan di SMA Pradiptia Dirgantara Solo pertama kali tampil pada Universitas Gadjah Mada.

]]>
https://ugm.ac.id/id/berita/ugm-ramaikan-pameran-pendidikan-di-sma-pradiptia-dirgantara-solo/feed/ 0